webnovel

My wife is a boy

Tác giả: Solandra
LGBT+
Hoàn thành · 802.9K Lượt xem
  • 102 ch
    Nội dung
  • 4.9
    27 số lượng người đọc
  • NO.200+
    HỖ TRỢ
Tóm tắt

Algis dengan terpaksa menuruti kemauan ibunya. Ia dipaksa menggantikan Ajeng kakaknya untuk menikah. Dikarenakan Ajeng kabur meninggalkan rumah ketika hari pernikahan. Algis seorang pemuda yang manis harus pura pura menjadi pengantin wanita demi menyelamatkan nama baik keluarganya. lalu bagaimana cerita selanjutnya??? apa yang terjadi setelah itu?? apa yang terjadi ketika ajeng kembali dan meminta calon suaminya yang sempat ia tinggalkan

Thẻ
4 thẻ
Chapter 1Menikah

"Tolong Ibu nak..." pinta Bu Ambar wanita paruh baya namun masih terlihat cantik.Ia menatap memohon kearah mata anak bungsu yang berdiri di hadapannya. Wajah pemuda itu tampak gelisah, ia ingin menolak permintaan ibu tersayangnya itu.

"Ibu, Algis gak mau Bu...ini menipu namanya. Dan Algis ini cowok Bu, gimana Algis bisa gantiin Kak Ajeng sih Bu?"

Algis mencoba memberi pengertian pada Bu Ambar namun wajah sang Ibu nampak makin sedih dan putus asa. Wanita itu kembali meraih pergelangan tangan putranya dan menggegam erat tangan Algis.

"Ibu mohon Gis, ibu mohon, gantikan posisi Kakak mu. kalau kamu gak nolong Bapak dan Ibu bagaimana Ibu bisa menghadapi para tamu undangan, lebih lebih keluarga Pak Suryadi."

Algis menatap kearah wajah ibunya yang nampak mulai menua namun tetap masih terlihat ayu. Ia merasa tidak tega kalo harus melihat wajah itu bersedih dan menahan malu karena perbutan kakak perempuannya, Ajeng. Gadis yang seharusnya saat ini berada di depan meja rias, gadis yang seharusnya melangsungkan pernikahan hari ini. Akan tetapi gadis itu justru tidak ada di tempat. Dia kabur. Meninggalkan pernikahannya tanpa ada seorang pun yang tau kenapa.

Mengetahui anak gadisnya pergi meninggalkan rumah beberapa jam sebelum pernikahan, membuat Bu Ambar sang ibu panik bukan main. Rumah sudah penuh tamu undangan keluarga dari mempelai pria sudah datang menunggu, apa yang akan dia katakan pada semua orang. Anak saya kabur??? Sungguh itu tidak lucu tidak terbayang betapa malu dan kacaunya jika ia mengatakan itu pada tamu undangan dan keluarga mempelai pria.

Hingga munculah ide nekat untuk menyelesaikan masalah genting yang ia hadapi.

"Baik lah Bu...tapi Algis gak akan ikut campur sama akibatnya," jawab Algis akhirnya.

Bu Ambar wanita paruh baya itu menghela nafas lega, perlahan genggaman tangannya merenggang ia mengulurkan jari tangan kearah wajah Algis membelai lembut wajah putra kesayangannya itu.

"Trimaksih ya Nak....hanya untuk hari ini saja. Setelah ini Ibu akan menjelaskan pada semuanya. Setidaknya kalau para tamu undangan sudah pulang."

Algis hanya diam.

Bu Ambar membawa Algis masuk ke kamar, di dalam kamar sudah ada tukang rias dan seorang asisten rias. Sepertinya mereka berdua sudah cukup lama menunggu pengantin wanita yang hendak dirias.

"Tut, ini anakku, buruan di rias dah gak ada waktu lagi Tut," kata Bu Ambar dengan wajah gelisah dan terburu buru. Bu Ambar membimbing Algis duduk di kursi menghadap cermin rias. Tukang rias pengantin yang bernama Tutik yang tak lain adalah sahabat Bu Ambar bingung, bengong, mulutnya sedikit membuka seperti ingin mengatakan sesuatu.

