webnovel

7

Pulang sekolah, Rey menunggu Sandi turun dari lantai atas dimana kelas lelaki manis itu berada. Lelaki tampan itu menunggu ditempat biasanya, dimana lagi kalau bukan disamping anak tangga. Ia menunggu Sandi sambil memainkan ponselnya dan bersandar pada dinding tangga.

Di kelas Sandi.

Ruang kelas tersebut masih tampak tenang dan seorang guru masih menerangkan didepan kelas. Sepertinya guru itu tidak mau mengakhiri pelajarannya saat ini. Ia tetap menulis dipapan sambil menerangkan kepada siswa/siswi yang ada di kelas tersebut.

"baiklah! kita akhiri sampai disini dan kerjakan LKS kalian halaman 23" ucap guru tersebut.

"baik pak" jawab semua murid serentak. Guru tersebut keluar dari kelas dan membiarkan muridnya membereskan buku pelajaran mereka. Satu-persatu siswa/siswi di kelas tersebut mulai keluar dari kelas dengan semangat dan canda gurau.

"ayo, San" ajak Lian sambil berdiri disamping meja Sandi. Lelaki manis itu menoleh dan berdiri dari duduknya sambil memakai tas punggungnya. Kemudian mereka berempat keluar dari dalam kelas sambil bercanda. Tak jarang pula mereka menanyakan soal Rey pada Sandi dan dijawab dengan jujur oleh lelaki manis itu. Ketiga teman Sandi memang sudah tahu tentang Rey yang selalu berada disamping Sandi. Awalnya mereka tidak tahu, tapi setelah berteman dengan Sandi, mereka menanyakannya kepada lelaki manis itu dan dijawab jujur oleh lelaki itu. Jadilah mereka tidak heran jika Rey mengantar, menghampiri dan menunggu Sandi.

"aku yakin dia akan menunggud disamping tangga lagi hari ini" kata Aldi yang sudah paham dengan kebiasaan Rey. Perkataan itu diangguki oleh Lian dan Gilang sedangkan Sandi hanya diam saja. Ia tidak tahu kenapa Rey selalu menunggunya ditempat itu dan tidak diparkiran sekolah.

Ketika akan sampai dilantai bawah sekolahnya, Sandi kembali melihat Rey ditempat biasa lelaki tampan itu menunggunya. Ia menghela nafas pelan. Gilang yang melihat Rey ditempatnya itupun menepuk punggung Sandi pelan.

Rey yang melihat Sandi turun dengan teman-temannya itupun memasukkan ponselnya kedalam saku celana dan menghampiri keempat kakak kelasnya itu.

"selamat siang kak" sapa Rey ramah.

"siang…kau mau bawa Sandi?" tanya Lian pada Rey. Lelaki tampan itu hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"baiklah! kami duluan, San" kata Aldi sambil menepuk bahu Rey yang membuat lelaki tampan itu berjengit, kaget.

"lain kali tunggu aku diparkiran saja" omel Sandi sambil berjalan menuju parkiran sekolah.

"kenapa?" tanya Rey yang tidak mengerti kenapa Sandi tiba-tiba berbicara begitu padanya.

"kau menjadi bahan perhatian ketika berdiri disana" kata Sandi.

"lalu masalahnya?"

"itu menjengkelkan..pokoknya kau harus menungguku diparkiran mulai besok" Sandi berkata sambil menghadap Rey yang ada dibelakangnya dan menunjuk lelaki tampan itu dengan jari telunjuknya. Hal itu membuat Rey menelan ludahnya susah payah karena hal itu.

"iya" jawab Rey. Kemudian lelaki manis itu kembali berjalan didepan Rey sambil melipat kedua tangannya didepan dada.

Sebenarnya Rey belum puas dengan jawaban Sandi dan ingin tahu kenapa lelaki itu bersifat seperti itu. Dengan langkah lebar Rey berhasil menyamai langkah kaki Sandi.

"eem San-"

"panggil aku kakak"

"tidak mau"

"terserah kau!" marah Sandi lalu berjalan dengan cepat. Hal itu tidak membuat Rey ketinggalan dan lelaki tampan itu bisa menyamai langkah Sandi lagi.

