webnovel

BERTENGKAR

Happy Reading ❤

Malam itu adalah malam terakhir di Gili Trawangan. Di malam terakhir itu mereka beristirahat di hotel. Ada yang rebahan di kamar, ada yang ngobrol di pinggir kolam renang, bahkan ada yang berenang. Kebetulan cuaca malam itu cukup cerah. Ifa dan para sahabatnya sedang bersantai di pinggir kolam. Mereka ngobrol sambil mencelupkan kaki mereka ke dalam kolam. Saat itulah Fadil yang sedang berenang mendekati Ifa. Dengan tubuh yang cukup proporsional dan wajah yang lumayan ganteng, sebenarnya Fadil merupakan salah satu cowok yang diidamkan banyak gadis di kelas mereka. Namun entah kenapa Fadil hanya tertarik pada Ifa.

"Fa, nggak berenang?" Tanya Fadil.

"Nggak ah. Tas gue sudah rapi untuk balik besok. Kalau malam ini berenang, nanti tas gue tambah berat."

"Gue bantu bawain."

"Hehehe.. makasih Dil. Tapi malam ini gue cuma ingin santai. Tadi siang sudah puas snorkling."

"Fa, gue boleh ngomong nggak?"

"Lho, bukannya dari tadi elo juga sudah ngomong sama gue. Ngapain juga minta ijin segala."

"Fa, gue serius."

"Gue dua rius." Jawab Ifa.

"Gue tiga rius." sahut Onit

"Gue empat rius." sambar Cilla

Fadil cuma bisa garuk-garuk kepala mendengar Onit dan Cilla ikut komentar."Bisa gue ngomong berdua sama Ifa?"

"Ngomong aja Dil. Nggak baik berdua-duaan di kolam renang, malam-malam pula." Sahut Onit yang duduk disamping kanan Ifa. "Lagipula diantara kita nggak ada rahasia."

"Iya Dil. Elo sekarang ngomong berdua, nanti juga Ifa pasti cerita sama kita." Meta ikutan bicara.

Fadil yang masih di dalam kolam mencelupkan kepalanya kembali sebelum bicara. "Oke, gue bakal ngomong di depan kalian."

Semua pasang tampang serius menanti apa yang akan Fadil bicarakan, walaupun mereka sudah bisa menebak apa yang akan disampaikan.

"Fa, gue cinta sama elo. Mau nggak elo jadi pacar gue?"

"Tapi gue kan sudah...."

"Iya gue tau elo sudah punya tunangan. Tapi selama elo belum nikah sama dia, elo masih bisa berubah pikiran. Orang nikah aja bisa cerai, apalagi cuma tunangan."

Fadil cinta sama gue? Kenapa bukan Rizky yang menyatakan hal tersebut ke gue. Kenapa harus Fadil? Ifa sibuk dengan pikirannya sendiri. Sementara para sahabatnya cuma bisa bengong mendengar pernyataan Fadil. Walau sudah diperkirakan, mereka nggak menyangka Fadil akan nekat menyampaikan perasaannya pada Ifa. Mereka semua memandang Ifa dengan penasaran.

"Gimana Fa? Elo kan tau kalau gue sudah lama suka sama elo. Elo mau kan jadi pacar gue?"

"Kenapa gue? Kenapa bukan Mutia yang jelas-jelas suka sama elo? Kenapa elo masih bertahan dengan perasaan lo?" Ifa balik bertanya.

"Cinta bukan sesuatu yang bisa elo kendalikan. Rasa itu bisa datang tanpa elo bisa menolaknya. Mutia? Gue nggak cinta dia." Jawab Fadil santai.

"Tapi Dil.... "

"Elo nggak usah jawab sekarang. Elo pikirkan dulu baik-baik. 3 semester aja gue jalanin buat menyatakan perasaan, apalah artinya waktu sehari, dua hari atau bahkan seminggu lagi untuk menunggu jawaban elo."

"Gila lo... masa elo mau jadi perusak hubungan orang sih?" Sergah Meta gregeten. "Elo harusnya bisa menghormati privasi Ifa dong. Elo harus bisa menghargai arti sebuah hubungan. Kalau seseorang sudah tunangan berarti hubungan mereka serius, nggak main-main."

"Kalau boleh gue saranin. Mendingan lo lupain semua perasaan lo ke Ifa. Dia nggak akan mungkin terima elo." Sambung Alana. "Jangan jadi orang yang picik."

"Gue nggak picik. Gue cuma menyatakan perasaan cinta gue ke Ifa. Apapun jawaban dia, gue akan terima. " Ucap Fadil yang telah naik dan duduk di pinggir kolam, di samping Ifa. Disentuhnya wajah Ifa dengan sebelah tangannya kemudian digenggamnya tangan gadis pujaannya. "Tapi harapan gue, elo mau terima cinta gue."

"Fadil, makasih banget selama beberapa semester ini elo sudah mempertahankan perasaan lo. Tapi gue nggak bisa.... "

Belum sempat Ifa menyelesaikan ucapannya tiba-tiba sebuah tangan menarik Ifa untuk berdiri dan mendorong tubuh Fadil ke kolam. Byuurr... Semua yang ada disitu memandang tak percaya kejadian tersebut, terutama Ifa. Dilihatnya siapa yang menariknya dan ternyata....

"RIZKY!! NGAPAIN ELO DISINI?!"

"GUE MAU JEMPUT ELO, ISTRI GUE!!"

What?! Semuanyang ada disitu terkejut mendengar ucapan Rizky, terlebih Fadil yang saat ini ada di dalam kolam. Apa dia bilang? Istri?!

