webnovel

Chapter 4 part 2/3 Hari-hari Di Dunia Baru.

"Aku tidak percaya ini!!"

Renal berjalan menyelusuri lapangan dengan dipenuhi amarah di dirinya.

Lapangan cukup luas, tempat dimana biasanya para tentara latihan.

Berjalan tergesa-gesa, urat nadi di tangan dan jidadnya muncul menandakan kekesalan serta frustasi teramat dalam.

Sambil trus mengumpat sana sini tanpa memperhatikan sekitar, harga dirinya hancur berkeping-keping oleh orang lain, sesuatu dari sedikit hal yang di bangakan ternyata hanyalah hal kecil takberarti.

Walaupun renal bukan tipe orang pengumpat, tapi ada kalanya terjadi.

"Monster macam apa yang awal-awal permainan sudah mengorbankan mentrinya, bahkan itu tidak sampai pada giliran kesepuluh"

Mengerutu dan mengerutu, karna terasa bagi renaldi seperti mengejeknya, padahal catur adalah hal yang benar-benar renal bangakan.

Rasa tidak mau kalah mungkin kata yang tepat untuk mengambarkan semua ini, apa lagi melihat begitu banyaknya kesenjangan antara renal dan viktor, walaupun cuman satu setidaknya renal merasa nyaman tetapi kenyataan berkata lain.

Perasaan di kalahkan dengan telak membekas di hati renal.

"Bahkan diriku hanya bisa menang satu dari lima permainan darinya dan itu hanya pertandingan di awal saja".

Pada pertandingan pertama serasa di atas angin, semua sesuai dengan rencananya hanya bermodalkan pembukan hallowen gambit.

Siapapun yang sudah dalam didalam dunia catur pasti akan mengagap lawan renal yaitu viktor sebagai pemula, tidak mengerti taktik dan trik dalam setiap pergerakannya, kemenangan adalah sebuah kepastian.

Tetapi semua padangan itu berubah di petandingan kedua.

Pada pertandingan kedua, fase awal permainan masih di kuasai renal tanpa ada masalah sama sekali,pergerakan demi pergerakan sempurna, menghapus perwira musuh dan mendapatkan posisi yang bagus sehinga hampir pasti 9 giliran lagi adalah kemenang renal, awalnya seperti itu sampai renal menyadari dia terjebak pada taktik Windmil, yang memungkinkan lawan menyerang balik dan menghapus perwira musuh sambil memaksa raja bergerak dari petaknya sampai kemenangan tidak terhindarkan viktor.

Kesalahan fatal dari permainan renal.

"Aku meremehkannya"

Belajar dari permainan kedua, di permainan ketiga renal mulai serius memperhitungkan segala sesuatu, berbeda dengan permainan kedua, pada permainan ketiga antara viktor maupun renal seimbang, setiap taktik dan trik di keluarkan untuk mendapatkan petak yang sempurna demi kemenangan di pertengahan game, sampai ketika masuk ke fase akhir kemenangan viktor pada 3 giliran berikut tak teralakan.

Pertandingan keempat adalah awal frustasi renal, bagaimana tidak, viktor memainkan mentrinya untuk di korbankan secara gratis di awal permainan, hanya saja ketika memakan mentrinya di situlah posisi renal mulai terpojok karna ternyta mengorbankan mentri membuat kesempatan viktor mengembangkan perwiranya secara efesien berujung kekalahan renal, kalo itu masih kurang miris maka kenyataan permainan di akhiri dengan Check Match dari sebuah pion menambah demagenya.

Pertandingan kelima adalah yang terlama dari semuanya, disini kedua pemain benar-benar tidak mau kalah satu sama lain, permainan seakan tidak berkembang sama sekali, hampir di giliran ke 15 pun tidak ada satupun perwira atau pion di korbankan akibatnya menutup petak catur seter tutup mungkin, tidak bisa bergerak seakan diam di tempat, sampai ketika viktor mulai berinisatif mengorbankan mentrinya lagi, renal menyadari itu adalah jebakan dan ingin menolaknya.

Renaldi dengan memaksimalkan potensi otaknya langsung menyadari bahwa dia sudah terpojok, karna jika renaldi menolak pengorbanan itu pada 3 giliran selanjutnya Check Match dapat di peroleh viktor, mau tidak mau pengorbanan mentripun di terima, perlahan tapi pasti kemenangan mendekati viktor, perwira dan raja renal trus di tekan oleh tekanan tak terlihat, yaitu tekanan yang di akibatkan ancaman sekak satu atau dua giliran berikutnya, renal mau tidak mau menyusun serangan balik untuk membalasnya, mereka berdua saling bertukar serangan tanpa henti.

