webnovel

Chapter 6

Reyhan memasuki kamarnya dan melemparkan tasnya kesembarang tempat. Dia dikursi belajarnya lalu tanpa sengaja matanya melihat permen lollipop dan handsaplast Starwars yang berada dimejanya. Dia mengambil keduanya lalu memperhatikannya.

"Kenapa akhir-akhir ini Lo selalu ada dipikiran gua?" Tanyanya sambil menatap lolipop dan handsaplast Starwars ditangannya

Saat sedang menatap lolipop dan handsaplast Starwars itu tiba-tiba saja pintu kamarnya terbuka yang membuat Reyhan langsung merubah ekspresinya menjadi kembali dingin.

"Han"

Reyhan melirik kearah sepupunya yang berdiri di pintu kamarnya.

"Lo udah makan? Gua bawa makanan kesukaan Lo kalau Lo belum makan" ucap Rara

"Gua ga laper" ucap Reyhan singkat

"Ya udah kalau Lo ga laper. Gua Simpen di dapur ya? Kalau Lo laper dan pengen makan, minta Bi Sum buat panasin lagi" ucap Rara

"Hmmm" Rara menghela nafas melihat Reyhan yang sama sekali tidak membalikkan badannya

"Ohh iya....." Rara yang tadinya ingin menutup pintu kembali membukanya

"Besok jam istirahat gua tunggu diruang OSIS ya. Ada yang mau gua omongin" ucap Rara

"Masalah apa lagi yang mau Lo bahas?" Tanya Reyhan dengan dingin

"Bukan soal itu, ada yang mau gua bahas sama Lo dan satu orang lagi" ucap Rara

"Lo ga usah bawa-bawa Marvel atau Risma"

"Bukan mereka. Lo Dateng aja besok, ini bukan tentang masalah yang Lo buat kok. Ada hal lain yang pengen gua bahas" ucap Rara

"Ya udah gua balik ya? Kalau ada apa-apa Lo bisa hubungin gua kapan aja" ucap Rara saat tidak mendapat respon dari Reyhan

"Hah kapan aja" gumam Reyhan tersenyum miring yang terdengar oleh Rara

"Han---"

"Keluar. Gua mau tidur" ucap Reyhan berdiri dan menatap dingin kearah Rara

Rara terdiam sejenak lalu menghela nafas sedih, "oke. Good night Han"

Reyhan menghembuskan nafasnya kasar setelah pintunya tertutup. Dia pun menjauhkan tubuhnya ke kasur dan menutup matanya.

••••••••••••••

Keesokan harinya.....

"MARVEL !! LO NYEBELIN BANGET SIH!!"

teriakan Risma terdengar nyaring ditanam belakang sekolahan yang sepi. Taman belakang yang menjadi markas milik gengnya Reyhan.

Marvel menjulurkan lidahnya saat melihat wajah Risma yang kesal karena di lempar dedaunan. Risma berdumel kesal sambil membersihkan daun-daun yang berada di rambutnya.

Risma mendongakkan kepalanya menatap Reyhan yang sedang duduk diatasnya pohon sambil merokok dengan santainya.

"Oy Han bagi dong. Vape gua ketinggalan dirumah" ucap Marvel

Tanpa mengucapkan apa pun Reyhan pun melemparkan sebungkus rokok dan juga korek gasnya kearah Risma.

Risma menggelengkan kepalanya melihat kelakuan kedua temannya. Walaupun dia masuk kedalam geng Reyhan namun dia satu-satunya yang tidak pernah menyentuh rokok atau melakukan keonaran yang parah seperti kedua temannya. Dia yang akan membersihkan atau mengurus semua keonaran yang dibuat kedua temannya dan terkadang mengingatkan mereka untuk tidak membuat masalah. Dan juga dia masuk ke dalam geng ini untuk bisa berdekatan dengan Reyhan. Seseorang yang udah dia sukai sejak lama, walaupun Reyhan sering menolaknya tapi dia tidak pernah menyerah karena dia yakin suatu saat nanti Reyhan akan bisa jatuh ke pelukannya.

