webnovel

Rinko

Saat Rinko selesai memeriksa Fluctlight dari robot yang penuh darah, dia mulai mencurigai beberapa orang saat itu. Menurutnya saat ini, hanya beberapa orang yang bisa melakukan ini, dan pasti adalah orang dalam yang mengerti seluk beluk tempat ini sepenuhnya.

Setelah beberapa lama dia berdiam ditempat tersebut, sebuah sinyal pemberitahuan bahwa tempat Lightcube berada sedang diterobos. Rinko lalu segera kembali dan menyatakan penemuannya itu kepada Seijirou dan Higa, sambil mencari tahu apa yang sedang terjadi.

Namun diperjalanan kembali melalui jalan rahasia, dia tidak sengaja melihat seseorang memasuki tempat dimana Zen dirawat saat itu, melalui pintu darurat yang selama ini terkunci.

"Zen?" kata Rinko, karena orang tersebut menyerupai Zen.

Rinko mengendap – endap dan mencoba masuk pada pintu yang sama, namun sialnya pintu itu langsung terkunci.

Lalu Rinko mencoba kembali, dan memastikan keadaan Zen dengan memasuki pintu utama, namun dia malah bertemu Seijirou yang saat itu kembali dari tempat dimana Lightcube berada dan berhasil dicuri.

Bisa dilihat raut wajah kemarahan dan kepanikan dari Seijirou, dia hendak memberitahukan temuannya, namun suara Higa menyelanya yang mengatakan sebelum Lightcube dicuri, koneksi dari dalam dunia Underworld sempat diputus.

Karena Seijirou dan Higa tidak mempunyai informasi seperti dirinya, mereka berdua mulai mencurigai beberapa orang, namun tidak dengan Rinko saat itu.

"Mungkinkah itu Zen?" katanya didalam benaknya yang semakin curiga dengan Zen saat ini.

Walaupun dia tidak mengetahui bagaimana cara Zen melakukannya, namun Rinko sangat mencurigai bahwa itu ulah Zen. Pertama Zen pernah mengirimi mereka pesan dari dalam game tanpa menggunakan konsole, dan membuktikan dia bisa mengubah sistem dunia tersebut.

Kedua, Rinko dengan jelas melihat orang memasuki ruangan Zen, namun untuk memastikannya dia akan menanyakan kepada perawat yang merawat Zen, yang berada diruangan tersebut 24 jam.

Lalu akhirnya dia berjalan bersama Higa dan Seijirou untuk melihat keadaan Zen. mereka berbincang disana, namun Rinko sedang mengawasi Zen dan Aki yang menurutnya sangat mencurigakan saat ini.

"Apa rencanamu selanjutnya Zen?" katanya didalam hati.

Namun saat dia memperhatikan Zen, dia terkejut saat Zen mengedipkan matanya kearahnya. Perilaku Zen tersebut amat membuatnya sangat terkejut saat itu. Rinko lalu mencoba menenangkan dirinya dan terus bersikap seperti biasa.

"Apakah benar dia yang melakukan semua ini?" kata Rinko didalam hatinya.

Lalu untuk menguatkan hipotesanya, dia mendekati perawat yang merawat Zen dan mencoba menanyakan sesuatu kepadanya saat ini.

"Aki-san, bisa kita berbicara berdua?" tanya Rinko.

Lalu perawat itu tersenyum dan mengangguk dan mulai mengikuti kearah Rinko, yang membawanya kearah pojokan untuk menghindari beberapa orang ditempat itu.

"Jawablah dengan jujur Aki-san, apakah ada seseorang memasuki tempat ini melalui pintu darurat?" tanya Rinko.

Menurut Rinko, jika perawat itu mengatakan tidak ada, berarti perawat itu bekerja sama dengan pencuri tersebut yang kemungkinan besar adalah Zen. Lagipula bukan rahasia umum bahwa dirinya sangat dekat dengan Zen. Karena dia mengatakan dia sering membantu Zen.

Namun Aki hanya tersenyum dan menyerahkan secarik kertas kepada Rinko. Lalu Aki langsung berbalik dan kembali memeriksa keadaan Zen, meninggalkan Rinko yang masih mematung ditempat tersebut.

Dengan perlahan Rinko memeriksa isi dari secarik kertas tersebut, lalu dia keluar dari ruangan tersebut dan memeriksa sesuatu yang ditulis didalam secarik kertas itu.

.

.

"Aku tidak mengerti mahsutmu Rinko-san" jawab Zen setelah dia mendengar perkataan Rinko yang sudah duduk disebelahnya.

"Jangan membodohiku Zen, aku tahu semua itu ulahmu." Kata Rinko.

"Maafkan aku Rinko-san, aku masih belum mengerti apa yang kamu bicarakan saat ini." Kata Zen.

"Periksalah data orang yang dibunuh oleh robotmu, bukankah itu pesan yang kamu berikan kepadaku melalui perawatmu itu?" tanya Rinko.