"Lha kok bengong sih Tut..buruan di rias."

Bu Ambar gemas.

sang rias pengantin masih bengong mulutnya masih seperti ingin mengatakan sesuatu.

"Algis minta di rias juga ya mbak yu.." tanya si rias pengantin dengan wajah penuh heran.

"Rias Algis Tut..gunakan seluruh kemampuanmu buat Algis jadi pengantin wanita paling cantik hari ini"

Si rias pengantin dan asistennya terkejut, mata mereka melotot tidak percaya di kepala mereka tiba-tiba timbul banyak pertanyaan kenapa ada apa.

"Aku gak bisa jelasin sekarang, pokoknya kamu kerjain aja apa yang aku minta. Waktunya dah mepet banget ini," kata Bu Ambar seakan tau apa yang dipikirkan sahabatnya itu. Wajah Bu Ambar makin frustasi dari sebelumnya.

Tanpa banyak bertanya lagi Tutik dan asistennya mulai merias wajah Algis menjadikannya pengantin wanita, yang akan menggantikan Ajeng gadis yang harusnya ia rias hari ini. Algis hanya diam selama di rias, sesekali dia bersin ketika bedak tabur dan lainya di oleskan kewajahnya.

Algis dan Ajeng wajah mereka mirip. meskipun mereka bukan saudara kembar, namun mereka mempunyai wajah yang tak jauh berbeda. Bedanya hanyalah Ajeng prempuan dan Algis laki laki.

Meskipun laki laki-laki Algis punya tubuh yang ramping dia tidak begitu tinggi tapi juga tidak pendek. Wajahnya tampan tapi cenderung cantik. Kulitnya putih dan halus meski dia tidak pernah melakukan perawatan. Banyak orang yang salah paham, tak sedikit orang yang mengira Algis adalah prempuan. Nyata nya dia laki-laki tapi laki-laki yang manis.

Tak berapa lama akhirnya tukang rias pengantin , si Tutik menyelesaikan pekerjaannya. Kini berdiri Algis di hadapan Bu Ambar ibunya.

Algis tampak cantik jelita dengan balutan kebaya moderen. Wajahnya yang cenderung cantik tidak menyusahkan perias pengantin untuk membuat Algis lebih cantik dengan riasan pengantin.

Bu Ambar terpana melihat Algis, meskipun ia adalah ibu yang mengandung dan melahirkan Algis tapi dia tidak menyangka kalau Algis akan begitu menawan. Kebaya yang ia beli untuk anak gadisnya tampak pas dan indah di tubuh Algis. Seakan baju itu dibeli dengan ukuran badan Algis.

Mata Bu Ambar berkaca kaca, air mata seakan ingin keluar. Namun ia tahan. Dia merasa haru, terpana, sedih, juga merasa bersalah. Merasa bersalah karena dia akan menipu banyak orang menjadikan anak laki-lakinya menjadi pengantin wanita.

"Ya udah ayok turun Gis, semua orang nunggu di bawah."

Bu Ambar menggandeng tangan Algis. beberapa kali Algis memegangi kepalanya dia merasa kepalanya sakit berat karna sanggul. Juga pusing dengan bau segala macam entah apa yang disemprotkan ke wajah dan rambutnya selama di rias.

"Drama macam apa ini ya bu?" gumam sang asiten perias pengantin selepas kepergian Bu Ambar dan Algis dari kamar.

"Entah lah... yang penting pulang kita di bayar."

Sang asisten mengangguk. Sambil mengemasi peralatan make up.

Di lantai bawah sudah banyak tamu undangan yang tidak sabar menunggu acara di mulai. Mata mereka tiba tiba serempak menuju kearah tangga. Dari lantai atas , Bu Ambar turun perlahan sambil menggandeng tangan Algis.