"Oh iya Ris yang masalah balapan kemarin malam yang ketahuan polisi gimana?" Tanya Marvel sambil menghembuskan asap dari mulutnya

"Oh itu, kata bokap gua itu udah diurus sama bawahannya bokapnya Reyhan. Jadi aman-aman aja" ucap Risma sambil melirik kearah Reyhan yang hanya diam

"Ah iya kemarin polisi liat lu ya Han? Pasti nyampe ke bokap lu" ucap Marvel

"Hmmm" dehem Reyhan sambil mengisap rokoknya

Risma melihat jam ditangannya lalu kembali menatap Reyhan.

"Han bentar lagi bel masuk. Lo bukannya disuruh ke ruang OSIS sama Rara?" Tanya Risma mengingatkan

Reyhan terdiam lalu menghembuskan nafasnya kasar. Dia lupa tentang pertemuannya bersama sepupunya itu. Dia pun turun dari atas pohon lalu membuang rokoknya dan menginjaknya.

"Kemana lo? Ga jadi nih kita keluar?" Tanya Marvel melihat Reyhan yang pergi

"Ruang OSIS. Tunggu gua 10 menit lagi digerbang belakang" ucap Reyhan tanpa memberhentikan jalannya. Marvel hanya mengangguk-ngangguk lalu kembali menghisap rokoknya

"Mau kemana lagi Lo berdua?" Tanya Risma kepada Marvel

"Ngurusin balapan yang belum selesai kemarin" jawab Marvel

Risma membulatkan mulutnya lalu kembali membaca novel yang sempat di anggurkannya tadi.

Reyhan berjalan menyusuri koridor sekolahnya dengan tatapan dinginnya yang membuat para murid langsung menunduk dan juga ada yang langsung memutar arah karena tidak mau berpapasan dengan Reyhan. Reyhan tampak tidak peduli dan terus berjalan menuju ruang OSIS. Sampai didepan ruang OSIS dia pun langsung masuk tanpa mengetuk pintu.

"Jam berapa ini?"

Reyhan hanya menatap datar Rara yang terlihat sudah kesal menunggu. Tanpa menjawab pertanyaan Rara, dia pun berjalan mendekati meja Rara dan tersadar bukan hanya Rara saja yang berada di ruangan ini. Reyhan melirik sekilas kearah orang itu lalu menatap Rara.

"Apa yang mau Lo omongin?" Tanya Reyhan Dengan datar

"Lo ga ada niat buat minta maaf karena udah buat gua dan Kayla nunggu Lo?" Tanya Rara balik menatap Reyhan

Kayla mengedipkan matanya beberapa kali sambil memperhatikan Rara dan Reyhan bergantian. Dia bisa melihat tatapan tajam yang dilemparkan keduanya dan aura permusuhan antara mereka.

"Ga ada yang nyuruh Lo nunggu" jawab Reyhan

Rara terlihat ingin kembali membalas Reyhan namun dia sadar waktu terus berlalu dan ini sudah hampir bel masuk. Rara menghela nafas panjang lalu menyuruh Reyhan duduk di kursi kosong disebelah Kayla.

"Lo ngerokok lagi disekolah?" Tanya Rara saat mencium asap rokok saat Reyhan duduk didepannya. Kayla yang ada disebelahnya pun bisa menciumnya.

"Kalau Lo cuman bahas tentang itu mending gua keluar" ucap Reyhan dengan dingin

"Oke oke !! Gua ga akan buang-buang waktu karena ini udah hampir bel masuk. Gua udah obrolin sama Kayla tentang ini sebelumnya" Rara memperlihatkan sebuah poster yang berisi sebuah pengumuman mengenai kompetisi membuat sebuah lagu antar sekolah yang nantinya pemenangnya akan kembali mengikuti kompetisi selanjutnya diluar negeri dan lagunya akan dirilis secara internasional.

