webnovel

Membuatnya terpesona

Bryana memasangkan jepit rambut kecil ke samping kanan rambunya yang berwarna kecoklatan dan dibuat bergelombang. Setelahnya, dia memasang anting dan kalung berlian, mengusap lipstik merahnya yang terlalu tebal dengan tisu.

"Perfect."

Bryana menatap puas pada pantulan dirinya di cermin. Ya, dia begitu menawan dalam balutan gaun merah polos dengan bagian pundak yang terbuka, belahan dada yang sexy dan terdapat belahan pada bagian betis hingga ke paha sehingga menampilkan kulitnya yang putih dan mulus.

Kata "Beautiful, Hot and sexy" sangat menggambarkan penampilan Bryana malam ini. High heels berwarna merah dikenakannya dan dia berjalan menuju ke tengah kamar, berputar dan sembari menatap cermin.

"Apa kali ini dia bisa bertahan untuk tidak memuji kecantikan ku? Kita lihat saja nanti!" Bryana bermonolog dengan pantulan dirinya sendiri dalam cermin, kemudian dia terkekeh sendiri membayangkan betapa dirinya sudah nekat akan memikat hati bodyguard nya sendiri.

"Ini kenyataan yang gila, aku harus memikat bodyguard ku sendiri. Tapi memang dia sangat menawan dan memiliki kriteria pria idaman." Bryana masih berdiri di tengah lantai kamar, kemudian menempatkan kedua telapak tangannya ke dada.

"Ya Tuhan, jika memang dia jodohku, malam ini aku pasti bisa menemukannya di antara banyaknya pria yang memakai topeng serupa. Aku percaya dirimu tidak akan membiarkan aku jatuh ke dalam cinta yang salah lagi," ucap Bryana sembari memejamkan matanya untuk sejenak. Dia bersungguh-sungguh dengan niatnya untuk mendapatkan Dean hingga memohon dia pada Tuhan.

___

Dean menyemprotkan parfum beraroma khas pria ke arah tubuhnya yang sudah terbalut dengan setelan tuxedo hitam mewah yang dibelikan oleh Bryana. Dia begitu tampan dan menawan dengan style rambut pompade dan mengenakan dasi kupu-kupu hitam, memakai sepatu pantofel dan menaruh aksesoris bunga mawar ke bagian dadanya.

"Semoga aku tidak membuat Bryana malu karena berpasangan dengan seorang bodyguard, tapi penampilan ku memang sudah sangat keren seperti bos besar. Semoga saja tidak ada yang mengetahui siapa diriku untuk Bryana," gumam Dean dengan tersenyum puas menatap pantulan dirinya dalam cermin.

Merasa dirinya sudah siap, Dean melirik arlojinya yang menunjukkan waktu pukul 18:40 WIB. Dia segera mengambil kunci mobil dan ponsel di atas meja dekat ranjangnya, kemudian melihat ada dompetnya juga di sana. Pria itupun mengambil dompet itu dan membukanya.

"Astaga, insinya hanya seratus ribu?" Dean tersenyum tipis dan menggeleng tidak menyangka dirinya sangat miskin dan akan berpasangan dengan seorsng janda muda kaya raya akan membawa uang sebesar Rp.100.000. Dia pun segera mengantongi dompet dan juga ponselnya itu ke dalam saku jas nya, kemudian berjalan menuju keluar kamar.

Dean berjalan melintasi ruang tengah dan berhenti di dekat tangga karena mendengar suara derap langkah seseorang memakai high heels. Dia pun mendongak melihat ke arah atas dan mendapati Bryana sedang berjalan menuruni tangga. Pria itu terdiam dan menelan salivanya akibat terlalu kagum pada kecantikan majikannya.

"So beautiful and sexy," gumam Dean sembari terus menatapi Bryana hingga tiba di lantai bawah tepat di hadapannya. Dia masih terdiam dengan tatapan kagum.

Bryana tersebut menatap Dean yang mengagumi kecantikan nya dan bahkan dia bisa mendengar perkataan pria itu saat sedang tercengang menatapinya.

'Yeay, misi pertama berhasil!' Bryana bersorak dalam hati, namun dia segera menyadarkan Dean yang sedang melamun.

"Dean, are you okay?"

"Eh," Dean tersadar dari lamunannya dan segera memalingkan wajah dan mencoba mengalihkan perhatian dengan melirik arlojinya. "Ayo berangkat, 15 menit lagi pestanya akan dimulai," serunya kemudian.