Semua mata terpana melihat betapa cantik dan menawan si pengantin wanita, tentu saja mereka anggap itu adalah Ajeng pengantin wanita yang sebenarnya.

"Ya tuhan Ajeng cantik banget kamu," kata salah satu tamu yang tidak bisa menahan kekaguman nya.

Tak jauh dari para tamu sudah ada mempelai pria yang bersiap diri di depan penghulu.

Pria itu menoleh kearah Algis, tak ada ekspresi. Hanya melihat tanpa minat.

Tak ada tatapan kagum seperti orang lain. Biasa saja. Santai.

Bu Ambar dan Algis berjalan kearah mempelai pria dan penghulu.

Algis kembali gelisah, wajahnya pucat keringat dingin mulai keluar dari keningnya. Bu Ambar berkali kali berbisik menenangkan Algis. Namun tidak mengurangi kegugupan Algis, hati Algis berkecamuk tak karuan. Dia takut gugup, dia sedih, terluka.

Bagaimana mungkin tiba tiba-tiba saja dia akan menikah celakanya menikah dengan seorang pria. Ini tidak benar! Teriak Algis dalam hati ingin ia menghentikan lelucon ini namun tak bisa ia lakukan tatapan wajah ibu penuh mohon membuatnya tak berdaya selain diam mengikuti apa yang terjadi.

"Bu..Algis kemana??? Kok Bapak gak liat dari tad," bisik pak Prayitno pada Bu Ambar istrinya.

"Algis di kamar Pak..dia pusing dan mau istirahat bentar," dusta Bu Ambar.

"Mungkin kecapekan ya Bu dia banyak bantu Bapak beberapa hari ini. Sayang banget dia lewatin ijab qobul kakaknya."

Bu Ambar hanya mengaguk.

Matanya kembali menatap kearah Algis.

acara segera di mulai, Algis dan mempelai pria di sampingnya duduk menghadap penghulu. Di sisi kiri Algis, ada Bapak dan Ibunya. Begitu pula dengan mempelai pria di sisi kanannya ada kedua orang tuanya.

"Baik lah...mari kita mulai saja."

"Tu-tunggu!!!!!!!"

Pak penghulu tidak melanjutkan kata katanya. Suasana menjadi hening. Semua mata memandang kearah munculnya suara itu.

"Ada apa Nak..." Bu Ambar menoleh kearah Algis. Jantungnya dag dik duk der.

"Pak penghulu, bisa gak ijab qobulnya dilewati saja?"

Semua terkejut dengan permintaan Algis para tamu kasak kusuk mulai berbisik. Tak mengerti. Semua yang ada di ruangan itu tak ada yang mengerti..Bagaimana mungkin menikah tanpa ada ijab qobul.

Lalu sahnya dari mana??.

"Ajeng, jangan bercanda tho nak,.kamu ini kalo mu sah jadi istri orang harus ijab qobul dulu. Duh anak bapak ini bercanda ya hehe.."

pak Prayitno tertawa geli.

"Ajeng mohon pak... tolong kita lewati saja. Bisa kan kita langsung tanda tangan sah gitu," Algis masih meminta.

"Mana bisa begitu. Sudah cepat di mulai Pak penghulu," sahut calon ibu mertua.

Algis menggigit bibir bawah.

Dia mulai panik tubuhnya gemetar, telapak tangannya dingin berkeringat. Bagaimana ini tolong siapapun selamatkan Algis. Sungguh Algis tidak mau jika harus melewati proses ijab qobul.

Biar bagaimanapun dia laki laki-laki. Mana mungkin seorang pria menikah dengan pria mengucap janji dalam pernikahan yang sakral. Dia tidak mau menyalahi ketentuan dalam keyakinan yang ia anut.

"Kita lewati saja."

suara berat itu mendadak membuat Algis menoleh kesamping kearah Panji sang mempelai pria. Begitupun semua orang.

"Kalau mau acara ini berjalan dengan lancar, lewati saja. Langsung tanda tangan di atas kertas lalu sah."

