Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam. Roki berbaring tepat di samping gadis kecil itu lalu mengusap kepala dengan sangat lembut. Terkadang ia membelai rambutnya yang menjulur ke bawah. Setiap melakukan hal itu, dia mengingat status keluarganya sebagai anak tunggal. Sejak dulu dia ingin memiliki seorang adik. Namun karena kesibukan serta masalah finansial. Maka dia harus mengurungkan niatnya.
Suatu ketika ia sempat bermimpi memiliki seorang adik. Seorang adik yang cantik, imut, dan lugu hadir di hadapannya. Mereka berdua bermain bersama, dalam sebuah acara minum teh. Sang Adik menuangkan secangkir teh hijau, dalam cangkirnya. Selesai menuangkannya, dia menikmatinya sambil menikmati indahnya musim gugur. Sayang semua itu hanyalah mimpi. Mimpi yang tak akan pernah terjadi seumur hidupnya.
Kini telah hadir seorang gadis kecil berambut pink, serta memiliki mata hijau yang menawan. Ketika dia mengusap kepala gadis itu, ia sempat berpikir bahwa yang ia lakukan adalah sebuah mimpi. Tapi setelah semua hal yang terjadi, rasanya dia seperti melihat sebuah keajaiban. Keajaiban yang diberikan oleh Sang Pencipta sekali seumur hidup. Tingkah polos, serta senyuman manisnya yang sempat ia lihat. Secara tidak sadar membuat ia ikut tersenyum.
Seketika cahaya terpancar di raut wajahnya. Mengubah apa yang ada di sekitarnya, menjadi cahaya yang terang. Rumput hijau mulai tubuh, berbagai jenis bunga mulai bermekaran seiring dengan senyumannya. Suasana damai mulai ia rasakan waktu itu, melupakan sejenak mimpi buruk yang sedang dialami. Semenjak saat itu ia sadar, bahwa ada hal penting yang harus dilindungi yaitu senyumannya.
Dia terus memandang langit malam, dipenuhi oleh ribuan bintang yang indah. Andaikan gadis kecil itu terbangun, ia ingin mengisahkan sebuah cerita di balik bintang. Pasti Angela akan sangat senang, di ceritakan olehnya. Sementara itu Jhon, membersihkan kunai dan shuriken dengan sebuah lap. Pandangannya menatap ke langit, menikmati indahnya malam. Sesekali dia tersenyum memandang Roki yang sedang mengusap kepada Angela.
Suasana hangat telah dia rasakan, saat bersama mereka berdua. Berbeda dengan kehidupan sebelumnya, yang dipenuhi dengan rasa hampa dan kesepian. Sebuah notifikasi secara tiba-tiba muncul dari sistemnya. Sebuah pesan penting dari penciptanya, yang harus ia sampaikan kepada tuannya. Memaksa dirinya untuk memberitahu tuanya, yang sedang menikmati indahnya malam.
"Tuan maaf sudah mengganggu waktu anda. Ada sebuah pesan penting dari penciptaku."
"Penciptamu?"
"Iyah tuan."
Tiba-tiba, munculah seorang pria berpenampilan mirip seperti Profesor. Hanya saja dia memiliki rambut hitam, bermata sipit, hidung mancung serta memiliki berpostur tinggi dalam bentuk hologram, dipancarkan oleh sinar yang berasal dari mata Jhon.
"Selamat malam, maaf sudah mengganggu waktumu. Perkenalkan namaku adalah Yahiko Mitsuki."
"Apa kamu Yahiko Mitsuki, Sang Pencipta Cyborg yang terkenal itu?!" Tanya Profesor Xenom dengan heboh, muncul secara tiba-tiba dalam hologram mini.
"Ha.ha.ha itu benar sekali Profesor Xenom, tak kusangka anda ada disini. Sebenarnya apa yang sedang anda lakukan?"
"Tidak ada, hanya menemani anak ini untuk melakukan suatu hal."
"Begitu rupanya."
"Jadi Profesor Yahiko, ada hal penting apa sampai kau ingin berbincang denganku?" Tanya Roki.
Profesor Yahiko, mulai menyampaikan maksud dan tujuannya diawali dengan sebuah kisah yang akan segera dia ceritakan. Dulu pada tahun 2235 di sebuah fasilitas Kota Horizon, dia membuat robot tempur generasi pertama. Robot itu bernama DX01 (Destroyer Xerofit generasi pertama). Seluruh tubuhnya terbuat dari metal, memiliki wajah layaknya kerangka manusia. Tangan kiri memiliki barel seperti minigun, serta memiliki tangan kanan layaknya manusia.