Semua taktik dikeluarkan, perasaan seperti ketika seorang siswa mendapat ujian akhir semester yang menentukan lulus tidaknya dia, jantung berdetak cepat setiap menitnya.

Dan permainanpun berakhir.

kemenangan viktor tak terelakan, pion di peromosikan mentri dan keseimbangan permainanpun jomplang.

"Cih, mengingatnya saja membuatku jengkel".

memang benar renal menang perwira kala itu, hanya saja kekalahan tak terhindarkan.

Walau begitu renal memahami dengan benar, dalam dunia catur lebih baik menang posisi dari pada menang perwira.

Hanya saja dalam pertandinga terakhir , renal selalu kesusahan pada mendapat posisi itu, tentu itu adalah hal buruk, yang menjadi akar kekalahannya berturut-turut.

"Apanya yang pemula, benar-benar pembohong besar".

bagaimanapun juga pemainan viktor terkordinasi dengan sangat baik, renal mengakuinya, kejeniusan dalam bermain catur.

Dalam permainan catur tidak hanya merencanakan taktik dua atau tiga giliran berikutnya, tetapi juga perencanan enam sampai sepuluh giliran berikutnya dengan baik.

Tetapi bila di perhatikan baik-baik, rencana viktor tidak hanya sampai situ, seakan-akan kelima pertandingan itu sudah dia rencanakan dari awal, sebagai petunjuk ketika pertandingan pertama dia sengaja mengalah untuk memahami karakter bermain renal kemudian memanfaatkan itu, mengurangi kewaspadaan lalu menusuknya.

Kalah dalam pertempuran tapi menang dalam peperangan, tujuan dari permainan pertama kurang lebih begini, sepemahaman renaldi.

"aaah~, Dia benar-benar merencanakanya dari awal" gumam renal.

Berusaha menjaga moodnya dengan baik, ketika renal meihat kursi kosong di sekitar situ kemudian duduk dan menenangkan batinnya.

Dengan posisi menunduk kebawah menyembunyikan wajah tanpa ekspresi miliknya.

"huf..... huf....".

Bersantai sambil memperhatikan matahari senja di sore hari.

"baiklah, mungkin aku harus menenangkan diriku sedikit lebih lama lagi"

Hanya ada satu hal yang dapat menenangkan pikiran renal saat ini.

Sesuatu yang sering dilakukan ketika dia sendirian.

Sesuatu yang dapat menenangkan hati dan pikiran secara tepat untuk orang seperti renal.

Menatap ke atas langit sambil memejamkan matanya.

Yah, itulah adalah.

Menganalisa sesuatu.

"Apa itu radiasi ruang dimensi, aku tidak pernah mendengarnya selama ini".

Mencoba masuk kedalam lautan pikiran terdalam.

Semata-mata hanya untuk menenangkan diri dari kekesalannya beberapa saat lalu.

"Apakah ruang dimensi itu memiliki radiasi atau tidak, bahkan aku tidak pernah mendengarnya dalam cerita-cerita atau filem fiksi ilmiah sebelum ini, apa mungkin ini cuman suatu kebohongan yang di buat-buat, kalo begitu memang buat apa"

Renal menghembuskan nafas kecil untuk sesaat, lalu kemudian memikirkannya kembali.

",....hee, huf, bodohnya aku mencari informasi dari sebuah filem".

Memikirkan kembali begitu luasnya dunia dan begitu banyaknya informasi di dunia, untuk dapat mengetahui sesuatu hal seperti ini, bahkan dirinya bukanlah seorang pelajar lagi ataupun ilmuan, Apa yang bisa di harapkan remaja 19 tahun memangnya, dari segi pengetahuan jelas masih sangat terbatas.

Renal memahami itu dengan baik.

"Pada akhirnya, Masih sangat banyak hal yang belum kuketahui".

Kalo misalkan radiasi ruang dimensi ini sebuah kebohongan, lalu mencoba meyakinkan dengan mengunakan kata sulit dan ilmiah sehinga sangat sulit di mengerti, mungkin orang awam akan percaya tanpa memikirkannya baik-baik.

Yah, tidak ada salahnya untuk percaya, hanya saja kejadian beberapa saat lalu benar-benar membuat renal merasa curiga.

Jika saja dirinya di beritahu sebelum itu, mungkin tidak akan seragu ini.

"Serius, bukankah harusnya dia memberitahu aku dulu sebelum aku batuk darah dan pingsan, huh, minimal memperingatkan atau bagaimana".