"Sekolah ingin ngirim dua orang buat kompetisi ini untuk naikin prestasi sekolahan dan dapetin sponsor beasiswa kuliah ke luar negeri" lanjut Rara

"Tunggu Ra..... Maksudnya Lo pengen gua ikutan ini?" Tanya Kayla memastikan. Dia memang sudah mendengar tentang kompetisi ini saat kumpul bersama teman-temannya

Rara tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

"Gua pernah di ceritakan sama Cerriva kalau Lo bisa buat lagu dan main alat musik dan gua juga udah liat Lo waktu main piano dirumah Gina, gua bisa liat bakat Lo di musik dan gua yakin kalau Lo ikut ini sekolah kita bisa menang" jelas Rara yang membuat Kayla terdiam berpikir

"Lo cuman mau ngomongin ini sama gua? Ga penting banget" decak Reyhan yang tidak tertarik sama sekali. Rara mengalihkan pandangannya kepada Reyhan

"Bokap Lo minta buat Lo ikut ini Han" ucap Rara yang membuat Reyhan berdecak malas mendengar tentang kekuasaan ayahnya itu

"Ga harus kasih jawaban sekarang kok. Gua kasih waktu 3 hari buat Lo berdua mikirin tentang ini. Nanti gua panggil Lo berdua lagi setelah 3 hari" ucap Rara yang melihat Kayla masih diam tengah berpikir

"Mau 3 hari kek 3 tahun kek jawaban gua tetap sama" dingin Reyhan yang membuat Rara menghela nafas lalu suara bel masuk terdengar

"Kayla, Lo bisa duluan ke kelas. Gua udah selesai kok sama Lo. Kalau ada yang ditanyain nanti aja tanyain di kelas ya. Gua ada urusan lain sama Reyhan" ucap Rara kepada Kayla

"Ah oke nanti gua mau nanya sesuatu kalau gitu gua duluan ya Ra" pamit Kaka berdiri dari duduknya. Dia sempat melirik kearah Reyhan yang masih dengan mempertahankan wajah dinginnya

Setelah Kayla keluar dari ruangan Rara langsung menatap kearah Reyhan yang menatapnya dingin.

"Ini bukan untuk sekolahkan? Ini untuk ngehapus semua catatan buruk gua dan digantikan dengan prestasi ini yang nantinya bokap bisa bangga-banggain ke media dan teman-temannya" ucap Reyhan yang membuat Rara menghela nafas

"Om ngelakuin ini buat Lo juga" ucap Rara yang membuat Reyhan tertawa sinis

"Buat nama baik keluarga lebih tepatnya" koreksinya dengan sinis

"Han"

"Gua tau, gua harus ikut ini gimana pun juga kan. Ga ada pilihan lain" potong Reyhan yang membuat Rara terdiam

"Tapi kenapa harus sama dia? Gua bisa sendiri, jangan bawa-bawa orang lain lagi cuman untuk keegoisan ini" ucap Reyhan

"Kompetisi ini buat dua orang dan kenapa gua pilih Kayla karena selain dari bakatnya cuman dia yang bisa Deket sama Lo tanpa rasa segan dan takut....."

"Gua tau, Lo yang nganterin Kayla kerumah Reny waktu dia nyasar. Gua liat sebelum Lo pergi. Kayla emang cerita semuanya termasuk ada yang nolongin dia walaupun dia ga nyebut itu Lo karena di situ ada Rendy sama Doni yang ga akan percaya kalau Kayla cerita kalo itu Lo. Gua pun mungkin ga akan percaya kalau ga liat secara langsung"

Reyhan tersenyum miring mendengar nama kedua sahabatnya dulu dan tentang kepercayaan mereka padanya.

"Gua ga tau alasan Lo nyelamatin Kayla tapi dengan denger itu gua seneng dan semakin yakin Lo belom sepenuhnya berubah Han. Lo yang dulu masih ada, Lo yang--"

"Udah kan ngomongnya?" Potong Reyhan dengan nada dinginnya. Wajahnya terlihat mengeras dan tangannya terkepal Dengan keras dibalik saku jaketnya

Rara terdiam sejenak saat merasakan aura Reyhan yang berubah menjadi lebih gelap dari biasanya setelah membahas sifatnya yang dulu.

