webnovel

Spatial Magic

Seekor naga berwarna putih perlahan turun untuk mencoba mencari tahu apakah serangannya tersebut berhasil menewaskan musuhnya. Atas perintah tuannya yang sedang menungganginya, perlahan mereka turun dan memastikan orang yang mereka serang, sudah tewas.

"Apakah benar pria kafir ini yang menghabisi 60.000 monster dan membunuh Cattleya?" kata pria tersebut.

Namun setelah dia menggunakan sebuah skill untuk memastikan pria didepannya tersebut sudah meninggal, pria tersebut kembali tersenyum saat ini.

"Kukira aku akan menghancurkan dirinya bersama labirin ini, ternyata dia seperti yang lainnya. Hanya seperti sampah" kata pria tersebut dengan nada arogannya.

Akhirnya setelah semua urusannya selesai, akhirnya pria yang menunggangi seekor naga putih beranjak dari tempat tersebut dan terbang bersama naganya. Pria tersebut terbang tanpa sesekalipun menengok kebelakang dan terus melanjutkan perjalanannya.

Saat ini, dirinya sudah lumayan jauh dari tempat terseebut, namun sebuah suara besar mengejutkannya dan menyuruh naga yang ditungganginya berhenti sejenak dan melihat asal suara ledakan tersebut.

Ternyata ledakan tersebut berasal dari letusan Gruen Volcano. Pria yang menunggangi naga tersebut sangat bingung, karena dia tidak tahu bagaimana gunung tersebut meletus, dikarenakan ada sebuah penghambat agar gunung tersebut untuk aktif kembali dan meletus.

"Tunggu..." kata pria tersebut mencoba menghubungi seekor monster, tetapi sialnya monster yang dihubunginya tersebut tidak merespon.

"Apakah jika seseorang menyelesaikan labirin tersebut, maka gunung tersebut otomatis meletus dan menghancurkan labirin didalamnya? Dan apakah monster sialan itu mati didalam labirin itu juga?" gumam pria tersebut.

"Sudahlah, lagian gunung tersebut sudah meletus" kata pria tersebut dan bersiap melanjutkan perjalanannya.

Walaupun sangat disayangkan, bahwa para anggotanya yang lain tidak bisa mempelajari skill kuno yang terdapat pada labirin tersebut. Akhirnya tanpa kecurigaan tentang mengapa gunung itu meletus, pria tersebut melanjutkan perjalanannya kembali, karena dia mempunyai sebuah urusan yang mendesak saat ini.

Dirinya semakin jauh dan saat ini sudah tidak terlihat, tetapi yang dia tidak tahu, seseorang saat ini sedang berjalan santai pada magma yang mengalir keluar dari letusan gunung tersebut dengan seekor monster berbentuk burung pada pundaknya.

"Maafkan aku, aku harus menghancurkan tempat ini, agar tempat ini tidak menjadi pembawa bencana kelak" kata seorang pria dengan santai berjalan pada cairan magma yang terus keluar dari dalam perut bumi.

Sebelumnya, setelah pria tersebut akhirnya memutuskan meninggalkan mayat Zen yang sudah terpanggang dan keluar dari sana, seseorang mengnonaktifkan skill yang dimilikinya dan memunculkan seseorang pemuda dengan keadaan yang tidak terjadi apa – apa kepadanya.

"Dasar iblis sombong, mengapa dia tidak mengetahui bahwa tubuh ini merupakan seekor mayat babi yang sudah kuubah bentuknya" kata pemuda tersebut yang ternyata adalah Zen, sambil mengaktifkan sharingannya dan mengincar sebuah monster.

Sebelum sinar berwarna menyerangnya, Zen mengaktifkan skill stealthnya dan mengeluarkan sebuah tubuh palsu yang terbuat dari mayat babi yang sudah diubah menyerupai bentuk manusia oleh Zen.

Zen lalu melesat dan mencari tempat yang aman dan mencoba menyaksikan kegiatan iblis tersebut. Zen awalnya sangat tidak mempercayai, bahwa tubuh babi tersebut bisa menipu iblis bodoh yang menyerangnya.

Akhirnya selang beberapa lama kemudian, iblis dengan tunggangan naga putihnya tersebut, mulai meninggalkan tempat ini, setelah memastikan bahwa mayat babi tersebut sudah tidak bernyawa.

