webnovel

4. Casting Hari ke-1

Kring…. Kring… kring… 

Bunyi Alarm di atas nakas di samping tempat tidur membangunkan Peter dari tidurnya. Tepat pukul 7 pagi,  Peter kemudian mengemaskan tempat tidurnya, bersih-bersih, mandi sarapan. 

1 jam kemudian peter sudah siap dengan kemeja putih dan celana hitam yang di kenakannya. Tidak lupa Ia menyisir rambutnya dengan rapi.

When I see your face, thats…..

Terdengar suara nada dering dari hp peter yang sebelumnya dia ganti dengan lagu bahasa inggris. Tentu dia jaga gengsi agar orang lain saat dengar nada deringnya tidak begitu kaget. (Perlu kita ketahui peter juga penggemar ayu ting ting) 

"Halo Bang Ben, iya,  Aku udah di jalan, iya sabar sabar cerewet banget sih". Peter kemudian mematikan panggilan dari Bang Ben yang mengomelinya. 

Peter pun segera berangkat menggunakan sepeda motornya. 

Setibanya di alamat yang telah di beri Bang Ben, Peter kemudian memarkirkan motornya dan berjalan menuju sebuah gedung.  Disana ada seorang Receptionis dan Peter bertanya pada Resepsionis tersebut.

"Selamat pagi, Saya salah seorang yang akan mengikuti Casting Drama 

Tono dan Tine, saya harus kemana ya mbak?".

"Selamat pagi kembali mas, untuk Casting ada di lantai 8 ruang ke 11 mas bisa naik lift di sebelah sana nanti ada arahan kok mas kalau sudah di lantai 8". Mbak tersebut menunjukkan Lift yang ada di sebelah kiri belakang Peter. 

"Ahh,, terimakasih ya mbk". "Sama sama mas". Jawab mbak tersebut sambil tersenyum. 

Peter pun memasuki Lift. Semantara mbak-mbak yang tadi "Ahh, kenapa drama ini yang datang ganteng-ganteng semua sih, aku kan jadi seneng."

Mbak-mbak tadi kemudian menunduk dan menulis sesuatu. "Selamat pagi mbak….  Lia". Mbak yang bernama Lia itu tampak kaget karena Pria di depannya selain tau namanya, Di dia juga merupakan Artis terkenal. 

"Max, tau dari mana namaku". Tanya mbak Lia. "Ahh Aku liat Name tag mu". Max kemudian menunjuk Name tag yang terpasang di dada sebelah kanan Mbak Lia. Mbak Lia nampak tersipu "Jadi apa yang mbak bisa bantu ?".

"Aku ikut Casting drama Tono & Tine mbak bisa kasi tau aku lokasinya. Sepertinya aku juga udah telat, ini udah hampir jam 10, mulainya jam 9.30 kan? 

"Ahh iya, nanti kamu naik lift sampai lantai 8 Ruang 11 nanti ada yang kasi intruksi kok di atas".

"Makasih mbak". "Iya sama-sama". Max pun masuk dan menghilang kedalam lift. 

Mbak lia masih tersenyum membayangkan pertemuannya dengan Max. "Ahh sial aku lupa minta foto bareng, yaudah aku tunggu sampai drama selesai deh biar bisa foto bareng Max".

Sementara itu di lantai 8….

"Peter, dari mana aja kau ini, hampir lagi kau itu telat haduhh stress aku punya anak didik macam kau ini". Keluh Bang Ben. 

"Kau daftar dulu sana sama ambil nomer, cepetan". Kata bang Ben dengan nada suara tergesa-gesa. 

Peter pun antri di belakang beberapa orang, di tangannya ada selembar kertas yang berisi biodata dan foto yang telah di siapkan oleh Bang Ben. Setelah mendaftar Peter pun mendapatkan Nomor yang di tempel didadanya. 0084.

"Apa kamu sudah punya naskah nya?". Tanya Pria yang duduk di depan Peter yang sebelumnya telah memberikan dia nomor. 

"Aku sudah punya kak". Jawab Peter

"Oke, selanjutnya… ". Peter pun segera menepi dan mencari Bang Ben untuk berbicara. 

Peter melihat sekeliling, karena Lantai 8 di penuhi orang-orang, selain aktor yang lain, ada juga beberapa fans dari para Aktor tersebut. 