"Lo boleh keluar" ucap Rara tidak ingin membuat suasana semakin panas

Reyhan berdiri dari kursi lalu berjalan keluar dan membanting pintu dengan keras. Rara memejamkan matanya lalu menghembuskan nafasnya berat.

••••••

'Katanya Lo bakal ikutan kompetisi ciptain lagu ngewakilin sekolah?'

Kayla, Reny, dan Cerriva sekarang sedang video call sambil berdiskusi tentang tugas yang akan dikumpulkan besok.

"Lo tau darimana? Kayaknya gua belum cerita apa-apa soal itu" tanya Kayla bingung

'Beritanya udah nyebar. Jadi bener nih?' Tanya Cerriva. Kayla menganggukan kepalanya

"Rara nawarin gua soal itu tapi dia ngasih 3 hari buat gua pikirin antara ikut atau ngganya"

Kayla melihat kalender dimejanya lalu menghela nafas panjang.

"Dan sekarang udah hari kedua tapi gua masih bimbang ikut atau ngganya" lanjut Kayla

'Ikut aja kay. Lo kan punya bakat buat nyiptain lagu. Gua yakin pasti Lo menang' Cerriva menganggukkan kepalanya menyetujui yang dikatakan Reny

"Lo kan tau gua udah lama banget ga nyentuh lagi hal-hal yang berhubungan musik sejak 2 tahun lalu gua takut malah ga selesai dan ngecewain sekolah" ucap Kayla dengan lesu

"Ya mungkin ini waktunya Lo kembali lagi ke dunia itu? Gua tau Lo masih suka ke pengen main musik dan nyiptain lagu lagi" ucap Reny

"Lo ada benernya tapi...."

"Tapi?" Kayla mengangkat bahunya menatap kedua temannya

"Banyak keraguan didalam hati gua. Kita liat nanti aja gimana, gua lagi ga mau bahas itu. Tugas gua banyak yang belum selesai karena terlalu fokus mikirin kompetisi itu. Makanya gua minta bantuan Lo berdua buat ngerjain bareng" ucap Kayla menatap buku didepannya

"Ya udah kalau emang Lo lagi ga mau bahas. Tapi inget Reny dan gua bakal dukung apapun keputusan Lo nantinya" ucap Cerriva

"Betul !! Kita bakal dukung lo kok" sambung Reny

"Thanks gaess. Lo berdua emang sahabat terbaik gua" ucap Kayla berpura-pura menghapus air mata di pipinya padahal tidak ada apapun di pipinya. Cerriva dan Reny malah menatap geli melihat Kayla

"Oh iya. Gua denger-denger juga kalau Reyhan juga ikut kompetisi bareng Lo ya?" Tanya Reny yang teringat dengan cerita yang menyebar disekolahnya

Kayla menganggukan kepalanya, "iya. Tapi gua ga tau sih dia ikut atau ngga. Kayaknya sih ngga soalnya kemarin dia nolak banget buat ikut. Katanya ga penting" Kayla tertawa mengingat ucapan Reyhan waktu itu

"Kenapa juga Rara minta dia ikut? Mendingan si Doni dia kan jago main piano pasti dia ngerti sama hal musik. Lo juga kan bisa pdkt sama Doni" Reny menaik turunkan kedua alisnya menggoda Kayla

"Apaan sih pdkt? Lo nyomblangin gua sama Doni Mulu" ucap Kayla yang melihat muka tengil Reny

"Ya abis Lo berdua kalau udah Deket kayak perangko sama amplop, ga bisa dipisah. Lo ga liat emang muka Doni setiap Deket sama Lo? Keliatan banget dia nyimpen rasa" ucap Reny

"Perasaan Lo aja kali ah. Gua nganggep dia cuman temen dan gak lebih" elak Kayla

"Iya sekarang sih begitu. Kita ga ada yang tau kedepannya, ya ga Cer?" Ledek Reny

