Tiga hari full, Dinda dicueki oleh Vian. Gadis itu uring-uringan dirumah maupun di sekolah. Setiap ketemu Vian, cowok itu seperti menghindar, bahkan dikantin saja saat makan bersama Vian jarang ngomong dan kalau ngomong pun singkat.
"Vian masih cuek sama gue Gin, gimana dong?" tanya Dinda yang mulai pasrah.
Kedua gadis itu sedang berada di rooftop, menikmati angin siang yang nyaman sekali ketika menerpa wajah dan kulit.
"Gimana kalau kita buat rencana!" usul Gina dengan senyum penuh artinya.
"Rencana apaan dah?"
Gina mendekatkan kepalanya ke telinga Dinda dan berbisik menjelaskan ide rencananya.
"Nggak ah! Gue takut," tolak Dinda tidak berani ambil resiko kalau nanti Vian marah.
"Tenang, biar gue yang tanggung jawab kalau cowok Lo marah," kata Gina mengambil alih.
"Yakin?" tanya Dinda.
"Iya, tenang aja," kekehnya.
"Btw siapa yang bisa kita minta bantu buat suksesin rencana ini?" tanya Dinda.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com