Mengunakan kata-kata ilmiah dan sulit di mengerti, membuat renal mengingat sesuatu.

Sesuatu yang pernah dia lakukan dulu.

"Kalo kuingat baik-baik, bukankah aku pernah melakukan trik ini selama SMP dulu".

Ini terjadi ketika renal masih duduk di kelas 1 SMP, ketika dirinya masih sangat polos.

Suatu ketika guru matematikanya memangil renal kedepan untuk menjelaskan tentang tugas matematikanya, semacam latihan presentasi pada murid, baginya saat itu membuat renal gugup, karna dia memahami kalo tugas yang diberikan belum renal kerjakan dan itu artinya ini semacam hukuman dari guru.

Akan tetapi.

Untuk menyembunyikan rasa malu kas anak kecil smp, renal mulai membual tentang hal-hal yang dia tidak mengerti pada murid lainya, kata-katanya serasa sebuah pidato, layaknya seorang dosen yang mengajari muridnya, perkataannya begitu lancar tanpa terlihat keraguan sedikitpun, pada waktu itu renal mengingat gaya bicara tokoh-tokoh filem fiksi ilmiah di kepalanya.

Renal tidak mengerti apapun yang sedang dia bicara, soal matematika, renal hanya meniru semuanya dari sebuah filem, tapi untung bahwa teman-teman kelas tidak ada satupun menertawakan dia, mungkin karna mereka juga tidak mengerti sepatah katapun, tetapi secara tidak sengaja mendapat rasa hormat dari teman-temanya itu.

Sejak saat itu renal di akui sebagai anak jenius dari susunan kata-kata, walaupun renal paham itu semua hanya bualan kosong tak berarti tapi teman-temannya tidak mengangap demikian.

Semua bualanya lancar tidak ada masalah, rasa malu tertutupi, kebohongan tidak mengerjakan tugas juga tertutupi, malah rasa hormat yang didapat.

Harusnya seperti itu.

Sampai di waktu berikutnya guru renal menawarkan sesuatu yang mengagetkan jiwa dan raga renal sampai ketulang.

"Bagaimana jika kamu renal mencoba ikut perlombaan metematika tingkat provinsi untuk anak SMP" sesuatu seperti itu dikatakan guru renal, renal membisu mendengarnya, membeku menjadi batu tanpa ada satu katapun keluar dari mulutnya.

Setelah pulang dari sekolah tanpa memberikan jawaban apapun pada guru matematikanya, guru meminta renal memikirkan baik-baik lalu kembali setelah memutuskan ikut atau tidak.

Sampai kerumah renal bertemu kaka perempuannya, anak pertama dari tiga bersaudara, keluarga renal memiliki tiga orang anak, anak pertama perempuan ,anak kedua laki-laki dan anak ketiga yaitu renal, Meski begitu bagi renal satu-satunya anggota keluarga yang menyayangi renal hanyalah kaka prempuannya.

Kenyataannya renal sebagai anak ketiga membuat hidupnya sedikit sulit ketimbang kaka lain, negara tidak memberi subsidi secara serius pada hampir setiap warga beranak tiga, bahkan subsidi seperti pendidikan, kesehatan ataupun yang laennya terasa di pandang sebelah mata, membuat keluarga renal harus membayar full ketimbang anak pertama atau kedua, beban finansial adalah keluhan utama.

Pernah suatu waktu ibunya sendiri berkata " kalo saja bukan keinginan ayahmu, mungkin kau tidak akan pernah lahir", biyaya hidup untuk anak ketiga terasa lebih berat ketimbang yang lain, jadi siapapun keluarga yang memiliki tiga orang anak selama keluarga itu bukan keluarga kaya raya, akan kesusahan secara ekonomi.

Secara ekonomi keluarga renal sebenarnya tergolong keluarga menengah ke atas, tapi tetap saja meski begitu, tidak mengubah fakta akan beban keberadaan renal, orang tua kadang mengeluh, membuatnya terkesan apatis kepada renal, tidak menyalahkan tapi juga tidak mendukung, sesuatu yang selalu orang tua dia bangakan hanyalah saudara lainnya, orang tua yang dingin kepada renal adalah kalimat tepat untuk mengambarkan semuanya.

Yang tidak bersikap dingin kepada renal hanya kaka perempuannya saja, cantik dan ceria, hangat kepada renal layaknya ibu dia sendiri, hangat kepada renal, baik padanya, kasih sayang tulus, tempat renal bercerita, tempat renal bersedih, tempat renal mengutarakan keluh kesah, selalu dia, dia dan dia, apapun makna dari sebuah keluarga diwakili oleh kaka perempuannya.

