Rumah ini terasa begitu sepi karena sudah tiga hari ini aku tinggal sendirian. Zero belum pulang karena menjalankan misi keluar desa bersama teman-teman kelompoknya. Walau aku merasa kepergiannya sangat bagus karena untuk saat ini aku belum siap bertemu dengannya setelah kejadian yang menimpa kami tiga hari yang lalu. Pertengkaran kami karena dia yang terus memaksaku untuk menikah dengannya masih terus terngiang di pikiranku. Terutama ucapan terakhirnya sebelum pergi.
Mungkinkah Zero sudah menyerah sekarang? Mungkinkah dia akan berhenti memaksaku untuk menikah dengannya setelah kejadian itu? Seharusnya aku senang karena itulah yang kuharapkan dan menjadi satu-satunya alasan yang membuatku begitu tega mengatakan kata-kata kejam dan kebohongan seperti itu. Aku ingin dia mengerti bahwa kami tidak mungkin bisa menjadi pasangan kekasih apalagi suami istri. Aku ingin dia menyerah.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com