Sepasang kaki besi, telapak kaki mirip seperti manusia hanya saja masih terhubung oleh kabel. Semua ia kerjakan ketika menginjak umur 20 tahun. Dalam melakukan pekerjaanya, dia tak sendiri melainkan dibantu oleh asisten nya bernama Wilten. Selain asisten ia adalah sahabatnya. Suka duka telah mereka berdua lewati bersama. Walau terkadang mereka berdua sempat bertengkar, pada akhirnya mereka kembali berbaikan.
Berbagai ajang kompetisi, ilmu teknologi dan persenjataan telah ia raih. Peringkat pertama sudah menjadi sarapan sehari-hari. Lambat laun kejeniusanya dalam membuat robot, mulai menarik perhatian para kalangan atas.
Kalangan atas, mulai membiayai setiap produknya dengan suka rela. Banyak berbagai pesanan yang dia terima. Keuntungan serta kesejahteraan telah mereka berdua dapatkan. Maka pada tahun 2240, penguasa Kota Horizon membangun sebuah Gedung Riset Pengembangan Robot khusus untuk dirinya. Berbagai jenis robot militer telah dia buat. Robot itu dibeli oleh para penguasa untuk melancarkan pengaruhnya.
Korban mulai berjatuhan, kebencian mulai terbentuk akibat ciptaanya. Mendengar kabar itu, Profesor Yahiko menjadi sangat bersalah. Suatu hari sahabatnya datang berkunjung ke rumah. Ia melihat raut wajah sahabatnya yang lesu, duduk seorang diri menatap langit. Rambutnya acak-acakan serta berbagai tumpukan kertas menghiasi tempat itu. Kemudian Wilten duduk tepat di sampingnya.
"Tidak aku sangka, aku menciptakan sebuah mesin pembunuh. Awalnya kukira, ciptaanku akan digunakan dalam pembasmian zombie. Namun dugaanku salah, para penguasa elit global menggunakan ciptaanku untuk kepentingan mereka. Banyak orang yang tidak bersalah tewas, akibat pengaruh mereka. Ini semua salahku, andaikan aku tidak menciptakannya mungkin mimpi buruk ini tidak akan bertambah buruk."
"Sudahlah kawan, semua ini bukanlah salahmu. Yang kau lakukan selama ini, hanyalah untuk kepentingan keselamatan serta kesejahteraan umat manusia bukan?"
"Apa kamu tidak melihat berita hari ini Wilten?! Beberapa anak kecil serta para wanita, menjadi korban keganasan dari DX34."
"Aku tau, tapi sudah kubilang sebelumnya. Itu semua bukanlah salahmu, melainkan murni kesalahan dari Si Pemakainya. Jika tidak tahan dengan semua ini, sebaiknya kau ciptakan saja robot atau teknologi yang lebih berguna saja?" Wilten memberi saran.
"Tapi apa yang harus aku ciptakan? Apa kau ada ide?"
"Hmm... bagaimana kalau kita ciptakan robot pelayan?"
"Robot pelayan?"
"Iyah, robot yang mengerjakan segala macam pekerjaan rumah serta menjadi teman, dalam berbagi kisah suka dan duka. Ha.ha.ha. tapi itu semua adalah sebuah imajinasi bodohku saja."
"Kau jenius Weilten, akan kuciptakan robot pelayan dengan berbagai keahlian dalam pekerjaan rumah tangga. Dan juga aku akan berikan rupa yang enak untuk di lihat."
"Kalau begitu, bisakah kau berikan salah satu ciptaanmu padaku? Sudah terlalu lama aku hidup menjomblo, kalau bisa yang paling cantik. Dan juga berikan robot itu, kemahiran dalam pelayanan malam." Ujarnya menatap mesum pada sahabatnya.
Dan akhirnya mereka memutuskan, untuk membuat proyek pembuatan robot Maid. Robot robot itu mereka namakan robot M01. Satu tahun telah berlalu ia menghadiri jumpa pers. Dalam konferensi pers, dia mengatakan bahwa dirinya berhenti dalam pembuatan robot serta teknologi militer. Kemudian dia umumkan Proyek pembuatan M01 pada media. Robot itu memiliki tubuh seperti manusia, hanya saya kulitnya terbuat dari silikon khusus. Permukaan pada silikon tersebut, 98% mirip dengan kulit manusia.