Dan pada hari itupun renal bercerita pada kaka prempuan tercintanya itu, mengatakan sesuatu seperti "kaka, aku tadi disekolah di suruh guru buat ikut lomba matematik, tapi aku rag~~" sebelum kalimatnya selesai, kaka perempuan renal bergembira mendengar itu semua, kata-kata seperti " wah, hebat" atau "adiku yang cerdas" serta kata-kata manis lainya, mengurungkan renal akan keraguannya, senyum kakanya membekas di hati, begitu nyaman dilihat.

"Hebat!!, Bukankah bagus, kaka tidak percaya adik kesayanganku bisa sepintar ini, jadi kapan kamu ikut lombanya?".

Tentu saja renal ingin sekali menolak itu semua, tetapi senyum kakanya terlalu hangat untuk di kecewakan.

"Satu bulan lagi".

"kalo begitu semangat yah, kaka doakan kamu juara satu pasti mama dan papa juga bangga".

"Mama dan papah, akan bangga?".

"iya tentu saja, orang tua mana yang tidak senang melihat anaknya berprestasi"

Mengelus kepala renal dengan lembut tanda kasih sayang, renal menangapinya dengan senyuman.

Besoknya renal menerima permintaan guru matematika itu tanpa memikirkannya lagi.

Awal mula renal serius dalam belajar untuk lomba matematika, selama minggu pertama hari-harinya diisi hanya untuk belajar, belajar dan belajar, satu minggu awal terasa berat untuk renal karna harus belajar dari awal, tidak telalu mengerti apa itu matematika, tapi semangat mengalahkan itu semua.

Hari demi hari, belajar dan terus belajar, bagi seorang pelajar kelas 1 SMP ini sebuah tantangan berat.

Ingin sekali renal menyerah akan kesulitan yang ada, sampai dia akhirnya memikirkan suatu, dan mencoba memahaminya bahwa rumus dalam belajar yaitu cintailah dulu kemudian berusahalah sekuat tenanga, biasakan dirimu untuk berusaha memperjuangkan hal-hal yang kaucintai serta bermanfaat untuk dirimu, rasa lelah akan terapus karna cinta, rasa cinta itu di arahkan ke arah yang tepat, pada waktu inilah renal mulai.

Mencintai ilmu pengetahuan.

Mengsugesti pikirannya untuk mencintai ilmu pengetahuan, sehinga dalam satu bulan ini perkembangan renal sangat pesat, hampir setiap malam renal hanya tidur 3 sampai 4 jam perhari, usaha keras renal cukup untuk dikatakan mustahil bagi anak SMP.

Hari yang dinantipun tiba, hari dimana perlombaan dimulai.

Perlombaan berlangsung untuk beberapa saat, butuh waktu cukup lama hingga renal selesai pada gilirannya, tingal menungu pengumuman pemenang.

Didampingi dengan guru matematika dan kaka prempuannya , menanti pemenang di umumkan.

Renaldi tidak mengharapkan apapun, tidak akan ada rasa bahagia bahkan jika dirinya mendapat juara satu, hanya senyum bahagia kakanya saja lah arti sebenarnya kemenangan bagi renaldi.

Cukup hanya senyum kaka prempuannya seorang, apapun akan dia lakukan hanya untuk itu.

Kebahagian kecil yang sangat berarti.

Hal yang dinantipun terjadi, pengumuman pemenang di umumkan.

Bukan juara satu.

Bukan pula juara dua.

Sorak bahagia suara kakanya pecah ketika nama renaldi di sebut sebagai juara ketiga.

Moment tak terlupan bahkan untuk seumur hidup, senyum kebahagiaaan kakanya adalah nomer satu.

Kenanganya sewaktu kecil.

"Tidak kusangka ini membuatku mengingat kembali moment saat itu" berkata demikian sambil tersenyum senyum kecil dibuatnya.

Beberapa saat pun berlalu setelah renaldi mengingat kembali kenanganya dulu.

Kembali merenung dan memperhatikan sekitar, sampai fokusnya mendadak tertuju pada sebuah kaleng susu di depannya.

Mengampiri itu, kemudian mengambilnya.

"Coba kita lihat, hmm, eh tidak adakah gambar sapi disini, ini aneh, bukankah ini kaleng susu, setidaknya harusnya ada gambar semacam hewan disini".

Memutar kaleng susu, untuk melihat tulisan disampingnya karena penasaran.

