Matahari di penghujung Desember mulai beringsut menuju ke barat. Hawa panas mulai menyeruak. Sang Surya di tengah hari serasa tepat di atas kepala. Namun, SMA Bunga bangsa masih ramai oleh para siswa dan juga segelintir wali murid yang memang belum pulang. Salah satunya Mama Belva yang masih menikmati obrolannya dengan Tania. Mereka persis seperti sepasang ibu anak. Layaknya seorang ibu yang sedang mendamaikan dan menenangkan hati anaknya yang gundah. Begitulah yang terlihat antara bu Hanum dan Tania saat itu. Sehingga membuat sepasang mata menatap mereka dengan tatapan penuh rasa iri.
sepasang Mata indah milik wanita cantik berambut lurus itu menatap Bu Hanum dan Tania dengan dada sesak. Ya, tak salah lagi. Cantika berdiri tak jauh dari mereka, menatap kemesraan seperti seorang ibu dan anak dari kejauhan. Kedua tangan mungilnya mengepal. Rasa iri menguasai dirinya. Seharusnya dia yang berada di sana. Dipeluk oleh Bu Hanum dengan penuh cinta.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com