"San! aku penasaran kenapa kau bilang menjengkelkan ketika melihat orang lain menatapku…apa kau cemburu?" tanya Rey yang membuat Sandi berhenti dari berjalannya. Hal itu juga membuat Rey berhenti beberapa langkah didepan Sandi. Lelaki manis itu benar-benar terkejut dengan apa yang ditanyakan oleh Rey.

"kau gila ya…mana mungkin aku cemburu dengan hal itu" jawab Sandi dengan sedikit tertawa garing. Mana mungkin seorang lelaki cemburu melihat seorang lelaki lain yang mendapatkan perhatian seperti itu. Tidak ada lelaki yang seperti itu dan tidak ada lelaki yang menyukai lelaki lain sama seperti diri mereka.

Mendengar jawaban Sandi membuat Rey mengerutkan keningnya karena merasa tawa Sandi tidak seperti biasanya. Tawa Sandi tadi seperti dibuat-buat.

Teman-teman Sandi saat ini berada di café yang tidak jauh dari sekolah mereka. Ketiga lelaki itu sedang menikmati waktu senggang mereka bersama sebelum pulang ke rumah. Tak hanya itu, mereka juga membicarakan kedekatan Rey dan Sandi yang terlihat tidak biasa dimata Lian, si lelaki yang memiliki wajah cantik daripada Gilang dan Aldi.

Mereka bertiga sudah sangat tahu jika Rey dan Sandi adalah teman masa kecil, tapi melihat sifat Rey kepada Sandi membuat mereka memikirkan sesuatu hal yang berbeda.

"apa menurut kalian Rey suka sama Sandi?" tany Gilang tiba-tiba.

"bisa jadi…melihat sifatnya yang seperti itu tidak menutup kemungkinan akan hal itu" jawab Aldi. Lian hanya menganggukkan kepalanya mendengar pembicaraan kedua teman tampan yang duduk didepannya ini.

"ish makanmu belepotan" kata Aldi sambil mengusap bibir Lian yang sedikit ada noda saus disana. Hal itu membuat Lian melebarkan matanya dan merasa ada sesuatu dalam dirinya yang bergejolak aneh.

"hey kalian jangan jangan bermesraan didepanku" ucap Gilang.

"siapa yang bermesraan, kami pacaran saja tidak" sungut Lian yang membuat Gilang tertawa sedangkan Aldi melihat lelaki cantik itu.

"tapi, apa ada hubungan seperti itu?" tanya Gilang lagi setelah mereka kembali diam.

"bodoh! tentu saja ada…di luar negeri banyak dan disini juga ada" jawaban Lian membuat Gilang menganggukkan kepalanya.

"kenapa kau tahu?"

"ya karena aku sering membacanya" jawab Lian datar.

"APA?" teriak kedua lelaki tampan yang ada didepannya ketika mendengar jawaban santai Lian barusan.

"kalian mengganggu pengunjung" gumam Lian.

Kedua lelaki tampan itu melihat sekitar dan semuanya menatap mereka dengan tatapan tajam. Keduanya bergumam kata maaf sambil membungkukkan badan mereka. Setelah kembali tenang kedua lelaki tampan itu duduk dan menatap Lian yang memasang wajah santai. Mereka tidak habis pikir lelaki cantik didepan mereka ini membaca hal seperti itu. Meskipun mereka berdua akui jika wajah Lian sangat cantik, Bahkan Sandi pun kalah cantik dengan Lian. Hanya saja Sandi itu terbilang lelaki imut yang manis dan menggemaskan.

"aku memang membacanya dan menurutku itu wajar saja karena cinta tidak memandang apapun, bukan?!"

Gilang menganggukkan kepalanya sedangkan Aldi hanya diam sambil menikmati minumannya.

"ya sudah"

"kalau begitu apa kau menyukai lelaki?" tanya Gilang.

"entahlah…aku masih memiliki keinginan pada wanita tentu saja" jawab Lian cepat. Hal itu tidak luput dari pendengaran Aldi. Jujur saja lelaki tampan itu terkejut saat Lian membaca hal seperti itu juga. Ya, Aldi juga membacanya jadi ia diam saja ketika Lian menjelaskan pada Gilang dan apa yang dikatakan Lian itu benar adanya bahwa cinta tidak memandang apapun. Satu hal lagi, Aldi itu menyukai Lian dan tidak berani mengatakannya karena Lian selalu dikerubungi oleh para siswi dan hal itu membuatnya berfikir bahwa Lian lelaki yang normal. Setelah mengetahu fakta ini membuat Aldi masih memiliki kesempatan untuk mendekati Lian.