Kata-katanya seperti perintah, tak ada yang berani menolak sekalipun itu kedua orang tuanya. Seperti yang Algis mau pernikahan berjalan tanpa ada sesi ijab qobul. Panji dan Algis hanya menandatangani beberapa lembar kertas. Bapak penghulu para tamu undangan sebenarnya tidak mengerti dengan yang terjadi namun buat kedua orang tua panji itu bukan masalah buat mereka panji mau dinikahkan saja sudah untung.

Meskipun pernikahan berlangsung tidak seperti yang seharusnya. Bagi mereka intinya Panji punya istri hari ini titik.

Akhirnya semua acara selesai Panji dan Algis sah menjadi sepasang suami istri anggap saja begitu.

Semua tamu undangan dipersilahkan menikmati hidangan makanan yang di sediakan. Mereka nampak menikmati hidangan, namun tak sedikit yang masih menggunjing perihal pernikahan yang mereka anggap aneh.

Esok hari pasti akan jadi viral di sosila media. Tapi apa peduli Panji dan keluarganya, orang kaya bebas.

Panji dan Algis berdiri berdampingan menerima ucapan selamat dari para tamu kerabat dan relasi bisnis panji dan keluarga.

Kedua wajah mereka tidak tampak menunjukan wajah bahagia, Algis wajahnya tak henti menunjukan rasa gelisah tidak tenang. Sedangakan Panji dia berwajah datar sesekali terseyum samar ketika para tamu menghampiri dan mengucapkan selamat atas pernikahannya.

"Selamat ya bro..." ucap Radit sahabat Panji.

Panji dan Radit mengepal kan tangan dan melakukan tos tinju. Kebiasaan yang sudah mereka lakukan sejak mereka berteman baik.

"Thanks."

"Hai kakak ipar," kini pandangan Radit beralih ke Algis. Ia hendak memeluk Algis namun batal karena panji sudah lebih dulu mendorong tubuhnya menjauh sebelum sampai memeluk Algis.

"Gak usah ambil kesempatan Lu," Panji menatap tajam kearah Radit. Yang ditatap justru tertawa geli.

"Wow....kalem man, posesif banget."

Panji memutar bola mata malas.

"Selamat kakak ipar, Aku Radit sahabat Panji. Kalo gak bahagia sama Panji, tenang ada Aku yang siap bikin kamu bahagia," kata Radit sambil mengedipkan mata penuh goda.

Panji memberi pandangan membunuh kearah Radit. Lagi-lagi Radit hanya tertawa geli.

"Baiklah..baiklah, Aku pamit, takut Panji ngabisin Aku kalo gak berhenti godain kamu."

Radit pergi menjauh sambil melambaikan tangan dengan senyum menawan yang masih menghias di bibir. Algis masih melihat kearah Radit, meskipun pria itu sudah pergi menjauh. Tanpa ia sadari ada sepasang mata yang tatapannya bisa menembus kepalanya jika berpeluru.

"Hmmm...tertarik??"

Gumam Panji sebelum meneguk minuman di tangan nya.

"Hah..apa??"

Panji tidak menanggapi, dia berjalan entah kemana meninggalkan Algis yang masih dalam kebingungan. Algis merasa seperti diajak bicara tapi tidak terlalu mendengar apa yang di katakan Panji.

Acara selesai, hari pun mulai malam, para tamu yang hadir sedikit demi sedikit mulai sepi hanya tinggal beberapa orang pekerja membenahi sisa-sisa acara. Setelah semua beres rumah kembali seperti semula. Tampak sepi menyisakan Bu Ambar dengan segala kegelisahanya. Wanita paruh baya itu tampak gelisah ia berjalan mondar mandir di dalam kamar. Pak Prayitno suami Bu Ambar awalnya tidak memperhatikaan sikap aneh istrinya dia sibuk membersihkan diri setelahnya siap-siap untuk istirahat, pria itu merasa lelah.

Namun ia urungkan niatnya itu ketika melihat tingkah istrinya yang begitu aneh.