"Kita tidak akan terlambat, karena lokasi pestanya tidak terlalu jauh." Bryana memberanikan diri untuk membenarkan dasi dan kerah Dean yang kurang rapih. Tangannya bergetar dan jantungnya berdebar hingga tidak berani menatap mata bodyguard tampan itu.

Dean terdiam sembari menunduk melihat Bryana yang begitu cantik. Jarak mereka sangat dekat, Jantungnya berdegup kencang, tubuhnya seakan gemetar dan ingin melahap bibir majikannya yang merah.

Bryana mengusap bagian dada Dean yang berbalut tuxedo itu bermaksud membuatnya semakin rapi. Diam-diam dia menikmati harumnya aroma wangi bodyguard nya itu, kemudian mundurkan posisinya saat merasa tidak bisa menahan diri untuk lebih mendekat. Wanita itu merasa harus menjaga image nya dan tidak ingin terlihat menggoda.

"Ayo berangkat," serunya kemudian berjalan.

Dean pun mengangguk dan mengikuti Bryana berjalan keluar rumah melintasi ruang tamu hingga teras.

___

Saat di mobil, Bryana terdiam sembari menatapi pemandangan pinggir jalan kota Jakarta melalui kaca mobil mewahnya. Sesekali dia melirik Dean yang kembali bersikap datar dan fokus mengemudi.

'Apa mungkin dia akan memiliki keberanian untuk meraihku? Apa mungkin aku mampu memasuki hatinya, menggantikan posisi almarhum istrinya? Dia sangat mudah minder, tapi aku tidak mungkin menyatakan perasaan ku. Aku seorang wanita, tidak mungkin menyatakan cinta terlebih dahulu pada seorang pria.' Bryana membatin sembari melirik Dean yang sejak tadi tidak menoleh kepadanya.

"Apa kamu sudah memberitahu Lauren bahwa kita akan ke pesta?" tanya Dean, memecahkan keheningan, membuyarkan lamunan Bryana.

"Sudah," singkat Bryana dengan tersenyum.

Dean langsung memalingkan wajahnya dan enggan melihat senyum yang sangat indah itu. 'Ya Tuhan, aku mohon kendalikan diriku. Aku bahkan semakin tidak kuat karena dia begitu menawan,' batinnya dengan frustasi.

Bryana melirik Dean yang seolah tidak ingin menatapnya. "Apa menurutmu aku terlalu berlebihan?" tanyanya ngawur.

"Berlebihan bagaimana?" tanya Dean.

"Caraku berpakaian," jawab Bryana. "Apa menurutmu ini terlalu berlebihan?"

"Tidak, kamu sangat cantik dan siapapun akan terpesona saat melihat mu," ucap Dean tidak bisa menahan diri akan kekaguman nya pada Bryana.

Bryana menyunggingkan senyuman hangat di bibirnya. "Apa kamu juga terpesona?" tanyanya dengan menaikkan alisnya.

"Jujur saja iya. Hanya pria gila yang tidak terpesona olehmu." Lagi-lagi Dean memuji Bryana. Yang dipuji pun langsung tersenyum puas.

"Kamu juga sangat tampan. Tidak akan ada yang menyangka bahwa kamu adalah seorang bodyguard, tapi meskipun ada yang mengetahui profesi itu, aku tidak peduli," ucap Bryana dengan santai, pandangan nya kembali fokus pada arah jalanan.

"Semoga tidak ada yang tau, karena aku tidak ingin membuat mu malu," balas Dean dengan tersenyum namun menyimpan kesedihan. 'Andai nasib baik menghampiri ku dan menjadikan aku pria berlimpah harta, aku akan langsung nelamarmu, Jill, aku akan membuatmu bahagia dan tidak akan kubiarkan siapapun menyakiti mu,' batinnya dengan gusar

Bryana menghembuskan napas kasar, kemudian melirik Dean yang masih saja pesimis. "Bodyguard atau bukan, aku tidak peduli. Aku tidak terbiasa nenikai seseorang dari status. Makanya aku tetap percaya diri jika ada yang mengetahui siapa dirimu."

Mendengar perkataan Bryana, hati Dean langsung bersorak gembira. Dia merasa memiliki peluang untuk mersih cinta majikannya itu, namun dia kembali teringat pada seruan ibunya yang melarang nya untuk terlalu dekat pada janda muda kaya raya ifu.

.

Chương tiếp theo