Rey tidak mengajak Sandi pulang melainkan mampir sebentar kesebuah café yang baru buka dan ia ingin pergi kesana dengan Sandi. Lelaki manis itu hanya menuruti keinginan Rey karena ia butuh sesuatu untuk menghilangkan pikirannya dari pelajaran yang ia dapat di sekolah tadi. Sungguh lelah rasanya.

Keduanya turun dari motor dan masuk kedalam café tersebut. Didalam café tampak ramai.Sandi melihat kesekelilin dan menarik Rey ketika matanya melihat bangku yang kosong.

"pesanlah apapun yang kau mau, San" kata Rey setelah mereka duduk ditempat tersebut.

"baiklah" jawab Sandi dengan senyum yang merekah diwajahnya. Ia akan memakai kesempatan ini untuk memesan apa yang ia inginkan.

Tak lama pelayan datang kemeja meraka dan Sandi mulai memesan apa saja yang ia inginkan. Setelah mencatat pesanan Sandi, pelayan itu pergi dan menyuruh keduanya untuk menunggu sebentar.

Keduanya menunggu sambil menyibukkan diri dengan ponsel mereka masing-masing. Rey sudah tidak tahu apa yang harus ia katakan pada Sandi setelah mengatakan hal itu dikoridor sekolah tadi. Bahkan lelaki manis itu menjawabnya dengan cuek ketika ingin mengajaknya kemari tadi. Tapi, lihat sekarang lelaki manis itu sangat ceria ketika melihat pesanannya datang. Rey hanya bisa memandang makanan yang Sandi pesan tersebut. Sungguh banyak dan hampir memenuhi meja mereka. Sandi benar-benar memesan banyak makanan ringan dan beberapa es cream untuk ia makan. Ya, café ini tidak hanya menyediakan minuman saja melainkan juga menydiakan makanan ringan seperti kentang goreng, sosis, udang dan masih banyak lagi. Dan Sandi hampir memesan semuanya. Sebenarnya Rey tidak masalah dengan itu, tapi perut lelaki manis didepannya ini apa muat memakan semuanya.

"selamat makan" ucap Sandi dan siap menyantap semua pesananya. Rey mengangakan mulutnya ketika melihat Sandi mulai menyantap makanan diatas meja.

"San, apa kau bisa memakan ini semua?" tanya Rey dengan penuh kehari-hatian.

"tentu saja" jawab Sandi sambil terus menyuapkan es cream kedalam mulutnya.

Rey menggelengkan kepalanya, maksudnya mengajak Sandi kemari untuk menikmati suasana dan mengobrol, tapi sepertinya ia salah mengucapkan sesuatu hingga membuat Sandi seperti ini. Rey hanya bisa membiarkan Sandi menikmati pesanannya tersebut sebelum.

"San bukankah kau sedang diet?" tanya Rey dengan pelan. Mendengar pertanyaan tersebut membuat Sandi menghentikan makannya dan menatap Rey.

"sekarang bukan saatnya memikirkan itu, aku sedang dalam mood tidak baik karenamu tadi dan sekarang biarkan aku makan ini semua" jawab Sandi dengan kesal. Rey yang mendengar jawaban itupun hanya bisa diam dan membiarkan Sandi memakan makanan yang ada diatas meja. Ia tidak bisa berbuat apa-apa jika Sandi sudah mengatakan seperti itu. Sebenarnya Rey merasa serba salah karena jika nanti berat badan Sandi bertambah, lelaki imut itu akan menyalahkannya karena tidak mencegahnya memakan semua hidangan yang ada. Tapi, saat dicegah atau diingatkan Sandi selalu bilang seperti itu. Jadi seorang Rey memang serba salah sepertinya.

Lelaki tampan itu hanya bisa melihat Sandi makan dengan melahap semua hidangan yang ia pesan sambil menikmati minumannya dengan diam.

curhat dikit :v

kenapa ya nulis cerita bl lebih cepet ketimbang nulis cerita bxg :(

jadi Re bisa up disini lebih cepet dan per minggu Re bakalan up...

makasih yang udah baca dan suka cerita Re yang menurut Re kurang menarik :)

Ren_Jinangcreators' thoughts
Chương tiếp theo