"Bu, kamu itu kenapa? Ada apa kok dari tadi Bapak lihat mondar mandir kayak setrikaan?"

Bu Ambar tak menjawab pertanyaan suaminya, dia masih sibuk berkutat dengan pikirannya sendiri.

"Bu..kok gak jawab?" Bu Ambar menoleh kearah suaminya. Perlahan Bu Ambar mendekati suaminya lalu duduk di tepi ranjang menghadap suaminya.

Wajahnya tampak gelisah seperti ingin menceritakan sesuatu namun ragu.

"Ibu itu kenapa?"

"Anu Pak...Ibu mau cerita tapi Bapak jangan marahin Ibu ya. Sungguh...apa yang ibu lakukan ini terpaksa."

Setelah itu Bu Ambar mulai menceritakan apa yang terjadi. Mulai dari kepergian Ajeng dan ide gila menyuruh Algis anak laki lakinya untuk menggantikan kakaknya. Mendengar semua itu Pak Prayitno tentu saja terkejut dia hampir kena serengan jantung. Untung saja Bu Ambar buru-buru menenangkannya berusaha memberi pengertian pada suaminya.

"Bagaimana bisa Ibu berbuat seperti itu?kenapa tidak cerita sama Bapak tadi. Ibu tau tidak, apa yang ibu lakukan itu salah besar Bu, kita bisa dianggap menipu Nak Panji dan keluarganya."

"Ibu tau pak, tapi Ibu tadi siang tidak bisa berpikir jernih yang Ibu pikirkan bagaimana acara bisa tetap berlangsung dulu. Ibu gak bisa bayangkan kalau para tamu dan keluarga besan tahu anak kita Ajeng kabur tidak mau menikah," jelas Bu Ambar panjang lebar.

"Sekarang bantu Ibu buat bicara pada Nak Panji, menjelaskan semua ini pak. Sebelum nak Panji jantungan di kamar atas."

"Hah..jantungan??? " Pak Prayitno terlihat berpikir sejenak mencerna kata kata istrinya.

"Iya, ih Bapak..emang Bapak dulu waktu menikah sama Ibu bisa menunggu sampai esok hari buat melakukan itu?" Wajah Pak prayitno nampak terkejut ketika ia mengerti apa maksud istrinya.

"Ayokk Bu, kita ke kamar atas, akan jadi apa anak kita Bu.."

kedua orang itu bergegas keluar kamar.

bersambung....

Bạn cũng có thể thích

Kiss! (BL)

Rey tidak mengerti kenapa dirinya suka menjaili Sandi yang merupakan kakak kelasnya dan sudah menjadi temannya sejak kecil. Rumah mereka bersebelahan, bahkan keluarga mereka sangat dekat satu sama lain. Suatu hari Rey tidak sengaja mencium pipi Sandi ketika mereka selesai lari pagi. Hal itu membuat Sandi malu dan menghindari Rey. Lelaki tampan yang dijauhi oleh Sandi itupun menemui Sandi dan membuat mereka baikan. Tapi, Sandi malah makin menjauh dari Rey karena lelaki itu mencium bibirnya tanpa persetujuannya. Satu minggu Sandi menjauhi Rey dan hal itu membuat Rey frustasi karena selalu ditolak oleh Sandi saat ingin bertemu dengan lelaki manis itu. Orang tua Sandi yang tidak tahan dengan sifat anaknya itupun menasehatinya dan membuat rencana agar Sandi bertemu dengan Rey dan membuat mereka berdua kembali seperti semula. Rencana mereka berhasil dan membuat kedua lelaki itu berbaikan dan kembali berangkat sekolah bersama. Setelah kejadian itu, Rey kembali menjaili Sandi dan membuat lelaki manis itu merasakan sesuatu yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Ketika Rey menyentuhnya atau mendekatkan wajahnya, Sandi akan merasakan sesuatu yang aneh pada perutnya, seperti ada segerombolan kupu-kupu terbang disana dan wajahnya juga merasa panas seketika. Karena hal itu, Sandi mencari tahu ap yang sebenarnya terjadi pada dirinya. Sandi yang sudah mengetahui jawabannya itupun bersifat biasa dan sedikit menghindari sentuhan Rey padanya karena menurutnya perasaan ini itu salah dan tidak seharusnya berlanjut. Suatu hari Rey merasa jika Sandi menolak bersentuhan dengannya dan itu membuatnya kesal karena ia sudah terbiasa bersentuhan dengan Sandi selalu. Rey yang tidak tahan dengan hal itupun mengajak Sandi untuk pergi dan bertanya pada lelaki manis itu. Saat itu Sandi mengatakan semuanya kepada Rey apa yang ia rasakan dan pergi meninggalkan lelaki tampan yang membawanya itu. Sandi kembali sedikit menjauhi Rey dan hal itu membuat Rey tidak suka. Apalagi ketika laki-laki manis itu berjalan dengan seorang gadis dan bercanda gurau dengan akrap. Rey merasa cemburu dan tidak peduli dengan apa yang ia rasakan ini salah atau benar yang jelas ia hanya ingin sandi bersamanya. Rey memutuskan untuk menemui Sandi ketika orang tua keduanya pergi keluar bersama. Disana Rey mengatakan semuanya kepada Sandi. Keduanya menjalani hubungan secara diam-diam karena mereka tahu jika tidak akan ada yang menyetujui hubungan keduanya. Namun tanpa mereka sadari kedua orang tua mereka tahu tentang hal itu dan membiarkannya.

