Di rumah, Bryana sedang kedatangan tamu tidak diundang. Tamu itu bukan perusuh ataupun musuh dari keluarganya, melainkan Soraya yang protes karena Bryana tidak memberitahu jika sudah pindah.
"Kamu keterlaluan sekali, Bryana. Suamimu celaka, kamu tidak mengabari ku. Kalian pindah juga tidak mengabari. Ponselmu juga tidak bisa aku hubungi. Untung saja aku diberitahu Monica kalau sekarang rumahmu di sini." Soraya berceloteh sembari menatap Bryana yang sedang rebahan di sofa berwarna merah marun di ruang tengah. Dia duduk di sofa lain yang berdampingan dengan sahabatnya itu.
"Aku sibuk mengurus Dean, dan aku juga sedang masa awal kehamilan. Rasanya sulit memanage semua dengan baik," jelas Bryana dengan lesu. Sesekali dia menguap karena rasa kantuk mulai menerpa.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com