webnovel

Memulai

Disebuah kandang, seorang wanita dengan rupa yang sangat cantik sedang duduk ditempat tidurnya setelah terbangun oleh sebuah mimpi buruk yang dialaminya. Wanita tersebut lalu memeluk lututnya sambil menangis mengingat seseorang.

"Dan Asuna, apapun yang terjadi aku akan menjemputmu"

Kata – kata itu terus diulang dikepala wanita itu. Kata seorang yang sangat dicintainya dan wanita itu berharap orang itu akan menjemputnya disini dan mengeluarkannya dari mimpi buruk ini.

"Zen, tolong aku" gumamnya pelan.

Wanita itu masih menangis hingga sesuatu terjadi.

"Ma.... ma..... ka..... de..... ku?" sebuah suara muncul didalam kepala wanita itu.

"Halo, Halo!" teriak wanita itu.

"Mam.... ma...." suara itu terdengar menjelas dikepala wanita itu.

"Mama apakah kau bisa mendengarku?" tiba- tiba sebuah suara yang sangat jelas terdengar dikepalanya.

Suara ini adalah suara yang dirindukannya sejak lama. Suara yang selalu membuatnya tersenyum saat mendengarnya. Dan suara sebuah harapan bagi wanita itu yang mendengarkannya saat ini.

"Y-Yui?" kata Wanita itu dengan air mata yang sangat deras mengalir dari mata wanita tersebut.

"Mama!" teriak suara itu menjelas.

"Yui" kata wanita itu mengulang perkataannya.

"Apakah mama baik – baik saja?" tanya suara itu dengan suara yang membuat wanita itu mengenang masa lalu yang indah.

"Mama baik – baik saja Yui, mengapa Yui bisa menghubungi Mama?" kata wanita itu yang sudah tenang dan mecoba berkomunikasi dengan suara itu.

"Yui saat ini sedang bersama Papa untuk menyelamatkanmu Mama, jadi Mama tunggulah disana" kata suara itu.

"Benarkah, bisakah Mama berbicara dengan Papamu?" tanya wanita tersebut yang sangat kaget dengan informasi yang didengarnya itu.

"Sayangnya tidak bisa Mama, karena ada penghalang dengan autoritas lebih tinggi dari Yui di tempat Mama, dan Yui hanya bisa berkomunikasi dengan singkat. Dan juga pesan Papa, menyuruh Mama menunggu kami. Papa ingin saat kita sampai disana Mama menyambut kami dengan sebuah senyum semanis mungkin dari Mama." Kata Yui.

"Baiklah, Mama akan menunggu kalian disini dan ucapka-" kata wanita itu terpotong.

"Mama, Yui mendeteksi ada seseorang menghampiri tempat itu, jadi Yui akan memutuskan komunikasi ini." Kata suara itu lalu memutuskan komunikasi mereka.

"Yui, Yui" kata wanita tersebut.

Lalu terdengar seseorang mencoba memasuki tempat itu.

"Selamat Pagi Titania, bagaimana kabarmu hari ini" kata seseorang yang memasuki tempat itu.

Wanita itu melihat orang itu dengan kebencian dimatanya dengan mengepalkan tangannya.

"Tunggulah, kamu akan berurusan dengan seorang Beast yang akan menghancurkanmu." kata wanita itu didalam hatinya.

.

.

"Bagaimana berhasilkah?" tanya Zen kepada seorang anak kecil yang saat ini sedang duduk dihadapnnya saat ini yang telah membuka matanya yang terpejam sebelumnya.

"Yui berhasil Papa!" teriak anak perempuan tersebut sambil berdiri dari tempatnya duduk tersebut.

"Baguslah, bagaimana kabar Mamamu?" tanya Zen.

"Mama Asuna mengatakan bahwa dia baik – baik saja, namun tiba – tiba seseorang memasuki tempat itu saat Yui mencoba terus mengobrol. Namun tenang, Yui sudah mengirimkan pesan dari Papa kepada Mama Asuna" jawab Yui yang saat ini sangat senang setelah berhasil menghubungi Mamanya itu.

"Baiklah, kita pastikan orang itu bertemu dengan seorang Beast" kata Zen yang saat ini sudah mempunyai rencana bagaimana menyiksa orang tersebut.

Akhirnya Yui berubah menjadi seorang peri kecil kembali dan turun dari penginapan yang disewanya bersama Zen semalam.

