webnovel

episode 17

Setelah menerima tantangan, kini Andreas dan Brandon sudah berada di sebuah tempat terbuka yang menjadi tempat untuk melatih tentara milik keluarga Stark.

Andreas dan Brandon berhadapan dengan jarak 10 yang memisahkan, mereka sudah mengenakan zirah yang terbuat dari kulit dan memegang senjata pilihan masing - masing, Andreas dengan sebuah longsword dan Brandon dengan sebuah greatsword, kedua senjata yang digunakan adalah senjata tumpul yang biasa digunakan untuk latihan.

Saat Andreas melihat sekitar, jujur saja dia sedikit gugup karena dikelilingi oleh pasukan yang bekerja untuk keluarga Stark, mereka berkumpul disini setelah mendengar putra tuan mereka menantang orang yang menjadi pembicaraan beberapa minggu ini.

"Kalian berdua boleh memulai setelah mendengar aba - aba dariku." Kata Ser Rodrick sang master-at-arms yang menawarkan diri untuk menjadi wasit.

Mendengar itu Andreas dan Brandon mengangguk lalu langsung pasang kuda - kuda, mereka berdua saling menatap sembari menunggu aba - aba mulai.

"Mulai!." teriakan Ser Rodrick menggema di lapangan tersebut.

Mendengar itu Brandon langsung berlari memulai serangannya, Andreas yang melihat Brandon yang sudah maju menyerang memilih untuk tetap berdiri ditempat.

Sama seperti ketika dia melawan bandit, Andreas melihat Brandon seperti gerak lambat, dan berkat tambahan observation haki, kini dia juga dapat memprediksi jarak, serta pola serangan yang akan dilakukan lawan dengan sekali lihat, walaupun itu sangat sulit dilakukan jika melawan musuh yang jauh lebih kuat seperti Grayfia.

Saat serangan Brandon sudah cukup dekat, Andreas menghindarinya dengan bergerak ke samping dan membicarakan serangan itu melewatinya, dan segera memutar badan sehingga membelakangi Brandon lalu mengayunkan pedangnya dan berhenti saat menyentuh sisi leher lawannya, Brandon yang serangannya dia kira pasti kena, atau setidaknya ditangkis, dihindari secara tiba - tiba sehingga membuatnya sedikit kaget dan kehilangan pandangan pada lawannya, namun kemudian dia merasakan sisi tajam pedang sudah ditumpulkan menempel di sisi leher.

"Apa anda menyerah, Lord Brandon?." Tanya Andreas.

Brandon yang mendengar perkataan itu dari belakang tubuhnya, langsung kaget karena latih tandingnya selesai dengan singkat.

Melihat Brandon yang masih kaget, Andreas bertanya kembali.

"Apa anda menyerah, Lord Brandon?, atau anda ingin mengulang lagi."

Brandon yang kini sadar, mendengar perkataan Andreas langsung mundur kembali ke tempat dia semula.

"Sekali lagi." Kata Brandon dengan nada bersemangat.

Andreas mengangguk menyetujui permintaan itu dan mereka berdua kembali memasang kuda - kuda.

"Mulai!." Teriak Ser Rodrick untuk kedua kalinya.

Mendengar aba - aba itu kini Brandon memilih untuk mengamati lawan, jujur saja kalah dalam satu serangan memberikan pukulan telak pada harga dirinya, namun bisa latih tanding melawan orang yang mempunyai kemampuan bertarung lebih tinggi itu lebih dari cukup untuk menutupinya.

Setelah merasa cukup mengamati lawan, Brandon lalu maju dengan langkah terukur, dan mata yang tertuju pada lawan namun masih sigap dengan keadaan sekitar.

Pertarungan dimulai dengan ritme yang lambat dengan mengetes pertahanan satu sama lain, namun kemudian ritme berjalan lebih cepat.

Saat bertarung Andreas memperhatikan cara bertarung Brandon, cara bertarung Brandon hampir sama dengan dengan Cregan Stark walaupun ada beberapa perbedaan.

