Cirp.
Suara kicauan burung dan cahaya matahari yang menerangkan ruangan berbau obat-obatan itu membangunkan Noah. Perlahan dia membuka matanya dan mengernyitkan matanya begitu cahaya matahari langsung mengenai sepasang matanya.
Pandangannya perlahan mulai tajam dan kini dia menatap langit-langit ruangan yang putih. Beralih ke sampingnya yang ternyata infus berdiri dengan tegak tanpa rasa bersalah kepada Noah. Lalu, ranjang yang dia tempati saat ini terasa sangat aneh dengan tempat tidur yang biasanya dia gunakan. Terasa keras dibanding kasurnya di rumah.
'Ah, ini di rumah sakit,' simpulnya dengan raut wajahnya yang terlihat tenang itu seolah sudah mengetahui apa yang terjadi.
Dia menggerakkan tangannya ke atas dan melihat tangannya yang sedang diinfus. Melihat hal itu membuat Noah kepikiran dengan apa yang terjadi pada dirinya. Bekas luka dan goresan memenuhi kedua tangannya dan bahkan wajahnya yang mulus terasa kasar dan menyakitkan.
'Jadi aku dikalahkan oleh [False] itu,' pikirnya.
Noah tersenyum kecut. 'Padahal aku belum menyerangnya sama sekali.'
Dia mencoba bangkit dari tidurnya dan merasakan sakit yang luar biasa pada punggungnya. Meringis kesakitan lalu berdecih dengan rasa sakit yang dia lalui barusan.
"Bahkan tulang punggungku retak?" tanyanya pada dirinya sendiri. Melihat perban yang dililit pada perutnya membuat Noah meringis. Bukannya karena sakit, tapi kali ini dia merasakan ngilu begitu tubuhnya dipenuhi dengan perban.
Pria bersurai hitam itu menghela napasnya, ujung rambutnya bergoyang sesuai arahan angin menerpa wajahnya tadi. Dia teringat dengan [Kebangkitan] nya yang terlihat aneh jika dibayangkan.
Kembali lagi, dia menatap kedua telapak tangannya yang pucat dan sebelahnya sedang diinfus. Mungkin sudah berhari-hari dia berada di rumah sakit.
'Berarti aku harus bersiap-siap untuk melaksanakan [Penalty],' pikirnya.
Sebelumnya [Misi Harian] sudah memberitahunya dan tentu saja Noah harus bersiap-siap dengan [Penalty] seperti apa yang akan dihadapinya nanti. Mungkin saja dia akan berhadapan dengan [False] ataukah mendapatkan hukuman yang lebih dari itu.
Noah berdecih, "Aku tidak suka seperti ini," gumamnya.
[TRING!]
Noah yang tadinya akan melanjutkan tidurnya dibuat terkejut dengan suara [System]. Dia kembali menegakkan tubuhnya dan menatap layar mengambang tersebut senantiasa muncul di hadapannya.
[Anda telah gagal melaksanakan [Misi Harian]
Penalty: Bertahan dalam mimpi buruk]
"Bertahan dalam mimpi buruk?"
Belum selesai dia menelaah apa maksud dari pesan tersebut, di sekitarnya berubah. Cahaya berwarna biru merubah tempatnya dan-
"-!"
Gelap.
Seolah tenggelam ke dasar laut nan dalam. Napasnya tercekat dan gelembung-gelembung air berada di sekitarnya. Tubuhnya berasa remuk jika semakin dalam dia tenggelam.
"Akh-!"
Noah yang terkejut dengan perubahan drastis sekitarnya mencoba untuk menjangkau permukaan yang sungguh bersinar. Namun sayang, tubuhnya terasa sangat berat dan bahkan ntuk bergerak saja dia tidak bisa. Tubuhnya kaku seperti batu.
Setiap kali dia membuka mulut, air masuk secara mendesak ke dalam mulutnya. Memenuhi perutnya dan perlahan mulai kehilangan kesadaran.
Srak.
Cahaya biru kembali melingkarinya. Perlahan laut yang membuatnya tidak bisa bernapas berubah menjadi hutan belantara yang belum pernah dipijaki oleh manusia.
Sinar matahari menyeruak tempat Noah berpijak. Pohon yang menjulang tinggi tampak menakutkan dan tanah yang jadi tempat dia berdiri sungguh becek. Seperti hujan telah usai tadi malam, Noah terbatuk setelah lautan hampir menguasai dirinya.