"Ahh, ketemu itu dia Bang Ben". Peter pun menghampiri Bang Ben yang sedang berbicara dengan beberapa orang. Di ketahui mereka adalah Managemen artis lain yang merupakan Teman Bang Ben,  ada pula beberapa Teman-teman Peter satu Managemen dan mereka pun berbincang. 

-----------

"Kak Max". Teriak beberapa Wanita yang menunggu kedatangan Max.  Max melambaikan tangannya dan tampak gembira.

"Untung kakak cuma telat sebentar, ah kakak udah ambil nomor sama daftar ya?".

"Iya ini udah". Max menunjukkan Nomor yang tertera di dadanya. 

"Jadi kakak mau meranin siapa?" Tanya cewek berambut coklat. "Ehm, aku belum tau sih, bagus nya siapa ya? Rey aja kali ya?".

"Apa kakak belum baca naskahnya?". Tanya cewek yang berambut hitam panjang. 

"Belum nih". Max menggaruk-garukkan kepalanya. 

"Yaudah ini kak baca, aku dapat naskahnya hehehe, semangat ya kak". Kata cewek berambut hitam. 

Max pun membaca naskah di kelilingi oleh wanita-wanita tadi yang ternyata merupakan Fans Max. Merekalah yang menyemangati Max untuk ikut Casting Drama series Tono & Tine. 

Mereka percaya bahwa Max akan bangkit kembali dari keterpurukannya, sudah lewat setahun sejak Series terakhir yang dia mainkan. Meski banyak hinaan, cercaan, yang Max dapatkan membuat Maxlion selalu menguatkan dan mendukung Max.

"No 96 segera masuk". Teriak Staff yang baru keluar dari ruangan. 

"Ahh itu no ku, kalau begitu aku akan masuk dulu". Senyuman selalu menghiasi wajah Max, dia bahagia karena Maxlion selalu mendukungnya.

Seperti studio casting pada umumnya, di depan Max ada 5 orang sebagai penyeleksi, ada beberapa staf, kameramen dan beberapa peserta yang duduk di kursi yang telah di sediakan. 

Max kemudian memperkenalkan dirinya. Tanya jawab singkat dengan tim penyeleksi setelah itu dia kemudian memerankan perannya sebagai Rey. 

"Ton, Kakak akan selalu menjagamu, kau harus merawat dirimu dengan baik". Max kemudian menyentuh kepala seseorang di depannya yang berperan sebagai Tono. 

"Cut".

Seseorang berdiri dan kemudian berbicara. "Kamu lumayan bagus, baik kamu lolos ke seleksi selanjutnya, 2 hari lagi datang kemari pada jam yang sama, jangan pulang dulu karena kita akan foto bersama".

"Terimakasih Kak Sharon, terima kasih semuanya". Ucap Max sambil menangkupkan kedua tangannya di depan dada tanda menghormati. 

Max pun keluar ruangan. "Sharon, apa kamu yakin akan meloloskan Max, kamu tau kan skandalnya?".

"Itu tidak penting, yang terpenting adalah bakat, seiring berjalannya waktu skandal itu juga akan tenggelam". Jawab sharon. Wanita yang sedikit berisi dengan rambut pendek yang bernama Renna di sebelahnya hanya menaikkan sebelah alisnya dan kembali fokus pada kertas-kertas yang di pegangnya. 

Sharon. Wanita itu pemilik rumah Produksi "Be YourSelf" sekaligus penulis dan penerbit Novel-novel terkenal. Salah satu terbitan Novel Tono & Tine yang meledak di pasaran menjadi alasan pembuatan Drama Series dengan judul yang sama.

------------

"No 84 silahkan masuk keruangan". Ujar salah satu Staff. Peter kemudian memasuki Studio Casting. 

Dia mulai memperkenalkan dirinya. 

"Namaku Peter, Usiaku 21 Tahun, Aku tinggal di… Profesiku sebagai Model Freelance, dan aku ingin berperan sebagai Tine".

"Oke, kalau begitu tampilkan ekspresi marah Tine dari naskah yang telah kamu baca". Kata salah satu penyeleksi yang memakai kacamata dan berkepala pelontos. 