Ren_Jinang · LGBT+
Không đủ số lượng người đọc
19 Chs

Are You Straight Or Not?

21+ Alasan Marcus jarang pulang ke rumah sangat sederhana, yaitu dia seorang yang pembohong. Ketika tekanan hidup yang mengharuskan dia untuk menikahi kekasih masa kecilnya, hal itu menjadi terlalu sangat rumit baginya. Dia mengatakan kepada keluarganya bahwa dia adalah seorang gay dan Marcus kemudian melarikan diri ke luar kota. Lima tahun kemudian, setelah pertemuan dalam keadaan mabuk, Marcus mendapati dirinya diundang ke sebuah pernikahan gay. Dan Marcus harus membawa pacarnya, sedangkan pacarnya tidak ada karena dia mengaku straight. Setidaknya, marcus berpikiran demikian. Bertemu dengan pria yang dia suap untuk menjadi pacarnya di akhir pekan membuat Marcus mempertanyakan segala hal mengenai dirinya sendiri. * * * Ketika kakak David memintanya untuk berpura-pura menjadi pacar seorang pria straight, respon otomatis David adalah mengatakan kata tidak. Itu karena orang-orang tidak percaya ketika seseorang memberitahu mereka bahwa David adalah gay. Tapi Marcus punya sesuatu yang David butuhkan. Setelah cedera yang membuat David kehilangan karir bisbolnya, dia mencoba untuk meninggalkan hari-hari bermain dan fokus untuk menjadi agen olahraga terbaik yang dia bisa. Empat puluh delapan jam dengan sahabat saudara perempuan David sebagai imbalan pertemuan dengan klien yang mungkin bisa dia melakukan hal ini. David hanya berharap dia tidak begitu seksi. Atau Marcus tidak melakukan sebuah ciuman seperti yang dia maksudkan. David pun terkejut, "Tapi tunggu... mengapa pria straight menciumku?" Bagaimana kisah Marcus dan David? Jangan lewatkan setiap Bab nya.

