Iqbal sudah tertidud pulas. Rafael dan sasya sendiri diam memikirkan ucapan dokter. Terlebih rafael, dia sangat khawatir dengan iqbal. Kalau harus diinfus terus kan gak mungkin. Kasian juga. Sementara sasya juga tak bisa tidur dan terus mengamati iqbal. Sasya menangis melihat iqbal tertidur pulas.
"Sya, aku mau ngomong sesuatu?" kata rafael mengajak sasya keluar sebentar. Tak mau suara obrolan mereka nanti mengganggu iqbal.
"Iya tuan. Sebentar."
Sasya dibantu iqbal menaikian pembatas ranjang yang terbuat dari besi tempat tidur iqbal. Setelah itu mereka keluar untuk bicara. Mereka hanya berdiri diambang pintu karena sasya juga tak mau meninggalkan iqbal jauh-jauh terlebih mama rafael sudah tidur dan tak ada yang menjaganya.
"Sya, saya mohon. Izinin saya bantu kamu ya?" tanya rafael tiba-tiba. Sejak tadi rafael yang menolak tapi sekarang dia yang memohon.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com