"Oh.. lalu, apakah kamu sudah memeriksanya?" tanya Zen.

"Yap, dan aku sudah melaporkan hal itu kepada pihak berwajib" kata Rinko.

"Hm.. lalu apa hubungannya dengan kamu akan menyerahkanku kepihak berwajib?" tanya Zen.

"Jangan membodohiku Zen, aku tahu kamu yang mencuri semua Lightcube itu, karena aku melihat seseorang memasuki tempat kamu dirawat melalui pintu darurat yang selama ini dikunci." Kata Rinko.

Mendengar itu, Zen hanya tersenyum kepada Rinko. Sebenarnya Zen mengetahui bahwa dia sudah ketahuan, karena dia terburu – buru kembali keruangannya untuk menghindari kecurigaan, dan lupa mengawasi sekitar. Namun saat Zen tahu yang melihatnya adalah Rinko, Zen membiarkannya, karena dia mempunyai sebuah rancana untuknya.

"Maafkan aku Rinko-san, kamu tidak bisa menyerahkanku, walaupun aku pelakunya" kata Zen.

"Jadi benar semua itu ulahmu Zen-kun?" tanya Rinko setelah mendengar perkataan Zen, karena perkataannya tersebut mengkonfirmasi Zen merupakan orang yang melakukan semua itu.

"Tentu saja tidak Rinko-san, menurutmu apa aku mampu menyewa segerombol tentara bayaran?" kata Zen.

"Lalu, bukankah kamu salah satu dari mereka?" tanya Rinko.

"Tentu saja tidak, aku hanya memanfaatkan mereka." Kata Zen.

"Kalau begitu, kamu sudah mengetahui bahwa tempat itu akan diserang sebelumnya?" tanya Rinko selanjutnya.

"Tentu saja, kamu tahu aku adalah hacker handal, dan informasi itu kudapat saat aku mencari seorang yang dulu menjebak pacarku Asuna" kata Zen.

"Yanai" kata Rinko.

"Yap, orang yang kusuruh untuk Rinko-san selidiki" kata Zen.

"Jadi kamu sudah merencanakan ini semua sejak lama?" kata Rinko.

"Bisa dibilang seperti itu" kata Zen, walaupun dia mengetahui serangan tersebut dari Anime yang ditonotnnya dulu.

"Lalu apa alasan kamu melakukan pencurian itu Zen-kun?" tanya Rinko.

"Aku tidak ingin Rath menyalahgunakan jiwa – jiwa orang didunia Underworld" kata Zen.

"Apa mahsutmu, kami tidak pernah melakukan penyalahgunaan jiwa tersebut" kata Rinko.

"Mungkin, tetapi bagaimana jika pihak lain memaksa menggunakan jiwa tersebut untuk kepentingan mereka, seperti bahan perang. Bahkan saat ini semua orang mulai ketakutan atas kejadian di Rath karena pencurian tersebut." kata Zen.

Memang pemberitaan saat ini santer dengan pencurian data dari Rath, yang ditakutkan sebagai senjata yang digunakan berbagai pihak, untuk menyerang suatu negara.

"Bukankah kamu akan sama seperti mereka Zen-kun?" tanya Rinko.

"Benarkah?" kata Zen.

"Lalu, Apa yang membuatmu yakin bahwa kamu tidak menyalahgunakan semua itu Zen-kun?" tanya Rinko.

"Kalau begitu, bergabunglah denganku. Kamu yang akan menjadi pengawas agar aku tidak menyalahgunakan semua itu" kata Zen sambil menatap Rinko yang berada disebelahnya.

"Maaf Zen-kun, tetapi aku tidak bisa. Karena kamu mencuri semua itu yang hasil kerja keras beberapa orang yang aku hormati" kata Rinko.

"Oh.., aku mengerti sekarang mengapa kamu tidak menghentikan mantan pacarmu dulu. Kamu ternyata menghormati kerja kerasnya, walaupun kamu tahu itu menyebabkan bencana. Apakah kamu tidak memikirkan beberapa orang yang mati akibat kerja keras dari orang yang kamu hormati itu?" kata Zen.

"A-Apa mahsutmu Zen-kun?" tanya Rinko yang saat ini mulai tertegun dengan perkataan Zen itu.

"Lalu, apakah kamu akan menyebabkan bencana selanjutnya Rinko-san? Bayangkan saja, jika mereka berhasil mencuri satu Fluctlight saja saat itu, menurutmu apa yang terjadi? Lalu bayangkan jika mereka menguasai semua Fluctlight itu? Apakah kamu akan berpegang pada prinsipmu itu, saat kamu melihat apa yang kamu ciptakan menjadi senjata pemusnah, seperti rencana awal dari Rath yang membuat mereka menjadi senjata?" tanya Zen.

Mendengar itu, Rinko tertegun dan tidak bisa membalas perkataan Zen tersebut.

Chương tiếp theo