Setelah kondisinya perlahan pulih, Noah mendongakkan kepalanya ke atas untuk menatap sinar matahari yang hangatkan tubuhnya. Bajunya yang tadi basah perlahan mengering disela suhu tubuhnya yang sama panasnya.
Sesekali meringis karena punggungnya yang sakit. Ya. Dia merutuk dengan [System] yang tampaknya ingin membunuhnya. Noah baru saja terbangun dari masa-masa krisisnya setelah hantaman [Hantu Kabut]. Entah sudah berapa hari dia dirawat di rumah sakit.
"Dia benar-benar ingin membunuhku," rutuk Noah sambil mengusap rambut hitamnya yang basah. Punggungnya berdenyut.
"Aku beruntung punggungku hampir sepenuhnya pulih, tapi aku tidak yakin jika ini akan benar-benar pulih setelah kejadian tadi," pikir Noah. Belum lama dia merutuki sikap [System] terhadapnya, suara pemberitahuan kembali memenuhi gendang telinganya. Kali ini dia tidak merutuki hal itu, Noah terfokus pada pesan yang disampaikan oleh [System].
[TRING!]
[Penalty: Bertahan dalam mimpi buruk
Waktu: 00:57:23]
Membaca pemberitahuan dalam layar yang mengambang di atasnya itu membuat Noah tersenyum frustasi. Dia mengusap wajahnya dan sekali lagi menatap layar itu dengan tatapan terkejut.
"Ha ... Yang benar saja," gerutunya.
Selama satu jam dia harus bertahan hidup dalam hutan yang bisa saja menjadi ancaman bagi nyawanya. Tubuhnya dalam kondisi tidak baik dan dia bahkan tidak memiliki senjata untuk melindungi dirinya.
'Setelah [Kebangkitan] yang terlambat, kini [Penalty] yang seperti membunuhku.'
Disamping helaan napas yang halus dia melipat kedua tangannya di depan dada. Kembali menengadah untuk menatap sinar matahari yang menembus celah-celah dedaunan.
GROOO.
Belum lama dia menatap kosong langit, suara menderu berasal dari tanah menjadi pusat perhatian Noah. Dengan spontan dia menoleh ke bawah, tempat dia berdiri dan getaran terjadi. Tanah yang ada di depannya retak dan terdengar suara runtuhan dari depan sana.
CRAK!
Retakan tanah sangatlah panjang dan di depan sana tanah yang tadinya ada kini sudah berubah menjadi jurang yang dalam.
Tidak tahu apa yang akan terjadi setelahnya, Noah memundurkan langkah kakinya dan menjaga jarak dari jurang tersebut sebelum sesuatu seperti [False] muncul secara tiba-tiba.
"KIEEKK!"
"-!"
Benar dugaan Noah. Monster besar seperti burung yang biasa di sebut [False] itu keluar dari jurang nan gelap. Memiliki paruh yang tajam dan gigi-giginya yang tajam ketika dia membuka paruhnya. Matanya yang selalu menatap dingin kepada sekitarnya, menunjukkan bahwa dialah penguasa hutan ini. Bulunya berwarna hitam seperti kegelapan dan sulut api mengelilingi badannya.
Terkejut dengan suara yang dihasilkan dari burung itu, spontan Noah melarikan diri untuk menghindari serangan dari [False].
"Yang benar saja! Ada hewan macam itu di tempat ini!" rutuknya sambil berlari. Padahal tulang punggungnya belum pulih dan dia dipaksa untuk berlari.
[TRING!]
[TRING!]
Sudah berapa kali jendela pemberitahuan itu mengganggunya. Menghalangi pandangannya yang sedang mencari celah untuk menjauh dari [False] yang masih berdiam diri di tempat itu.
[Peringatan]
[Hybird – Level 10 memulai serangan]
Tampak jelas urat dari pipi Noah setelah membaca tulisan di jendela mengambang tersebut. Dengan napas yang menderu dan larinya yang tidak beraturan itu, dia berteriak,
"[SYSTEM] GILA! ITU BUKAN HYBIRD! MELAINKAN BURUNG SEUTUHNYA!"
Dia merutuki [System]. Jika saja [Admin] sedang menontonnya, dia bisa saja terkena hukuman. Atau mungkin ini lelucon bagi [Admin] yang tengah bosan dengan kesehariannya.
"KIEKKK!"
Sekali lagi [Hybird] itu mengeluarkan suara mendekingnya, sayapnya dikepas lalu dikebasnya. Terbang menuju Noah yang tengah berlari di dalam hutan yang menjulang tinggi.
'Sial! Aku tidak bisa seperti ini terus menerus!'