Selain parasnya yang cantik, M01 memiliki keterampilan dalam mengurus rumah tangga. Sangat membantu bagi kalangan atas yang hidup seorang diri. Namun semua itu tak seindah ekspektasi. Lima tahun kemudian, peminat M01 mulai mengalami penurunan. Berbagai masalah sistem mulai terjadi pada robot ciptaan nya. Akibatnya setiap pekerjaan yang dilakukan oleh robot M01, mengalami berbagai permasalahan dalam melakukan pekerjaanya.
Pada akhirnya Profesor Yahiko harus menerima surat komplain setiap hari. Lalu di ciptakanlah robot maid generasi kedua. Robot itu, selain dibekali oleh keahlian tambahan seperti infrastruktur dan lain sebagainya, juga memiliki emosi layaknya manusia. Suatu hari, tersebar rumor bahwa tenaga manusia akan digantikan oleh robot diberi nama M02.
Masyarakat melakukan aksi demonstrasi serta kerusuhan. Dengan berbagai macam tekanan akhirnya pada tahun 2252, produksi M02 dihentikan. Para robot M02, terpaksa harus hidup menggelandang di jalan. Tapi ada beberapa dari mereka yang beruntung, yang masih tetap bekerja.Terpaksa dia harus menelan ludahnya sendiri. Berbagai macam permasalahan hidup, yang sedang dialami tiba-tiba dia dikejutkan oleh kabar duka dari sahabatnya.
Wilten sahabat satu-satunya, insiden ledakan di ruang 51. Ruang itu adalah tempat uji coba bagi para robot serta senjata yang baru selesai dibuat. Setelah di selidiki, ledakan itu terjadi karena sebuah kesalahan sistem pada salah satu robot, sehingga memicu terjadi ledakan. Profesor tak kuasa menahan air mata, ketika melihat kuburan sahabatnya..
Lima bulan telah berlalu, suasana yang di selimuti oleh duka ia harus tetap bekerja memenuhi hasrat para penguasa. Dia selalu mengingat sahabatnya, ketika dirinya mendapat tekanan. Lambat laun, ia terpikir untuk kembali membuat tiruan sahabatnya. Lalu ia putuskan untuk membuat proyek robot YM100 (Yahiko Mitsuki), secara rahasia.
Di sela kesibukannya, ia sempatkan waktu untuk menjalankan proyek tersebut. Keseriusannya dalam menjalankan proyek membuat kehidupan pribadinya menjadi tidak teratur. Hari silih berganti, berbagai macam peristiwa telah ia lalui. Dan akhirnya proyek YM100 telah selesai. Robot itu memiliki struktur tubuh dan wajah, mirip sekali dengan Wilten. Kemudian dia perintahkan YM100 untuk mengembara, mencari tuanya sendiri.
"Aku ingin, seseorang memanfaatkanya untuk kebaikan. Dengan begitu dosa serta rasa penyesalanku bisa berkurang. Kini YM100, sudah menemukan tuanya sendiri. Pasti ada suatu kebaikan, membuatnya tertarik untuk mengikutimu. Kau memberikan sebuah nama yang indah pada ciptaanku. Jadi aku titipkan Jhon padamu, sebelum aku benar-benar pergi dari dunia ini." Kata Profesor Yahiko.
"Apa maksudmu?" Tanya Roki.
"Sebenarnya, aku ini sudah lama meninggal karena suatu penyakit. Yang sedang ada di depanmu, ini hanyalah sisa energi kehidupanku diwujudkan dalam bentuk hologram ."
"Begitu rupanya." Kata Profesor Xenom.
"Roki sekali lagi, kutitipkan Jhon padamu. Buatlah ia berguna selain membunuh."
"Aku tidak bisa janji, tapi akan aku usahakan." Ujarnya.
Mendengar hal itu beliau sangat senang. Lambat laun sosoknya mulai menghilang. Namun sebelum ia benar-benar menghilang, dia pun tersenyum untuk pertama dan terakhir kalinya pada Roki. Dia menaruh kepercayaan besar pada dirinya. Sementara itu Roki menatap Profesor Yahiko, dengan rasa sedih.
Dan akhirnya Profesor Yahiko, benar-benar pergi dari dunia ini. Roki pun menatap langit, lalu mengangkat kedua tangan setinggi mungkin. Berdoa kepada Tuhan agar beliau beristirahat dengan tenang.