Saat latih tanding berlangsung beberapa orang mengawasi dengan teliti, sebagai seorang yang sudah bertahun - tahun melatih pasukan untuk keluarga Stark, Ser Rodrick melihat latih tanding ini sangat berat sebelah.

Selama bertahun - tahun melatih, Brandon adalah salah satu didikan terbaiknya, walaupun masih muda Brandon sudah cukup mumpuni untuk melawan pasukan yang sudah cukup veteran, tapi kini didepannya Brandon menantang orang yang level jauh diatasnya dan dalam kondisi terdesak.

Sementara Rickard melihat orang yang potensial menjadi bannerman untuk keluarga Stark, jika dilihat dari kemampuan bela diri, dia tak begitu percaya diri jika harus berhadapan dengannya, dan jika digabungkan dengan industri yang dimilikinya, Rickard bisa mempercayakan keamanan pantai barat untuknya.

Setelah berjalan cukup lama, Brandon akhirnya memilih untuk menyerah, dan menjatuhkan pedangnya ke lantai, jujur saja melawan Andreas membuat darah serigala yang liar dalam tubuhnya menjadi tenang setelah terpuaskan dengan latih tanding.

"Aku menyerah." Kata Brandon sambil mengangkat kedua tangan disamping kepala.

Andreas mengangguk mendengar itu, dan beberapa pelayan langsung menghampiri membantu melepas zirah yang mereka pakai serta merapikan peralatan yang baru saja digunakan.

Kini Andreas dan Brandon duduk di pinggiran tempat latihan sambil menikmati minuman dan pencuci perut yang disediakan.

"Minggu depan bagaimana kalau kita latih tanding seperti ini lagi." Kata Brandon lalu meneguk ale di mug yang dia pegang.

Ajakan yang diutarakan Brandon terdengar seperti hal yang menarik bagi Andreas, karena ada beberapa keuntungan yang bisa di ambil, contohnya dia mendekatkan diri dengan keluarga Stark.

"Kenapa tidak, lagipula aku juga tidak ingin kemampuanku jadi tumpul karena jarang latihan." Kata Andreas.

Setelah beristirahat cukup lama Andreas meminta izin untuk pulang pada Lord Stark, lalu Brandon mengantarkannya sampai gerbang depan Winterfell.

Sepulang dari Winterfell Andreas langsung menemui Grayfia dan membicarakan tentang hal yang menjadi pembicaraan dengan Keluarga Stark, dan ketika sudah selesai dia kembali mengajari Rikker.

Dan pada sore hari seusai pekerja menyelesaikan pekerjaan hari ini menemukan orang yang tak dia sangka untuk kedua kalinya dalam satu hari saat mengecek halaman belakang.

"Jadi ini alat yang digunakan untuk membuat baja, berbeda sekali dengan yang ada di Winterfell." Kata sosok tersebut sambil melihat smelter.

"Selamat sore lord Stark." Sapa Andreas pada sosok tersebut.

Brandon mendengar ada yang menyapanya lalu menolehkan kepala dan melihat Andreas.

"Sore juga Andreas, tapi panggil saja aku Brandon atau Bran, setelah latihan itu setidaknya kau layak untuk memanggilku seperti itu."

"Baiklah jika anda tidak keberatan, anda juga bisa memanggil saya andre seperti orang - orang dekat memanggil saya." Kata Andreas. "Jadi ada keperluan apa anda kemari." Tambahnya.

"Pak tua Eric bilang kau seorang pandai besi yang hebat, aku ingin kau membuatkan ku sebuah pedang baja, aku ingin memberikannya sebagai hadiah ulang tahun untuk adikku Ned yang kini menjalani asuhan di The Vale dengan Lord Arryn, selain itu aku juga ingin melihat alat yang menjadi pembicaraan di Wintertown."

"Pedang yang aku buat tidak murah." Kata Andreas dengan nada sedikit bercanda.

"Jangan buat yang terlalu mahal, meskipun aku adalah penerus sebuah keluarga besar, tapi jika aku menghamburkan uang pasti ayahku akan marah besar." Balas Brandon dengan nada yang sama.

"Apa kau punya tamu lagi Andre." Suara Grayfia yang terdengar dari belakang Andreas.

