webnovel

Chapter 2

"Sialan loe" kesal Raveena.

"Loe duduk aja sama orang lain."

"Ogah. Gue pengen duduk sama Kimi. Ver,semester ini aja ya gue duduk sama Kimi? ya? ya?" mohon Raveena dan memasang wajah melasnya.

"Gak. Kimi tetap duduk sama gue."

"Sekali aja napa, Ver."

"Enggak Ravee, sayang. Kimi tetep duduk sama gue. Tuh buktinya dia duduk sama gue."

"Oh yaudah. Gue bakalan suruh GABRIEL duduk disini." ucap Raveena penuh penekanan dan pergi meninggalkan mereka berdua. Vernatha menatap ke arah Kimi, begitupula dengan Kimi, ia hanya menatap bingung kepada temannya itu.

"RAVEENAAAA JAANGGAAANN...." Teriak Vernatha lalu mengejar Raveena. Kimi yang ditinggal pun mengikuti mereka. Ia sama sekali tak mengerti apa yang akan dilakukan kedua gadis itu. Sebagai sahabat, ia hanya bisa melihat apa yang mereka lakukan. Raveena pun berjalan dengan cepat ke arah kantin karena orang yang disebutnya berada dikantin. Ia sedikit mengedarkan pandangannya mencoba mencari sosok yang ia cari. Ketemu! ia pun langsung menghampiri sekumpulan anak laki-laki. Vernatha yang melihat Raveena menghampiri seorang lelaki yang bernama Gabriel itu pun langsung panik.

"Dia ngomong apa sama Gabriel?" tanya Vernatha. Kimi yang kini ada disampingnya hanya menoleh. Tak lama Raveena datang menghampiri mereka berdua setelah mengobrol dengan lelaki itu. Ia terlihat tersenyum jahat.

"Loe ngomong apa sama dia?" tanya Vernatha penasaran apa yang dilakukan sahabatnya ini. Nada bicaranya yang sedikit menyentak membuat Raveena sedikit tertawa.

"Haha gue cuma bilang ke dia kalau nanti dia duduk sama gue." jawabnya santai sambil merangkul bahu Vernatha. Gadis itu membulatkan matanya dan melepas paksa tangan Raveena dari bahunya.

"Loe gila? Gak boleh." tolak Vernatha.

"Kenapa? Mereka sahabat kita bukan? Wajarlah dia duduk sama gue."

"Ish tapi gak boleh, Raveena. Loe gak tau sih."

"Dia itu suka sama Gabriel, Vee." ucap Kimi santai. Lantas Vernatha langsung menoleh ke arah Kimi dan melototkan matanya. Kimi menyengirkan giginya tanpa dosa. Sedangkan Raveena membulatkan matanya sempurna.

"Kan bener? Gue udah tau dari dulu, keliatan dari tingkah laku loe yang selalu salah tingkah kalau didepan Gabriel. Sejak kapan loe suka sama dia?" tanya Raveena antusias. Vernatha yang ditanya hanya menganga tak percaya bahwa Raveena langsung percaya saja dengan apa yang diucapkan Kimi.

"A-apaan sih loe? Gue gak suka sama dia. Sumpah"

"Oh, kira gue loe suka sama dia. Padahal gue cuma asal ngomong." kata Kimi dengan santai. Vernatha hanya melirik Kimi tajam.

"Ck, sialan loe!"

"Ah, bohong loe ya? Gue gak percaya kalau loe gak suka sama dia." kata Raveena kukuh dengan pendiriannya. Vernatha pun menghela nafas.

"Gue gak suka sama dia, Ravee"

"Eng-"

"Udah iyain aja, Vee. Anggap aja dia gak suka Gabriel, padahal di dalam hati bilang iya tuh." potong Kimi santai dan pergi begitu saja meninggalkan mereka. Raveena yang sedikit kecewa hanya menggangguk dan mengikuti Kimi. Sedangkan Vernatha terlihat kesal dengan apa yang dikatakan gadis itu.

"Cewek sialan!"