"susu ini di produksi oleh perusahaan bernama OCT International Corporation, pruduksinya hasil rekayasa dari Diploptera punctata yang dikembang biakan,..... bahkan susupun hasil rekayasa, benar-benar dunia yang luar biasa".

Sedikit merasa kagum, walaupun renal juga penasaran apa itu Diploptera punctata.

"Diploptera punctata, kata yang sangat asing, ngomong-ngomong hewan apa itu".

Selama hidupnya renal tidak pernah mendengar hewan yang mempunyai nama ilmia Diploptera punctata, walaupun memang tidak ada gunanya memikirkan ini tapi setidaknya renal memiliki suatu bahan untuk dipikirkan.

"lupakan itu, kalo kuingat beberapa saat lalu kevin bilang inggin berkumpul...hmmm".

Berdiri dari tempat duduknya kemudian berjalan.

Renal berjalan sampai kesebuah pagar besi.

Dibaliknya terlihat pemandangan kota ketika sorehari, kota yang depenuhi gedung tinggi, sebagian dari penduduk kota adalah keluarga para tentara di markas ini.

Kota yang tidak terlalu besar, namun terlihat luas bila berbicara tentang fasilitas yang ada, walau bagaimanapun letak kota pesisir terlihat indah bagi renal.

Beberapa kapal luar angkasa terlihat melayang dia atasnya.

"Gedung itu yah".

Renal menatap salah satu bagian kota, disana terlihat sebuah gedung tua tarbengkalai.

"Seharusnya mereka sudah berkumpul disana bukan".

Berjalan menuju gedung tua untuk menghadiri pertemuan.

Ketika renal sampai dan masuk kedalam gedung, disana dia disambut oleh tiga orang yang renal kenal.

"Oi, kau sedikit terlambat" ucap seorang bocah berjaket putih dengan tudung.

"lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali kan" jawab renal dengan santai.

Renal menatap viktor yang saat ini sedang duduk.

"yo, kawanku renal, permainan tadi sunguh seru,dan juga aku sangat berterima kasih kau sudah mengalah demi aku, kapan-kapan kita main lagi okey".

"Ceh.." membalas sikap Viktor dengan pandangan sinis.

Pria ini, bisa-bisanya dia mencoba rendah diri, gumam renal.

Sekarang giliran leon untuk menyapa.

"Sekarang cepatlah, apa yang ingin kita bicarakan".

Ngomong-ngomong pakaian yang dikenakan leon saat ini terlihat santai, tapi siapapun disini akan menyadari bahwa leon baru selesai olah raga, seperti joging misalnya.

Renal mulai mendekat lalu bergabung.

Mereka berempat duduk di kursi dan sofa tua sambil membentuk lingkaran.

"baiklah, mari berbagi informasi sambil menganalisanya, di mulai dari kau duluan kevin" ucap Viktor.

"sebelum itu, angle lakukan".

Sebuah bola logam melayang menampakan wujudnya dari ketiadaaan.

Keluar dari mode penyamaran, lalu memancarkan sebuah cahaya ketengah mereka berempat.

Hologram 3 dimensi ditampilkan angle.

Huh, bukanya kau bilang robot ini harus di sembunyikan, pikir renal melihat itu.

"Sesuatu di tampilkan ini adalah hal yang sudah kukumpulkan selama ini, beberapa hal semacam denah lokasi, jadwal keluar masuk kapal luar angkasa sampai informasi pribadi perwira".

"Tunggu sebentar apa yang kau bilang,... dari mana kau mendapatkan semua ini" tanya renaldi.

"Perlindungan data tempat ini kurang lebih punya 100 lapis pertahanan, di tiap-tiap lapisannya ada semacam anti virus yang juga mengatur diterima tidaknya akses data, mencoba mengakses secara langsung itu sulit, jadi aku menginjeksi virus ke anti-virus itu sendiri, dan hanya mengincar anti virus itu saja, untuk mengcopy programnya sehinga anti virus lain dapat mengenali anti virus itu sebagai sekutu, lalu kemudian memasukan beberapa printah akses sembaring menyebarkan program itu ke anti virus lain, sehinga kita punya 100% akses tanpa diketahui oleh pihak manapun karna setiap 2 detik riwayat penjelajahan akan di reset secara permanen, bahkan pemulihan riwayatpun tidak mungkin, kurang lebih itu caraku mendapat semua data ini, sudah puas renal?"

Dalam keheningan ketika pandangan renal melihat kebawah sambil memegang dagu.

Pupil matanya mengecil sekecil-kecilnya.

Lalu dalam hatinya renal berkata.

Jadi kau meretasnya.

Chương tiếp theo