Melihat Grayfia sudah berdiri dibelakangnya, Andreas lalu memperkenalkannya pada Brandon.

"Bran. Perkenalkan ini Grayfia, istriku." Kata Andreas dan diikuti Grayfia dengan sedikit membungkuk memberi hormat.

"Brandon Stark, putra dari Lord Rickard Stark, penerus Winterfell." Kata Brandon.

"Grayfia Rayleigh, istri dari Andreas Rayleigh." Balas Grayfia.

"Baiklah aku pamit dulu, dan selamat menikmati sore yang indah ini." Kata Brandon dan segera meninggalkan Andreas dan Grayfia.

Setelah Brandon pergi, mereka berdua kembali kerumah untuk makan malam.

"Apa kau sudah menanam ikatan pada Brandon?." Tanya Grayfia.

"Ya, aku menanamkan sedikit essence of The King padanya, serta beberapa sugesti." Jawab Andreas.

"Sugesti macam apa yang kau berikan?."

"Sugesti bahwa aku adalah orang yang bisa dipercaya, dan hal yang aku lakukan akan memberi keuntungan secara langsung atau tidak langsung."

Jujur saja saat memasang ikatan itu pada Brandon dia merasa bersalah karena sudah memanipulasinya demi keuntungan pribadi, namun setidaknya essesnce itu akan membuat hidupnya lebih lama karena dapat membuatnya berpikir dulu sebelum bertindak, dan tidak mati mengenaskan seperti di cerita asli.

Ditambah lagi para Northern lord pasti lebih suka jika dipimpin oleh Stark yang dibesarkan di Utara dari pada yang diasuh di The Vale.

"Apa aku tak berniat menjatuhkan Keluarga Stark dan mengambil alih The North."

"Berikan ide itu pada reinkarnator ambisius lainnya, pada dasarnya aku bukanlah tipe orang yang suka konflik, dan lebih suka hidup tenang, melakukan apa yang aku sukai, walaupun kadang membosankan, seperti para protagonis isekai lainya." Kata Andreas dan seketika ekspresinya menjadi serius. "Namun yang membedakan aku dengan mereka adalah ketika ada konflik atau halangan yang datang, mereka memilih untuk menghindar dan membiarkan tangan mereka tetap bersih atas nama nilai moral yang mereka bawa dari dunia sebelumnya, sementara aku akan menghancurkannya dengan kekuatan mutlak sehingga orang bodoh pun akan tahu bahwa berkonflik denganku hanya akan membawa kehancuran bagi diri mereka sendiri." Tambahnya.

"Aku kira kau akan menyia - nyiakan system yang kau punya."

"Menyia - nyiakan atau tidak, itu sebuah hal yang relatif. Sesuai dengan namanya, system yang aku miliki berhubungan pada dua hal yaitu kemampuan untuk menaklukkan dan membawa kesejahteraan suatu wilayah. Apa system tidak memberitahu system apa yang aku miliki?."

"Tidak, dia hanya memberitahukan apa yang penting."

Mendengar perkataan Grayfia, Andreas tidak bisa untuk untuk tidak menepukkan telapak tangan diwajahnya, dia tidak tahu system bisa seceroboh itu dengan tidak memberitahu Grayfia, atau memang itu sudah disengaja.

"Dengar baik - baik Fia, system yang aku miliki adalah Conquer and prosperity system, dan tadi aku sudah menjelaskan secara garis besarnya."

"Jadi tanpa wilayah kekuasaan, kau tidak bisa memanfaatkan system secara penuh?." Tanya Grayfia dengan nada cemas, lalu Andreas menjawabnya dengan anggukan.

"Itu tindakan yang ceroboh Andre, tapi untung saja system punya pendukung sehingga kau tidak jalan seperti orang buta." Tambahnya.

Rasa bersalah terpancar jelas setelah mendengar perkataan Grayfia, ia tidak tahu hal yang dia anggap cukup sepele bisa memancing reaksi yang berlebihan dari istrinya.

Setelah itu menyelesaikan makan malam dan beristirahat, karena besok jadwal akan semakin padat.

Chương tiếp theo