Andreas bergegas naik ke lantai dua menuju kamar lalu merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk,
pusingnya belum reda tapi sudah sedikit lebih baik, dia pun berusaha untuk memejamkan mata.
sementara di lantai bawah,
Angka bersiap untuk tidur, namun Kevin terus saja menangis minta disusui.
"bayi mu belum tidur?" tanya Amora
Angka menoleh dan tersenyum lebar "bayi ini terus saja menangis minta di susui, dia sudah menyusu tiga puluh menit yang lalu tapi masih saja lapar" ucap nya
Amora masuk kedalam kamar Angka dan duduk di sebelah gadis itu.
"kau tidak ingin meminta pertanggungjawaban pada laki-laki yang sudah membuatmu seperti ini? setidaknya dia harus mengetahui bahwa bayinya itu telah lahir dengan sehat dan berjenis kelamin laki-laki" ucap Amora.
Angka menggelengkan kepalanya.
"aku sudah bertemu dengan ayah anak ini dan dia mengatakan padaku bahwa dia tidak akan bertanggung jawab atas diriku tapi dia akan memberikan yang terbaik untuk anaknya" jawab Angka pelan
Amora menghela nafas panjang dan mencium tangan mungil Kevin.
"itu lebih baik daripada kau harus menanggung semuanya sendiri, lagipula untuk apa kita mengejar seorang pria yang tidak ingin bertanggung jawab terhadap kita... karena hal itu akan membuat harga diri kita jatuh" balas Amora
pelayan cantik itu sudah menganggap angka seperti adiknya sendiri, dia bekerja jauh dari rumahnya dan desanya lalu tinggal di kota seorang diri dan dia menemukan angka di rumah ini.
usia yang sama dengan adiknya itulah sebabnya amora menjadi dekat dengan gadis itu.
Angka tersenyum saat mendengar penuturan dari Amora, apa yang dia katakan sepertinya benar.
Angka seharusnya tidak memaksa seseorang yang telah berbuat kriminal terhadapnya untuk bertanggung jawab atas kesalahan-kesalahan yang telah dia lakukan.
gadis itu tidak bisa membayangkan bagaimana seandainya Andreas menikahi Angka, tentu saja hidupnya tidak akan tenang.
dia bahkan melihat Andreas menembak kepala seseorang di dalam ruangan kerjanya hingga hancur, jika saja Andreas berniat menikahi Angka, maka hidupnya akan terasa seperti di neraka.
Selama tinggal beberapa bulan di sini, dia mulai memahami seperti apa sifat pria itu, dan sepertinya dia bukan pria yang baik meskipun dia telah berjanji untuk bertanggung jawab secara finansial atas anaknya tapi jika mengenai hal yang lebih serius tampaknya dia bukan pria yang bisa diandalkan.
"aku akan bertahan di rumah ini selama beberapa bulan karena setelah itu sepertinya aku harus mencari pekerjaan yang lebih baik untuk kehidupan Putra ku, aku ingin hidup mandiri tapi aku harus menunggu bayiku lebih sedikit lebih besar agar aku bisa meninggalkan rumah ini" ucap nya
Amora menghela nafas panjang dan memukul bahu gadis itu.
"aku sudah menganggapmu seperti adikku sendiri dan kau ingin meninggalkanku begitu?" geram nya
Angka tertawa lebar melihat wajah gadis itu.
sementara Amora hanya terkekeh, ini pertama kalinya dia melihat gadis itu jauh lebih bahagia dari sebelumnya.
mungkin anaknya memberikan energi positif padanya dan membuat Angka bahagia setiap hari.
dia jauh lebih cantik daripada sebelumnya.
________
pukul 9.00 pagi
semua pelayan sudah bergegas menyiapkan sarapan dan membersihkan rumah serta halaman, sementara angka sibuk mencuci di ruangan belakang lalu menjemur nya di pavilion.
dari dalam ruangan kerjanya yang terletak di lantai 2, tanpa dia sadari Andreas menoleh ke arah angka yang sedang menjemur pakaian di paviliun.
pagi ini wajah gadis itu jauh lebih cerah mungkin setelah dia mendapatkan bayinya wajahnya jauh lebih bahagia.
namun pandangan Andrea seketika buyar saat Cassandra masuk ke dalam ruangan yang tanpa permisi.
