webnovel

Pesan Terakhir Rozak.

Zayn sibuk mengartikan kalimat demi kalimat berbahasa Belanda yang ditulis oleh mendiang Rozak. Untung ada google translate sehingga perbedaan bahasa tidak menjadi kendala yang besar. Zayn tidak tahu pasti alasan kenapa Rozak menulis diary berbahasa Belanda. Entah karena terlalu jenius atau memang dia sengaja menulisnya supaya orang lain tidak bisa membaca curahan hatinya.

Namun, selama yang Zayn tahu Rozak orangnya sangat pendiem. Bahkan untuk mengobrol saja sangat jarang sekali, sehingga jarang ada yang tahu tentang isi hatinya. Tapi, bisa di bilang anak itu sangat pandai, dia diterima di kampus negeri sekaligus beasiswa dari jalur bidik misi. Beda dengan Yudha dan Rangga yang masuk ke kampus itu karena modal sogokan.

Tapi, siapa sangka jika kematian Rozak sangat tragis. Dia juga menyayangkan atas sikap Yuda dan Rangga yang membullynya setiap hari. Tidak hanya di sekolah tetapi juga di kosan sampai dirinya yang cuek pun sering membela Rozak. Hanya saja tidak setiap waktu Zayn bisa membantu Rozak karena dia bekerja dengan jadwal yang tidak membayangkan. Zayn tidak bisa membayangkan bagaimana menderitanya Rozak di tangan dua begajulan itu ketika tidak ada dirinya di kosan.

Akhirnya setelah kurang lebih satu jam, dia menerjemahkan. Sekarang terbaca secara keseluruhan isi dari tulisan terakhirnya. Zayn membacanya dengan sangat seksama. Dia menghayati setiap kalimat demi kalimat yang tertera di sana. Bahkan dia ikut larut akan emosi yang sengaja Rozak ciptakan di tulisan itu. Begitu dalam dan menyentuh.

Nama yang sering disebut ditulisan itu adalah Mirna. Mahasiswi seangkatannya yang menjadi primadona di kampus. bisa dibilang namanya menempati urutan pertama dari mahasiswi terpopuler. Selain cantik, gadis itu juga dikenal super jenius, Hanya saja sikapnya yang arogan sekali menganggap dirinya paling sempurna. Hal itu yang membuat Rozak yang diam-diam menyukainya pun tidak berani untuk mengungkapnya.

Gadis itu lebih atas segala-galanya daripada dia, sehingga membuat Rozak menjadi minder. Dia tidak punya nyali untuk mendekati Mirna. Sampai akhirnya dia dicengin oleh anak sekampus karena ke dapatan menyimpan foto Mirna di buku diarynya. Yuda seperti biasa mengambil buku diary itu sementara Rangga menahan tubuh Rozak. Yudha membaca curahan hatinya kepada Mirna tepat ditengah lapangan sehingga menjadi perhatian semua mahasiswa. Tentu Rozak sangat malu sekali. yang lebih parahnya lagi, Rozak tidak sengaja melihat Mirna di kerumunan mahasiwa yang menyorakinya. Dia terlihat sangat malu sekali.

Zayn tertegun. Sekarang dia tahu alasan kenapa Rozak mengurung diri di dalam kamarnya selama beberapa hari sebelum dia akhirnya merenggang nyawa. Ternyata ini alasannya. Gigi Zayn gemeletukan. Darahnya mendidih. Dua begajulan itu memang sangat keterlaluan. Mereka harus di kasih pelajaran. Tapi dia lebih menahan emosinya terlebih dahulu. yang terpenting sekarang adalah dia harus bertemu dengan Mirna untuk menyampaikan pesan terakhir Rozak.

Rozak hanya ingin meminta maaf kepada Mirna. Dengan begitu arwahnya bisa tenang, dan dia tidak diganggu lagi.

Hanya meminta maaf! Tentu bukan hal yang sulit bukan? batin Zayn meremehkan. Dengan segera dia datang ke kampus untuk menemui Mirna.

Tapi begitu sampai di kampusnya, petugas keamanan bilang kalau Mirna belum berangkat. Dia menepuk jidatnya sendiri. seharusnya dia mengecek jam dulu sebelum berangkat ke sini. Ini baru jam enam pagi.

Akhirnya dia memutuskan menunggu kedatangan Mirna di pos keamanan. Berjam-jam dia menunggunya, Tapi sosok Mirna itu belum muncul juga. Untung saja hari ini dia libur, sehingga tidak masalah baginya untuk membuang waktu berjam-jam. Dia penasaran secantik apa sih Mirna sampai semua orang bertekuk lutut dihadapannya.

