webnovel

Beauty And the Beast

"Kenapa kau melakukan itu" Tanya Lisbeth sambil meraih baju bagian leher dari Zen setelah melihat pedangnya patah karena ulah Zen.

"Ah... a-aku tidak menyangka bahwa pedangmu akan hancur" kata Zen

"Heehh... jadi kau bilang senjata buatanku lemah? Kalau saja aku mempunyai sebuah bahan yang bagus, aku pasti akan membuat senjata yang dapat menghancurkan senjatamu itu." Kata Lisbeth dengan nada emosinya.

"Ah.. benarkah, lalu bisakah kamu membuatkan senjata itu untukku" Kata Zen.

Mendengar ini Lisbeth bertambah emosi karena merasa harga dirinya sebagai pembuat senjata diremehkan.

"Baiklah kalau begitu, tetapi kau harus membantuku untuk mencari bahan mentah yang digunakan untuk membuat pedang itu." Kata Lisbeth

"Baiklah, tapi dimana kita akan mencarinya?" tanya Zen

"Dipegunungan dibagian barat di lantai 55, rumornya ada sebuah naga pemakan kristal dan bagian tubuhnya terdapat material langka" jawab Listbeth.

"Owwhh.. tempat itu" kata Zen yang mengingat tempat itu.

"Kau mengetahui tempat itu?" tanya Lisbeth kembali.

"Aku lumayan mengetahui tempat itu, dan aku mengetahui bahan apa yang kau cari." Jawab Zen

"Benarkah?" tanyanya kembali dan dibalas dengan anggukan oleh Zen.

"Baiklah kalau begitu, bagaimana kalau kita berangkat bersama suami dari sahabatku. Hari ini rencanannya dia akan memintaku membuat senjata, sekalian saja kita pergi bertiga untuk mencari bahan dan terlebih lagi suami temanku terkenal sangat kuat." Kata Lisbeth.

"Benarkah..., baiklah" kata Zen. Sambil memikirkan siapa orang yang dimahsut.

"Tunggu, aku akan menanyakan pada sahabatku, dimana keberadaan suaminya" Balasnya.

Lisbeth tanpa pikir panjang langsung menghubungi temannya. Namun setelah mendengar balasan dari sahabatnya bahwa suaminya sudah pergi menemui dirinya dan memberikannya ciri – ciri suaminya, Lisbeth langsung terkejut.

"Maaf, apakah kamu adalah suami Asuna?" tanya Lisbeth setelah menerima pesan dari Asuna.

"Ah.. maafkan aku, Namaku Zen dan benar aku adalah suami Asuna" Jawab Zen sambil tersenyum.

"J-Jadi kau si B-Beast" Kata Lisbeth meneriakan nama panggilan Zen diantara player digame ini.

"Beast?" kata Zen dengan bingung

"Iya, Si Beast, seorang pria yang beruntung karena berhasil mendapatkan seorang putri walaupun wajah pria itu amat sangat jelek" kata Lisbeth

Memang setelah berita pernikahan Zen dan Asuna, banyak rumor yang menyebar tentang siapa yang berhasil mengajak seorang player idola yaitu Asuna menjadi Istrinya. Zen hanya mendengar rumor bagian Pria itu sangat beruntung mendapatkan Asuna, jadi Zen tidak menghiraukannya.

Namun karena Zen yang jarang menunjukan dirinya dan hanya julukannya yang tersebar. Dan karena julukan Zen adalah Beast, banyak orang berspekulasi bahwa Zen sangat jelek dan berhasil meluluhkan hati seorang Flash Queen yaitu julukan Asuna, karena mereka mengira julukan itu berasal dari sebuah film bernama Beauty and the Beast.

"Hah??" kata Zen kebingungan

"Apakah kau tidak pernah mendengar rumor tentangmu?" tanya Lisbeth

"Rumor apa?" balas Zen

"Iya, seperti yang kusebutkan sebelumnya, itu adalah rumor yang tersebar saat ini" kata Lisbeth selanjutnya.

"Aku baru mengetahui, bahwa Suami Asuna sangat tampan." Kata Lisbeth dalam hatinya.

Lisbeth awalnya sangat terkejut bahwa sahabatnya mempunyai seorang pacar dan akan menikah. Mendengar kabar ini Lisbeth langsung termenung, dan mengharapkan bahwa dia juga ingin merasakan seseorang mencintainya.