"kau mulai mengancuhkanku Andreas? aku sangat kesal dengan sikapmu itu" ucap nya kesal
gadis itu melempar tas mahal milik yang ke atas sofa dan duduk di meja kerja Andreas.
sementara pria itu hanya menatap datar perempuan seksi tersebut.
"apa kau tahu? gara-gara dirimu semalam aku sampai hancurkan ponsel milikku tanpa sengaja... kau harus mengganti nya sekarang" ucap gadis itu kesal
mendengar ucapan gadis itu Andreas seketika tertawa lebar.
"kau yang menghancurkan ponselmu lalu kenapa aku yang harus mengganti nya? aku tidak melakukan apapun terhadap mu" jawab Andreas
gadis itu berdiri dan melotot marah,
"itu karena kau telah membuatku marah, kau menolak ku padahal aku adalah perempuan yang tidak pantas di tolak oleh laki-laki" geram nya
Andreas tertawa terbahak-bahak mendengar penuturan gadis yang sedang marah itu
"lalu kau mau aku bersikap seperti apa?" tanya nya
"berikan aku uang karena aku harus membeli ponsel terbaru, mana mungkin aku menghubungi mu dengan telepati" ucap nya lalu berpindah tempat ke arah sofa.
pria tampan yang nyaris sempurna itu tertawa lebar, dia menatap kearah Cassandra yang hanya mengenakan pakaian super minim dan dengan mudah jari-jari Andreas menelusup masuk dan meremas dada gadis tersebut.
"aku akan mentransfer uang nya ke rekening mu nanti, tapi tidak sekarang...aku sedang ingin sendiri" ucap nya datar
Cassandra berdiri, dia mendekat ke arah Andreas dan mencium bibirnya dengan sangat lembut.
"aku sudah menduganya kau pasti akan memberikan apapun yang aku inginkan, terima kasih karena kau bisa ku andalkan" ucap nya
Cassandra kembali menciumi bibir Andreas dan bermain-main dengan dasi yang pria itu kenakan.
"kau selalu saja menggoda, aku tidak tahu jika aku terus melihatmu seperti ini... membuat ku terangsang" ujar nya
Andreas tertawa terbahak-bahak mendengar penuturan gadis tersebut,
"kau merayuku seperti ini karena kau telah mendapatkan uang untuk membeli barang yang kau inginkan bukan? berhenti menggodaku atau aku akan membuat mu pingsan dan tidak bisa berjalan setelah bercinta dengan ku " bisik Andreas.
Cassandra tertawa lepas, gadis cantik itu menciumi Andreas terus menerus.
sebuah pintu yang di ketuk dari luar membuat Andreas dan Cassandra menghentikan ciuman mereka saat angka masuk kedalam ruangan dan menyiapkan minuman jus jeruk yang telah Cassandra pesan Sebelum masuk kedalam ruangan Andreas.
"permisi nona, ini jus yang anda pesan" ucap nya pelan
"simpan di atas meja" sahut Cassandra datar.
gadis itu kembali mencium bibir Andreas dan mengusap rambut kecoklatan milik pria tersebut,
angka tidak berani untuk menatap kearah mereka berdua diamond menundukkan pandangannya lalu menaruh jus tersebut di atas meja kemudian mengundurkan angkanya dan segera berbalik keluar ruangan
"hey pelayan baru! tutup pintu itu... jangan biarkan terbuka, apa kau ingin mengintip kami saat kami sedang bercinta" ucap nya
angka menoleh dan mengangkat pandangan nya.
"baik nona" sahutnya pelan lalu menutup pintu tersebut dan beranjak pergi.
Andreas hanya menatap wajah gadis yang tampak kaget itu, sepertinya dia tidak terbiasa tidur dengan laki-laki oleh sebab itu dia langsung kaget saat melihat Andreas dan Cassandra berciuman dengan penuh gairah.