Deru napasnya semakin kencang dan dia mulai merasakan kelelahan. Kakinya yang dipaksanya untuk berlari itu mulai melambat, bahkan punggungnya kembali berdenyut.
BRAK!
[Hybird] masih mengejarnya. Menabrak pohon-pohon yang menjulang tinggi dan menghancurkannya. Merubuhkan pohon tersebut dan menghasilkan suara berisik seperti terjadi peperangan.
'Jika seperti ini, aku bisa mati muda! Kecepatan [Hybird] itu tidak bisa ditandingi dengan kecepatan kakiku!'
Denyut kakinya mulai terasa begitu dia memikirkan keadaan kakinya. Noah berdecih lalu menggertakkan giginya. Rahangnya mengeras. Kesal terhadap ulah [Admin] yang semena-mena melakukan [Player] satu ini.
Masih dalam keadaan berlari dengan napas yang tersengar, Noah menengadah untuk menatap sisa waktu dia berada di sini melalu jendela mengambang yang senantiasa mengikuti kemanapun dia berlari.
[Waktu: 00:48:32]
'Tinggal 48 menit! Aku bisa ma-'
"-!"
Langkah kakinya terhenti begitu dia memijakkan angin. Tidak ada permukaan yang dia pijak, melainkan jurang yang siap menelannya hidup-hidup. Noah terjatuh dan masuk ke dalam jurang tersebut.
BRAK!
[Hybird] yang tadinya mengejarnya kini berada di atas sana. Tanah yang dipenuhi dengan sinar matahari. [Hybird] itu celingak-celinguk. Mencari keberadaan mangsanya, yaitu Noah yang secara tiba-tiba menghilang tanpa sebab.
Dia yang sedang mengibaskan sayapnya terbang meninggalkan jurang tempat Noah terjatuh.
Dan di sini keberadaan Altair Noah Ortiz yang menampakkan aura suramnya. Terbaring lemah tidak berdaya secara terlentang. Matanya menatap tajam pada langit biru yang tampak sama sekali tidak bersalah. Raut wajahnya menjelaskan bahwa dia sedang jengkel dengan apa yang sedang terjadi padanya.
"Sialan," gerutunya, tidak tahu kepada siapa dia memberikan kalimat itu.
[TRING!]
[System] yang merasa tidak bersalah kembali muncul di hadapannya. Dan itu semakin membuat Noah tersulut emosi. Terlihat jelas dari urat pada pipinya.
[Waktu: 00:46:12]
Noah bangkit dari tidurnya yang nyenyak di atas dedaunan yang empuk. Menepis dedaunan yang seenaknya hinggap di pundaknya. baju rumah sakit yang sedang dikenakannya kini menjadi kumuh dengan tanah.
"Kau tahu, aku benar-benar membenci bagian aku harus dijadikan bahan tawaan."
Auranya semakin muram dan bola matanya mengeluarkan cahaya berwarna royal blue. Tatapan matanya menoleh tajam ke atas. Batu yang sedang dia genggam itu semakin dikepal dengan erat.
[TRING!]
[[Elemen Kegelapan] berhasil diaktifkan]
Cahaya royal blue itu dengan cepat muncul mengelilinginya tangannya lalu berakhir pada seluruh tubuhnya. Menyapu bersih apapun yang berada di sekitarnya.
[Hybird] yang merasakan keberadaan [Mana] yang besar itu kembali terbang menuju jurang yang tadinya dia lewati. Tanpa ada perlawanan dari Noah, dia kembali mengeluarkan suara melengkingnya.
"KIEEEKK!!!"
Batu kerikil yang tadinya dia kepalkan dengan erat kini berubah warna menjadi hitam. Seperti peluru dan dikelilingi oleh [Mana] milik Noah yang berwarna royal blue.
[Hybird] itu semakin dekat dan segera menerjang tubuhnya Noah. Namun, pria bersurai hitam itu tampak tidak terganggu seperti tadi. Dengan gerakan yang tenang dan masih dalam keadaan duduk, dia menaikkan sebelah tangannya yang memegang kerikil yang dikelilingi aura royal blue dan ....
BWOSH!
Beberapa pohon yang berdekatan bergoyang. Suara daun-daun yang saling bertabrakan terdengar dengan sangat cepat. Angin menyapu bersih debu yang berada di sekitar jurang tersebut. Setelah itu, hening menguasai tempatnya.
[][][][][]
[TRING!]
[Hybird – Level 10 berhasil dikalahkan
[Reward] akan dikirim setelah keluar dari ruang [Penalty]]