Setelah berita Sahabatnya itu menikah tersebar dengan berbagai rumornya, Lisbeth sempat ingin menanyakan tentang rumor tersebut, tetapi dia urungkan karena takut menyinggung sahabatnya itu.

Disisi lain Zen berkomitmen, mulai sekarang Zen akan menunjukan siapa dirinya agar tidak mempermalukan Asuna.

"Baiklah, kalau begitu mari kita berangkat" Kata Lisbeth

"Tunnggu, apakah kau mempunyai tali yang panjang?" tanya Zen

"Tali? Untuk apa?" tanya Lizbeth kembali.

"Bahan yang kita cari berada di sarang naga yang terletak dibawah tanah yang sangat dalam" kata Zen

.

.

"Sudah kubilang untuk memakai baju yang hangat" kata Zen setelah melihat Lisbeth yang kedinginan saat mengikutinya ke pegunungan bersalju ini.

Setelah mendapatkan tali yang Zen butuhkan, akhirnya mereka berdua langsung menuju sarang naga untuk mendapatkan bahan untuk membuat pedang Zen.

"a-aku tidak mengira akan sedingin ini" balas Lesbeth.

Lalu Zen membuka penyimpanannya dan mengeluarkan sebuah jubah hitam tebal dan memberikannya kepada Lisbeth.

"Ini pakailah" kata Zen sambil memasangkan jubah itu kepada Lisbeth.

Melihat perilaku Zen, Lisbeth langsung tertunduk menyembunyikan wajahnya yang memerah. Melihat ini Zen langsung menepuk kepala Lisbeth dan tersenyum kepadanya.

"Lain kali, dengarkanlah saran yang kaudapatkan." Kata Zen

"Baiklah, mari kita lanjutkan perjalanan kita" Kata Zen.

Merasakan tepukan tangan Zen mulai menghilang dari atas kepalanya, Lisbeth mulai merasa seperti kehilangan sesuatu, lalu dia mulai mengikuti langkah kaki Zen.

Tibalah mereka disebuah wilayah yang penuh dengan kristal. Lisbeth yang melihat ini sangat bersemangat, karena semua ini dapat menjadi bahan yang bagus untuk membuat berbagai senjata.

"Oke, Lisbeth, dibalik kristal itu terdapat sebuah naga, mulai sekarang aku akan melawannya sendiri" kata Zen, karena naga tersebut sangat kuat jika dibandingkan dengan level Lisbeth saat ini.

"Aku bukan pemula, aku bisa membantu" kata Lizbeth kepada Zen.

"Aku tahu, tapi sebaiknya kau bersembunyi saja, biar aku yang mengalahkannnya" kata Zen sambil menepuk kepala Lisbeth.

"T-Tapi..." gumam Lisbeth.

"Bersembunyilah, oke?" kata Zen. Dan dibalas anggukan oleh Lisbeth.

Setelah Lisbeth sudah berada dibalik kristal untuk menyembunyikan dirinya, Zen lalu mengeluarkan pedangnya dan mulai maju perlahan menuju bukit kristal yang terdapat naga diseberangnya.

Setelah maju beberapa langkah, suara gauman sebuah naga terdengar, lalu sebuah naga berwarna seperti kristal pada tempat ini mulai menunjukan rupanya.

Melihat Zen yang berdiri menghadapnya, Naga itu langsung mengeluarkan nafas mematikannya kearah Zen. Zen yang melihat serangan itu langsung mengaktifkan sword skillnya dan mulai menebas serangan itu hingga menghilang.

Setelah serangan itu menghilang Zen langsung berlari menuju naga tersebut untuk menyerangnya. Dengan mengaktifkan swrod skillnya sekali lagi, Zen mulai menebas bagaian dada Naga tersebut.

Melihat pertarungan Zen, Lisbeth langsung termenung karena Zen sangatlah kuat. Sebenarnya Lisbeth ingin keluar dan membantu Zen, namun karena dia teringat dengan perkataan Zen sebelumnya, Lisbeth membatalkan niatnya tersebut.

Setelah serangan pada dada naga tersebut berhasil, naga itu mencoba untuk mencakar Zen, namun serangan itu bisa dihindari oleh Zen, kemudian terbukalah kesempatan Zen untuk langsung menebas leher naga tersebut.

Kesempatan itu tidak disia – siakan oleh Zen, dia langsung maju menggunakan sword skillnya langsung menebas leher naga tersebut hingga naga itu bercahaya kemudian terpecah menjadi cahaya kecil menandakan Zen berhasil mengalahkan naga tersebut.

Chương tiếp theo