"Hahahaha udah Ren ah, kasian tuh mukanya tambah merah" ucap Cerriva yang melihat ada semburat merah di pipi Kayla

"Ngeselin banget Lo berdua emang" delik Kayla yang membuat keduanya tertawa gemas

"Ngomong-ngomong tentang Reyhan tadi. Kalau dia ikut kompetisi itu berarti rumor yang lagi anget disekolah itu bener" ucap Cerriva yang membuat Kayla mengerutkan keningnya

"Rumor apaan lagi? Gibah banget ya anak-anak sekolah kita" ucap Kayla menggelengkan kepalanya karena banyak sekali rumor yang beredar dilingkungan sekolahnya. Bahkan kemarin-kemarin rumor tentang nya yang berpacaran dengan Doni menyebar begitu saja tanpa alasan

"Rumor yang katanya kompetisi itu sebenarnya buat ngehapus rekam jejak buruk Reyhan dan rumor buruk tentang dia. Jadi ayahnya pengen Reyhan bisa menang ini dan bisa dia bangga-banggain ke media dan rekan bisnisnya kalau Reyhan anak yang baik yang mempunyai prestasi" jelas Cerriva

"Nama keluarganya makin jelek karena kelakuan Reyhan yang bikin onar dan berurusan sama polisi terus" lanjut Cerriva

Kayla terdiam mendengar rumor yang diceritakan Cerriva tentang Reyhan. Mendengar semua itu dia tiba-tiba merasa kasian pada Reyhan.

"Kasian ya dia" ucap Kayla tanpa sadar yang membuat Cerriva dan Reny mengerutkan keningnya bingung

"Kenapa Lo kasian Ama dia? Ya harusnya dia berterima kasih sama ayahnya yang selalu lakuin apa aja buat lindungin dia walaupun dengan cara yang salah. Ayahnya ngelindungin masa depan dia yang mungkin bisa saja hancur karena kelakuannya itu" ucap Cerriva

"Ga ada berterimakasihnya emang itu bocah malah bikin onar mulu" ucap Reny yang terlihat menggebu-gebu. Dia merasa Reyhan tidak tau terimakasih dan tidak menghargai ayahnya yang sudah berusaha melindungi nama baik dia sendiri

"Semua orang kayaknya selalu berpikiran begitu. Mereka cuman ngeliat dari satu sudut pandang"

"Maksud Lo?"

Kayla menopang dagunya dengan kedua tangannya lalu menatap kedua temannya

"Apa Lo pernah berpikir atau ngeliat dari sudut pandangnya Reyhan? Kita ga tau apa yang sebenarnya bikin Reyhan. Banyak orang bilang kalau kelakuan dia ga kaya gitu dan secara tiba-tiba dia berubah jadi anak berandalan. Bukannya itu ada yang aneh? Mungkin aja ga sih ada sesuatu yang bikin dia berubah? Pernah ga mikir apa yang bikin dia berubah jadi kaya gitu? Pasti ngga kan? Lo semua selalu ngejudge dari sudut pandang yang lain dan selalu menyalahkan Reyhan tentang semua keonaran yang dia perbuat tanpa mau ngeliat apa yang sebenarnya terjadi"

Cerriva mengangkat sebelah alisnya mendengar perkataan Kayla.

"Lo belain dia? Lo bukannya udah diceritain tentang masalah Doni, Rendy sama Reyhan dulu? Dari situ bukannya kita bisa nyimpulin yang sebenarnya terjadi gimana" ucap Cerriva

"Gua bukan belain. Lo tau kan gua dari dulu ga pernah mau menyimpulkan cuman dari satu sisi? Gua cuman mau netral dan mahamin masalah dari dua sudut pandang" jelas Kayla

"Tapi kata-kata Lo lebih membela dia daripada netral" ucap Cerriva yang membuat Kayla terdiam. Sebelum Kayla membalas perkataan Cerriva, Cerriva sudah duluan membuka suaranya kembali.