Zen dan Yui sangat puas menjelajahi wilayah ini bersama hingga larut malam. Walaupun ada beberapa player disini yang mencoba memprofokasi Zen agar Zen menyerang mereka dan menjadi alasan untuk membunuh Zen disini, tetapi Zen tidak menghiraukan mereka dan terus bersenang senang bersama Yui.

Sampai akhirnya mereka puas berjalan – jalan dan menyewa sebuah penginapan dikota ini. Zen sendiri hanya jeluar dari game ini sebentar hanya untuk makan dan kembali masuk kedalam game ini, karena dia ingin menghabiskan waktunya bersama dengan Yui.

Setelah Yui kembali kewujud perinya, mereka berdua akhirnya mulai turun dan memesan makanan untuk Yui ditempat ini. Seperti biasa Yui akan makan dengan lahap sambil bertingkah imut yang membuat Zen sangat senang menghabiskan waktu bersamanya.

"Kapan kita akan berangkat Papa?" tanya Yui yang masih mengunyah sepotong roti yang sedang dimakannya.

"Kita harus menunggu seorang terlebih dahulu" kata Zen.

"Oh... calon Mama baru Yui ya?" kata Yui.

"Kau bisa menggapnya seperti itu" kata Zen dengan senyumnya.

Akhirnya mereka menghabiskan makanan mereka dan mulai keluar sambil menunggu Suguha untuk masuk didalam game ini.

Akhirnya setelah beberapa lama mereka menunggu, player yang mereka tunggu akhirnya masuk kedalam game ini.

"Yo Leafa" kata Zen yang melihat wanita itu sedang mendekati mereka.

"Halo Zen-kun,Yui-chan mari kita berangkat sekarang" kata Laefa yang terlihat terburu – buru.

"B-Baiklah" kata Zen yang melihat tingkah aneh dari wanita tersebut.

Setelah Suguha keluar dari game ini kemarin, dia sangat malu akan perbuatannya itu. Namun dia membuang pemikirannya itu karena memang tujuan awalnya bermain game ini untuk berpetualang dengan bebas.

Lalu Suguha mengirimi pesan kepada temannya didalam game itu tentang rencananya dan ditolak dengan tegas oleh temannya itu. Temannya itu bahkan mengancam akan mengikutinya besok jika dia tetap pergi.

Zen dan Suguha akhirnya sudah berada disebuah menara tempat mereka akan meninggalkan tempat ini. Saat sudah memasuki menara ini, ada seorang player dengan kelompoknya mencoba menghadang Zen dan Suguha.

Player itu mulai menanyakan mahsut dari Suguha yang akan meninggalkan kelompok mereka dan mencoba mengancam mereka berdua, hingga Zen menyelesaikan permasalah itu dengan cepat dan membuat player itu tidak bisa berbuat apa – apa kepada mereka.

"Lari dan bersembunyilah Leafa" kata pria bernama Sigrud itu sebelum meninggalkan mereka berdua.

Setelah masalah ini semuanya selesai Zen dan Suguha akhirnya menaiki menara tersebut dan bersiap untuk berangkat namun tiba – tiba seorang player kembali mendatangi mereka.

Player tersebut merupakan Recon teman Suguha yang meminta maaf kepada Suguha karena menghalangi rencananya dan sekarang dia datang untuk mengantar kepergian Suguha.

"Pacarmu cukup baik Leafa, hingga mengejarmu sampai disini" canda Zen kepada Suguha.

"Sudah kubilang dia bukan pacarku, dia adalah kenalanku disini dan didunia nyata itu saja" balas Suguha.

"Lalu siapa pacarmu kalau begitu Leafa?" tanya Zen.

Mendengar ini Suguha hanya terdiam dan tidak membalas perkataan Zen sebelumnya.

"Kita akan berangkat atau kau ingin mengetahui kisah cintaku yang lain?" tanya Suguha.

"Kalau aku, aku akan mendengarkan kisah cintamu" balas Zen dan anggukan oleh Yui yang berada dikantongnya.

Mendengar ini Suguha langsung memerah dan mulai terbang duluan meninggalkan Zen.

Zen yang melihat ini hanya tersenyum dan mulai mengeluarkan sayapnya dan mulai terbang mengikuti Suguha yang sudah terbang terlebih dahulu.

Maaf kemarin ga upload

~Selamat Membaca~

AciaRhelcreators' thoughts
Chương tiếp theo