****

Varrel memasuki kelasnya dengan beberapa buku yang ia sempat ambil dari perpustakaan. Ia menyimpan buku tersebut dan duduk disamping Alvin, temannya yang sedang duduk dibangku sebelah. Varrel langsung membaca buku tersebut setelah ia menaruh tasnya. Alvin yang merasakan kedatangan Varrel pun menoleh. Ia melihat apa yang dilakukan lelaki culun disampingnya ini.

"Loe belajar terus sih? Kali-kali dong bebas tanpa belajar." tegur Alvin. Varrel sejenak memberhentikan aktivitasnya lalu menatap Alvin.

"Gue bukan anak SD lagi yang bisanya santai-santai kayak loe. Gue hanya ingin fokus sama sekolah." jawab Varrel mantap.

"Ck, gue akui semangat loe lebih tinggi dari anak-anak yang lain. Tapi jangan terlalu sibuk pikirin pelajaran terus. Loe perlu refreshing, dinginin kepala loe. Kita kan masih awal semester 2, kan gak ada salahnya tunda dulu semua pelajaran. Santai aja bro, ulangan masih lama kok."

"Sama aja itu menyia-nyiakan hidup loe Vin. Dengan cara itu loe gak bisa sukses. Gue pengen kejar dulu cita-cita gue. Refreshing kan bisa nanti abis ulangan. "

"Ck. Terserah deh." Kata Alvin menyerah. Tak sengaja mata Alvin melihat ke beberapa teman sekelasnya yang bergaya gaul dan keren. Ia pun menepuk bahu Varrel lalu menunjuk kepada teman-temannya itu. Dengan sangat malas Varrel melihat apa yang ditunjuk Alvin.

"Lihat mereka, keren banget kan? Mending loe ubah gaya cupu loe itu. Pake snapback, baju dikeluarin, rambut simple short atau trend jaman sekaranglah. Kalau gaya loe kayak mereka loe pasti keren" ujar Alvin lagi. Varrel menghela nafas dan tersenyum simpul. Ia pun menatap Alvin.

"Gak mau." jawab Varrel membuat Alvin menggeleng-gelengkan kepalanya heran kepada sahabatnya yang satu ini. Ia begitu aneh. Disaat anak seusianya sedang have fun dengan teman-temannya, ia malah have fun sendiri dengan buku belajar miliknya.

"Kalau loe setiap hari kayak gini, Rel, gimana loe mau punya pacar? Coba deh loe nanti dirumah ngaca. Style loe jelek, cupu, mana ada cewek yang mau sama cowok seculun loe. Kesannya loe ini ketinggalan zaman" Ujar Alvin semakin memojokkan lelaki berkacamata itu. Varrel hanya menghela nafas dan tak menanggapi ucapan lelaki sipit itu.

Jalan pikiran temannya yang aneh itu membuat Alvin sedikit frustasi. Ia khawatir jika temannya itu dijauhi orang-orang dan dibully karena gayanya yang cupu. Tidak salah memang jika Varrel fokus dengan belajarnya, tapi ia tak mau jika Varrel terus menerus fokus dengan belajar tanpa memikirkan dirinya sendiri ataupun orang disekililingnya. Ia perlu bersosialisasi, memiliki banyak teman ataupun kekasih. Jika Varrel terus seperti ini, bagaimana nanti di masa depannya? Apakah ia akan menjomblo seumur hidup karena dijauhi para wanita? Apakah ia akan hidup sendiri karena gaya cupunya itu? Tentu saja semua orang tidak mau, maka dari itu Alvin mencoba berbagai cara agar Varrel dapat berubah.

Tak lama bel sekolah berbunyi dengan nyaring. Kelas ini pun mengikuti pelajaran seperti biasa. Karena hari ini adalah hari pertama semua jadwal pun diubah. Banyak yang frustasi karena tahun ini akan banyak ulangan yang harus mereka lalui.Ya, seperti biasa, membuat anak kelas 3 SMP harus berperang dengan kertas-kertas putih itu.

Bersambung ...

Chương tiếp theo