"Lo sebenernya ada apa sih sama Reyhan? Kayaknya Lo tertarik banget sama dia? Lo suka sama dia?" Ucap Cerriva sedikit nyolot

"Woh Woh santai" ucap Kayla menegakkan tubuhnya mendengar ucapan Cerriva yang sedikit nyolot

"Gua ga suka sama dia. Gua cuman penasaran aja kenapa orang-orang begitu benci sama dia hanya dengan denger cerita rumor yang bahkan kita ga tau itu emang sepenuhnya asli atau bukan" ucap Kayla mencoba menjelaskan

"Karena dia ga pernah mau buka mulut soal masalah itu. Kalau emang dia ga melakukan apa yang selama ini dibicarain semua orang, harusnya dia jelasin dan bela diri dong. Tapi kenyataannya apa? Dia cuman diem nutup mulutnya. Kalau emang dia ga mau bicarain itu didepan semua orang. Seenggaknya dia ga ngomong ke sahabatnya sendiri? Jelasin bahwa emang dia benar-benar ga bersalah. Gua yakin Doni dan Rendy bakal ngerti kalau dia jujur. Tapi nyatanya dia juga ikut ngejauh dan ngebiarin sahabatnya ngebenci dia" ucap Reny

Kayla terdiam dan mulai berpikir mendengar ucapan Reny yang sebenarnya ada benarnya juga. Jika memang Reyhan ga bersalah harusnya dia membuka mulutnya dan berbicara kepada kedua sahabatnya yang terjadi sebenarnya selama ini.

"Udahlah Kayla kita udah beberapa kali bahas masalah ini. Ga usah ikut campur Maslaah orang lain, ga ada gunanya juga buat Lo. Yang ada malah bikin pusing Lo sendiri" ucap Reny dengan nada yang lebih serius dan membuat Kayla tersadar akan itu. Jika Reny sudah menggunakan nada seperti itu berarti Reny benar-benar serius

"Kita ngomong gini karena sebagai sahabat Lo ga mau Lo berurusan sama dia. Dia bisa bikin hidup orang hancur Kay" lanjut Reny

"Yang dibilang Reny bener. Kita cuman ga mau Lo kenapa-kenapa" ucap Cerriva setelah Reny selesai bicara

"Oke sorry deh. Gua ga tau bakal seserius ini. Gua cuman ngeliat ada sesuatu yang berbeda dari omongan orang-orang tentang dia. Gua ngeliat dia lebih punya luka dibalik kelakuannya dia" ucap Kayla

"Gua tau. Gua pun waktu itu pernah ngerasa gitu dan penasaran tentang dia. Tapi gua udah ga mau lagi berurusan sama dia sejak Doni marah besar karena kita yang selalu bahas dia"ucap Reny

"Kita sampe pernah didiemin hampir 2 Minggu sama Doni dan Rendy waktu itu" lanjut Reny

"Kita cuman ga mau bikin luka mereka kebuka lagi cuman karena rasa penasaran kita terhadap masalah mereka dan Reyhan"

"Hah serius?" Tanya Kayla. Reny dan Cerriva menganggukkan kepalanya

"Rasa sakit Doni dan Rendy besar banget sama Reyhan Kay. Itu kenapa kita selalu berusaha ga bahas tentang Reyhan kalau lagi kumpul sama mereka berdua" jelas Cerriva

"Udahlah ga usah bahas lagi. Kita selalu debat panjang kalau bahas dia. Dia aja ga tau kita siapa tapi kita ngomongin kejelekan dia Mulu. Makin malam juga nanti ga selesai-selesai ini tugas" ucap Reny yang sadar mereka menghabiskan waktu mereka untuk membahas hal yang tidak penting

"Oh iya. Sampai mana tadi?" Tanya Cerriva sambil melihat buku catatan

Mereka pun kembali mengerjakan tugas mereka yang tertunda karena perdebatan mereka tentang Reyhan.

Chương tiếp theo