"Cantika?" Tania menyebut nama Cantika dengan mulut bergetar. Dia sama sekali tidak menyangka, kalau akan ada Cantika di rumahnya.
Cantika langsung membulatkan matanya. Wajahnya, mata dan telinganya langsung memerah. Dadanya seketika terasa sesak. Apalagi saat matanya menatap tangan Tania dan Belva yang saling bergandeng. Cantika menatap mereka dalam beberapa detik dengan mata nanar.
Belva yang saat itu menyadari adanya Cantika langsung melepaskan telapak tangannya yang saling mengait dengan jari-jari tangan Tania.
"Can, kamu ke sini?" Ucap Tania salah tingkah. Dia tidak tahu harus berucap apa dan berbuat apa. Ia bener-bener seperti sang pelakor yang terpergok oleh sang istri sah. Dia benar-benar kelicutan.
"Kalian ini kenapa malah pergi keluyuran. Mama kan minta kamu jagain Belva. Pasti kamu kan yang meminta Belva mengantarkan kamu ke mana-mana, Tania? Kasihan Belva masih sakit perut."
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com