Peter pun memerankan Tine dengan ekspresi marah, kemudian penyeleksi lain ingin melihat ekspresi yang lain. Sedih, Malu-malu dan sebagainya.

"Bagaimana menurutmu, Sharon". Tanya si kepala pelontos tersebut yang ternyata bernama Gaia.

Tampak sharon sedikit berfikir dan membuat peter semakin tegang. 

"Baik, kamu lolos, actingmu cukup bagus, cuma ekspresi malu-malu mu tidak begitu bagus, tapi aku percaya kau bisa belajar dengan cepat".

"Selain itu, kau juga cukup memiliki poin-poin penting untuk menjadi Tine, tapi itu tidak berarti kamu bisa berperan menjadi Tine, kamu hanya baru lolos seleksi pertama, datang kembali 2 hari lagi untuk seleksi selanjutnya, dan jangan pulang dulu karena ada beberapa hal yang akan di sampaikan untuk peserta yang lolos seleksi".

"Baik kak, Terimakasih banyak Kak." Peter kemudian menyalami penyeleksi satu persatu. Dan berterimakasih pada kru, dan juga orang-orang yang ada di dalam studio tersebut. 

"Anak yang bersemangat sekali". Ujar penyeleksi berambut panjang bergelombang yang bernama Sisilia. 

"Sangat Cocok jadi Tine tapi aku akan melihat Actingnya 2 hari lagi, apakah itu semakin baik atau tidak". 

-----------

Setelah Peter keluar Dari Studio Casting dia langsung di sambut oleh Reporter yang ingin merekamnya. Dan peter pun menyetujuinya, dia memperkenalkan diri dan peran apa yang ingin dia mainkan. 

Setelah itu Peter menemui Bang Ben, dan ternyata Bang Ben akan segera pergi. Beberapa teman satu managemennya pun tidak lolos seleksi pertama dan ikut pulang dengan Bang Ben.

Tersisalah Peter Sendirian, Tiba-tiba ada yang menyapanya. "Kakak No 84". "Ahh, iya". Kata peter sambil tersenyum.  Ternyata wanita itu ingin mengenalnya, dia mulai menanyakan nama peter, usia, ig, bahkan statusnya sudah punya pacar atau belum, dan semua di jawab jujur oleh Peter. 

"Terimakasih kak, aku udah Follow Kakak di Ig, aku pergi dulu". Wanita itu kemudian berlari ke arah teman-temannya yang sedang merekam dengan hp di tangannya. Peter hanya menggelengkan kepalanya. 

"Ehh kamu dapat ig nya? ". "Dapat ini, ini". Wanita itu memperlihatkan smartphonye. "Followernya 15ribu, wah ganteng-ganteng banget fotonya, tinggi juga kan". "Ahh iya dia model juga". Beberapa teman wanita tadi meributkan tentang Peter. 

"Ahh, Kak Max sudah selesai Castingnya?". Tanya cewek berambut coklat

"Jadi bagaimana Kak?. Tanya cewek berambut hitam panjang. 

"Aku lolos seleksi pertama". "Yeyyyy". Teriak Maxlion dengan gembira. 

Si rambut hitam panjang nyeletuk "Hei kak liat no 84, dia melirik kemari terus". Max kemudian menoleh kebelakang dan melihat seorang Pria dengan No 84 di dadanya, Max kemudian hanya tersenyum dan berpaling lagi ke MaxLion. 

"Kak, namanya Peter, kami sudah punya Ig nya juga loh, dia lumayan ganteng kan, dia juga sering melirik kemari loh kak jangan-jangan dia suka kakak". Goda si gadis berambut coklat. 

"Kalian ini nakal sekali". Max hanya tersenyum dan tertawa menanggapi Lelucon dari Maxlion. 

----------------

"Aku menatapnya dan dia tersenyum padaku, ahh aku bisa gila, rasanya aku ingin menyapa dia, tapi aku malu, jadi aku hanya melihatnya dari tempat dudukku saja". Ujar peter pada dirinya sendiri

Setelah itu Peserta yang lolos seleksi di panggil semua dan di beri arahan untuk pertemuan ke 2 di 2 hari selanjutnya. Dan di akhiri dengan Foto bersama. 

Chương tiếp theo