Richard_Raff28 · LGBT+
5.0
263 Chs

SAVE ME JUSEYO

Terlahir dengan luka yang begitu menjadikannya dewasa sebelum waktunya, membuat aleesha mengerti betapa kejamnya dunia mempermainkannya, tak ada yang mampu memahami betapa menyedihkan takdir yang sedang dilakoninya hari ini, besok, lusa dan mungkin untuk seumur hidupnya. Melihat tanpa terlihat, mendengar tanpa terdengar, meraba tanpa teraba, yang menyakitkan pada cerita ini adalah saat mencintai tanpa dicintai. Perihal cinta, ini tidak jauh beda menyakit dari luka kelam kehidupannya, pria berwibawa itu masih menjadi cinta pertamanya, mengagumi setiap inci dari parasnya, sisi gumawa yang membuatnya tergila-gila mengenyampingkan rasa benci dan memeluk erat rindu yang semakin tumbuh setiap hati nya, ya untuk lelakinya, lelaki yang sangat membencinya, ya itu ayahnya. Tiap kali lelaki itu menghancurkan mentalnya, sumpah serapah yang selalu keluar dari mulut itu membuatnya kehilangan masa kecilnya yang bahagia, berulang kali mencoba mengakhiri hidupnya, namun semuanya sia-sia, sampai pada akhirnya sisi buruk dalam hidupnya bangkit untuk memberontak, melanjutkan hidup dengan dua kepribadian yang berbeda. namun sosok lain datang disaat tak mampu lagi hatinya menerima kenyataan saat dia sudah sangat membenci hadirnya seorang laki-laki, wanita cantik bermata bak kucing nan menawan, sikap dingin, angkuh dan menyebalkan membuatnya jengah satu udara dengan dirinya, namun entahlah takdir kembali mempermainkannya, saat cinta menyapa lewat lewat seorang wanita, ya dia mencintai wanita gila itu, jauh dari perkiraannya, dia jatuh lebih dalam, dan tanpa disadari dia menyukai perasaan ini, perasaan anehnya terhadap ruby.

enda_your_bae · LGBT+
Không đủ số lượng người đọc
282 Chs

Memandang Lautan Biru Yang Luas

[Sedang Direvisi] Mereka sudah lama saling mengenal. Selama delapan tahun, mereka adalah seorang teman baik, dan selama dua belas tahun mereka adalah pasangan kekasih. Dua dekade telah mereka lewati. Delapan tahun, orang-orang mengagumi keakraban mereka; lima tahun adalah kutukan; dua tahun adalah keindahan; dan selebihnya, kutukan lima tahun yang lalu kembali seperti hal manis yang membuat mereka memahami banyak hal. Lima tahun. Pada awal hubungan mereka, Ai Zhiyi bertahan dan meninggalkan harga dirinya, begitupun dengan kekasihnya, Chu Weixu. Ai Zhiyi adalah pemuda biasa yang menjalin hubunga dengan seseorang karena sebuah keberuntungan. Sementara itu, Chu Weixu adalah pemuda kaya, terhormat, dan bermartabat, yang menjalin hubungan dengannya karena nasib. Ai Zhiyi hanya terlalu betah dengan kisah percintaan mereka yang membosankan ini, sehingga ia menjadi keras kepala. Mungkin saja dia juga sedang terjebak, sehingga membuat waktunya terbagi dalam tiga masa yang berbeda. Chu Weixu mencintainya, tetapi dia dan juga keluarganya adalah dua hal yang sangat bertolak belakang. Namun, pada akhirnya waktu yang menjawab semua kerumitan pada hubungan mereka. Chu Weixu, "Jika kau memandang laut, luas, bukan? Tapi, jika kau membandingkannya dengan cintaku, itu bukan apa-apa." Ai Zhiyi, "Kau sangat pandai merayuku." Chu Weixu, "Bagimu, itu terdengar aku sedang merayumu, tapi tidak. Itu sebenarnya apa yang aku rasakan dari lubuk hatiku. Aku mencintaimu sampai mati." ------------------------ Sampul milik sendiri. - Novel ini adalah DRAMA dan memiliki alur yang sangat lambat, jadi mohon bersabar. - Kekerasan/pemerkosaan, tapi tidak rinci/intens. - Terkesan lebay. - Bahasa yang digunakan "baku dan sangat kaku" karena saya menerjemahkannya tanpa diedit terlalu serius. LOL Desember, 2020 ------------------------

Mao_Yuxuan · LGBT+
5.0
313 Chs
Mục lục
Âm lượng 1