Sampai datanglah sebuah Mobil sedan warna merah berhenti tepat di depan gerbang sekolah. Lalu keluarlah seorang keluar gadis cantik yang keluar dari mobil itu. Tubuhnya yang langsing berbanding lurus dengan parasnya yang cantik. Bulat matanya jernih dengan rambut blonde panjangnya. Kalau dilihat-lihat dia seperti blasteran antara indonesia dan Belanda.

Zayn terpesona melihat kecantikan keanggunan gadis itu. Dia berjalan dengan langkah mantap sambil membusungkan badan, tidak lupa dia mendongakkan kepala sehingga kesan arogan itu semakin kentara.

"Mas...Mas..." panggil petugas keamanan itu, tetapi Zayn masih terpaku memandangi gadis itu sehingga membuatnya kesal. Dia pun berseru.

"Mas! Itu Non Mirna sudah datang!" seketika Zayn tersadar dari lamunannya sembari mengelus-elus kupingnya yang hampir pekak karena teriakan Satpam itu. Dia mendelik penuh emosi.

Merasa namanya di sebut, Gadis itu menghampiri kantor satpam. Gadis itu bersedekap sambil berkata ketus.

"Ada apa sih pak? kok panggil-panggil nama saya?"

"Maaf Non, Mas ini mau bertemu dengan Non." Sahut satpam itu yang tampak hormat dan segan kepadanya. gadis itu beralih melirik Zayn. Dia memandang dari atas sampai bawah seperti pandangan yang meremehkan. Lalu dia memutar matanya jengah sambil memanin-mainkan ujung rambut blondenya.

"Pak, Lain kali kalau ada yang mau ketemu sama saya. Lihat-lihat dulu ya. Masa Gembel seperti dia mau bertemu dengan saya cuih!" ujar gadis itu sambil berlalu dari hadapan mereka.

Kekaguman Zayn seketika luntur karena sikap angkuh dari gadis itu. betapapun cantiknya kalau kelakuannya buruk, kecantikan itu akan luntur. Dia bergegas menyusul gadis itu, tapi lengannya di cekal oleh Satpam itu.

"Mau kemana kamu hah?"ujar si satpam itu.

"Aku mau bicara dengan gadis itu sebentar." Sembari terus meronta.

"Kamu ini budek atau tuli sih? Jelas-jelas tadi Non Mirna menolak kedatanganmu. lagipula orang asing tidak diizinkan untuk masuk ke kampus ini, kecuali kalau ada kepentingan!"

"Tapi ini penting Pak, saya harus bicara dengannya sekarang juga!" sergah yang terus meronta hingga akhirnya berhasil lepas dari cengkaraman di satpam. Sejurus kemudian, dia berlari mengejar gadis itu. tangannya mencengkeram bahu mulus gadis itu dan menariknya sehingga tubuh gadis itu terbalik menghadap ke arahnya.

"Ihh, apaan sih kamu." tangannya melepaskan pegangan Zayn lalu mengibas-ibasnya. Dia menganggap tangan Zayn itu pembawa virus dan bakteri.

"Ada yang perlu saya bicarakan denganmu." tukas Zayn dengan nafas ngos-ngosan.

"Bodo amat! Aku tidak perduli." Ujarnya sambil melangkah menjauhi Zayn. Tapi buru-buru tangannya dipegang oleh pria itu.

"Ih Lepasin! Satpam tolong satpam!" teriaknya. Terlihat kedua satpam itu tengah berlari ke arahnya.

"Rozak sudah meninggal! Dia ingin supaya kamu memaafkan kesalahannya."

"Apa Rozak meninggal? Bagus deh. Si cupu yang sudah mempermalukanku itu meninggal juga pada akhirnya." Desisnya tanpa beban. Gigi Zayn gemeletukan menahan emosi. kedua satpam itu sudah ada di sebelahnya dan segera meringkusnya. Tapi Dia tidak bergeming sama sekali.

"Sebentar!" bentak Zayn saat kedua satpam itu akan meringkusnya.

"Dengar ya wanita angkuh! Kalau bukan karena aku dihantui oleh Arwah Rozak, aku tidak akan sudi untuk menyampaikan pesan terakhirnya kepadamu! Biarlah hantu Rozak menggentayangimu!" tukas Zayn sambil menunjuk ke arah wanita itu. Tapi gadis itu hanya tertawa terbahak-bahak, "hari ini masih percaya hantu hahaha."

"Sudah Pak, mending bawa orang gila ini jauh-jauh dari kampus ini. aku sudah neg lihat mukanya." Tukasnya sambil mengibas rambutnya. Kedua satpam itu mengangguk dan dengan sedikit memaksa dia membawa tubuh Zayn yang kaku menahan amarah keluar dari kampus itu.

Chương tiếp theo