"Pastikan kamu membawa naga putih tersebut saat peperangan. Karena mungkin putriku akan sangat menyukainya" kata Zen sambil memunculkan dirinya dan menatap naga putih tersebut mulai menghilang dari pandangannya.

Zen lalu memanggil monster iblis yang sudah terpengaruh oleh sharingannya dan mengambil sesuatu dari burung tersebut, yang merupakan Key Stone. Benda itu sendiri merupakan pengendali gunung ini, yang menjadi kartus as iblis yang dilawannya sebelumnya.

Zen lalu mendekat kearah sebuah pulau yang berada ditengah lautan magma ditempat ini. Zen lalu memasuki sebuah bangunan dan melihat sebuah lingkaran sihir. Zen perlahan memasuki lingkaran sihir tersebut dan mulai mendapatkan pengetahuannya.

"Spatial magic" gumam Zen yang tersenyum setelah mendapatkan skill yang sangat berguna.

Setelah membaca sebuah pesan dari pembuat labirin ini dan mengambil bukti menyelesaikan labirin ini, akhirnya Zen memutuskan keluar dari labirin yang panas ini dan Zen perlahan melesar keluar.

Setelah sampai disebuah kawah dari gunung ini, Zen lalu mengeluarkan sebuah benda yang merupakan Key Stone, untuk menghancurkan labirin yang berada didalam gunung ini. Zen lalu menghancurkan benda tersebut, dan lautan magma mulai melonjak kearah kawah dimana Zen berada saat ini.

"BOOOOOOOMMMMMMMMM"

Zen yang sangat penasaran bagaimana gunung meletus, menggunakan skill anginnya dan melayang untuk menyaksikan bencana alam tersebut, sambil membuat sebuah barier untuk melindungi dirinya dari dampak meletusnya gunung tersebut.

[Kakak sudah menyelesaikan sebuah Main Quest dan mendapatkan sebuah Main Quest baru] kata Irene.

Zen yang masih memandang bencana alam tersebut, akhirnya membuka menu questnya dan menerima hadiah yang didapatkannya.

"Hahahaha... affinity petir" kata Zen setelah menerima skill yang didapatkannya dari menyelesaikan main questnya. Zen lalu kembali membuka menu Questnya dan melihat main quest yang baru didapatkannya.

<Quest>

Main Quest:

[Menyelesaikan Labirin Sunken Ruins of Nelusine]

[Hadiah]

[EXP: 10.000]

[Store point: 4.000.000]

[Status Point: 2000]

"Tunggu Irene, apakah aku tidak mendapatkan hadiah skill?" kata Zen setelah melihat informasi dari questnya tersebut.

[Irene tidak mengatur persoalan main Quest Kak. Jadi maafkan Irene yang tidak mempunyai jawaban tentang apa yang Kakak tanyakan itu] Kata Irene.

"Hah... baiklah, dan Irene Skill poin dari hadiahku sebelumnya cukup untuk membuat semua statusku menjadi SS bukan?" kata Zen.

[Benar Kak, apakah Irene menambahkannya sekarang?] tanya Irene.

"Tentu saja Irene. Lalu sisanya, kamu bisa membaginya merata" kata Zen.

Akhirnya Irene mengikuti perkataan Kakaknya tersebut dan sudah menggunakan skill point Kakaknya untuk mengabuah semua statusnya saat ini.

.

.

Ditempat lain, wilayah yang tidak jauh dari Gruen Volcano. Sebuah kota yang dulunya sangat makmur, sekarang menghadapi sebuah bencana saat ini. Entah mengapa semua penduduk dikota ini, sekarang terkena sebuah wabah.

"Tuan, sekarang kita harus bagaimana?" kata seseorang kepada seorang duke yang memimpin wilayah ini.

"Sial, apakah kamu tahu cara mendapatkan Seiyou Stone selain dari Gruen Volcano?" kata duke tersebut.

"Aku tidak tahu tuan" kata bawahannya tersebut.

Duke dari kota tersebut sangat bingung saat ini, dikarenakan ledakan dari Gruen Volcano memupuskan harapan dari seluruh penduduk dikotanya, bahkan keluarganya untuk sembuh saat ini.

"Lalu, apakah kamu mendapatkan kabar dari anakku?"

Chương tiếp theo