"RIZKY!!" Ifa terkejut dengan pernyataan Rizky dihadapan semua orang. "APA-APAAN SIH?! Lo sadar nggak sih lagi ada dimana?"

"Gue sadar sesadar-sadarnya Pah. Oh, jadi begini kelakuan lo saat jauh dari suami lo?" tanya Rizky sinis dan penuh emosi. "Kenapa lo biarin dia nyentuh elo? Kenapa lo biarin dia pegang tangan elo? Apa elo sedemikian senangnya dapat pernyataan cinta dari lelaki lain? Kelakuan lo kayak cewek murahan"

"JAGA OMONGAN LO! EMANG LO ANGGAP GUE APA? CEWEK MURAHAN?!" Ifa sudah hampir menangis karena marah, malu dan sedih dipermalukan oleh Rizky di depan umum. "JANGAN ASAL NGOMONG KALAU ELO NGGAK TAU KEJADIAN YANG SEBENARNYA!!"

Para sahabatnya yang melihat tersebut segera bertindak den menarik mereka ke kamar.

"Kalo lo berdua mau bertengkar, bukan disini tempatnya," sentak Alana dengan nada keras dan tegas setelah sampai di kamar. Sesuatu yang jarang sekali ia lakukan sehingga membuat para sahabatnya terjengit kaget. "Kalian itu sudah sama-sama dewasa, selesaikan masalah kalian dengan dewasa pula. Bukan teriak-teriak di depan umum kayak tadi. Bikin malu aja."

Semua terdiam mendengar ucapan Alana. Ifa dan Rizky masih saling pandang dengan marah.

"Kalian tau apa masalah kalian? Kalian berdua terlalu gengsi untuk mengungkapkan isi hati kalian. Buat apa kalian menikah dan tinggal serumah kalau komunikasi kalian kacau kayak sekarang ini? Apa susahnya sih ngomong jujur satu sama lain? Tanya sama diri kalian masing-masing kenapa kalian menikah?" Kali ini Cilla yang bicara. "Gue selama ini iri sama kalian yang sudah menemukan pasangan hidup. Tapi melihat hubungan kalian, gue jadi berpikir ulang apakah menikah jawaban yang tepat buat kejombloan gue."

"Sekarang kalian selesaikan masalah kalian hingga tuntas. Jangan keluar dari kamar ini kalau masih ada yang mengganjal hati kalian." Meta turut bicara. "Bokap nyokap gue pernah bilang, selesaikan masalah sebelum kalian naik ke tempat tidur. Kita tinggalin elo berdua. Ingat selesaikan semuanya baik-baik. Apapun keputusan kalian, ambil dengan kepala dingin. Bukan karena emosi.

Akhirnya mereka tinggal berdua dalam kamar. Rizky mencoba menenangkan hatinya. Sementara Ifa menjauh dari suaminya dan berdiri di dekat jendela memandang keluar. Hatinya masih tidak bisa terima dengan tuduhan yang dilontarkan Rizky.

"Pah," Terdengar suara Rizky memanggil. Yang dipanggil hanya diam saja tak bergeming, tetap memandang keluar. "Pah, jangan diam aja dong."

"Gue musti ngomong apa? Toh elo sudah menjudge gue cewek murahan," jawab Ifa dingin. "Apakah elo bakal mau menerima penjelasan gue. Malam ini gue sadar pernikahan kita sebuah kesalahan besar. Nggak seharusnya gue terima ajakan lo menikah. Kalau menurut lo gue cewek murahan, elo boleh menceraikan gue. Sudah cukup lama gue menahan semua perasaan demi pernikahan tanpa cinta ini. GUE EMANG BUKAN ISTRI YANG BAIK BUAT ELO. CERAIIN AJA GUE!!"

Rizky tersentak mendengar kata-kata yang Ifa ucapkan. Cerai? Semudah itu Ifa minta cerai dari gue, batin Rizk terasa sakit. "ENTENG BANGET TUH MULUT BILANG CERAI. EMANG ITU YANG SEJAK AWAL LO MAU KAN? BIAR ELO BISA TERIMA CINTA TUH COWOK. PANTAS SAJA ELO BIKIN BERBAGAI MACAM PERJANJIAN SAAT NIKAH SAMA GUE. TERNYATA ELO EMANG BENAR-BENAR NGGAK PERNAH SUKA SAMA GUE. PERCUMA BEBERAPA BULAN TERAKHIR INI GUE BERHARAP ELO BISA TERIMA GUE SEBAGAI SUAMI LO!!"

Anak-anak GCK yang mendengarkan dari luar kamar kaget mendengar Ifa dan Rizky saling berteriak. Meta hendak masuk ke dalam kamar, namun ditahan oleh Alana. "Biarin dulu mereka keluarin uneg-uneg dan perasaan mereka yang selama ini terpendam."

"Tapi Al, kenapa mereka sebut-sebut cerai? Kalau mereka cerai beneran gimana?" tanya Cilla khawatir. Yang lain juga memandang Alana dengan penuh kekhawatiran.

"Nggak semudah itu mereka akan bercerai. Tenang aja." Alana berusaha menenangkan para sahabatnya. "Kita bantu doa saja supaya malam ini semuanya bisa selesai."

⭐⭐⭐

Waduh gawat. Kenapa jadi berantem sih? Apakah salah paham mereka akan berujung dengan perceraian?

Ayo kasih komen dan jangan lupa votenya ya. Sedih nih, yang baca cuma sedikit🥺😭

Chương tiếp theo