webnovel

SIDANG

Besok adalah hari sidang skripsi Rizky. Di tempat tidur ia gelisah. Mencoba untuk tidur namun tak bisa. Tentu saja hal itu berpengaruh kepada Ifa yang tidur di sampingnya.

"Ky, bisa nggak sih nggak banyak bergerak." ujar Ifa mengantuk. Tubuhnya sangat lelah karena sejak sore menyelesaikan pesanan kue.

"Eh, elo belum tidur Pah?"

"Gimana gue bisa tidur kalau dari tadi elo gelisah begitu. Lupa ya pak kalau berbagi tempat tidur sama gue?"

"Hehehe.. mana mungkin gue bisa lupa tidur sama wanita cantik yang nggak bisa gue apa-apain." jawab Rizky sambil terkekeh. "Gue nervous nih."

"Kenapa nervous, elo kan sudah menguasai isi skripsinya. Elo pintar. In syaa Allah besok elo pasti bisa menjawab pertanyaan dosen penguji."

"Seandainya gue bisa optimis kayak elo, Pah."

"Waktu elo ngajak gue kawin elo bisa optimis masa sidang skripsi doang nggak optimis." Ledek Ifa.

"Ipah, elo besok ada kuliah?"

"Nggak. Emang kenapa?"

"Ehmm... besok bisa gak lo ikut gue ke kampus? Temenin gue."

"Emang sidang skripsi boleh ditemenin? Kayak sidang di pengadilan aja pake ditemenin pengacara."

"Maksud gue bukan nemenin di tempat sidang. Tapi tungguin sampai sidang selesai. Gue butuh dukungan dari istri gue tercinta."

Cinta? Apa iya elo cinta sama gue? Elo nggak pernah menyatakan perasaan cinta lo ke gue. Kata-kata yang barusan elo ucapin bukan karena elo benar-benar cinta sama gue kan? Itu cuma cara elo biar gue mau nungguin elo sidang. Ifa sibuk dengan pikirannya hingga tak menyadari Rizky yang dari tadi memandanginya.

"Ipah, kok elo sekarang tambah cantik sih?"

"Baru nyadar gue cantik? Dari dulu kaleee."

"Masa sih? Perasaan dulu elo biasa aja. Jangan-jangan elo pake susuk ya."

"Susuk? Susuk apaan? Susuk sate?"

"Itu tusuk, sayang."

"Tusuk itu kan buah yang sudah terlalu kematangan dan gak bisa dimakan."

"Itu busuk, Ipah."

"Busuk itu penampilan yang kucel dekil gitu."

"Ipaaaah.... itu buluuuuuk." Seru Rizky kesal sekaligus gemas menghadapi otak istrinya yang malam itu rada geser dari posisinya. Tapi mau tak mau Rizky tertawa mendengar kekoplakan Ifa malam itu.

"Nah gitu dong. Kan lebih enak kalau ketawa daripada stress. Kalau stress bikin muka lo jelek dan keliatan tua. Masa cewek cantik kayak gue harus berdampingan sama cowok jelek."

"Nggak papa... kalo cewek cantiknya cinta dan sayang sama cowok jelek pasti bisa merubah cowoknya jadi babang tamvan."

"Lah itu mah cerita Beauty and the Beast."

"Iya, kan kamu beauty-nya"

"Idih gombal recehan. Sudah malam bang, uang receh gue sudah habis buat kasih pengamen. Sudah ah, gue ngantuk nih. Gue harus bangun pagi-pagi. Besok pagi gue harus ke rumah Engkong Soleh buat antar pesanan kue. Jadi kayaknya gue nggak bisa nemenin elo. Sorry ya."

"Ya elah pah, tega benar lo ama laki. Pulang dari rumah Engkong elo ke kampus gue deh."

"Liat besok aja deh." Tak lama kemudian Ifa sudah lelap dalam mimpi. Ifa mimpi minum kopi buatan babang Chico Jericho ☺.

Rizky menatap gemas wajah cantik istrinya yang berubah jadi jelek kalau sudah terbawa mimpi. Ini yang membuatnya cinta pada Ifa, karena selalu tampil apa adanya. Wait... cinta? Sejak kapan? Ah, sudahlah. Lupakan urusan cinta. Masih ada sidang skripsi yang besok harus dihadapi. Setelah shalat hajat dua rakaat, barulah Rizky merasa tenang dan bisa tidur. Yaelah kenapa nggak dari tadi sih bang shalatnya😆.

⭐⭐⭐

"Ky, gue pergi dulu ya." Ifa berpamitan pada suaminya. Walaupun koplak, Ifa tetap menghargai suaminya. Contohnya ia selalu berpamitan pada Rizky bila hendak pergi. "Baju dan sarapan lo sudah gue siapin."

"Pagi amat antar kuenya," protes Rizky yang baru saja keluar dari kamar mandi. Eits, jangan membayangkan dia keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai handuk, bertelanjang dada, rambut basah memberi kesan seksi. Hapus semua itu dari pikiran kalian🤣.

Saat pertama menikah Rizky memang pernah seperti itu. Bukan tatapan kagum yang diperoleh dari Ifa, tapi lemparan bantal yang diterima sekaligus protes dari istrinya🤣. Sejak saat itu Rizky selalu berpakaian di kamar mandi.

Oh iya, back to laptop....

"Ya harus pagilah gue antar kuenya. Kan acara lamarannya dimulai jam 8 pagi. Ini kan weekday, gue takut telat."

"Nanti elo jadi ke kampus gue nggak?"

"Gue nggak janji ya. Kalau.... " belum selesai Ifa berbicara, dilihatnya Rizky keluar kamar untuk mengangkat ponselnya yang berdering. Siapa pagi-pagi gini telpon dia? Pikir Ifa.

"Iya, nanti gue mulai jam 10. Doain lancar ya sidangnya. Thank you sudah mau telpon pagi-pagi."

"Siapa Ky?" Tanya Ifa saat keluar kamar dan melihat suaminya mengakhiri pembicaraan di telepon sambil senyum-senyum.

"Oh, teman sma gue." Jawab Rizky seraya masuk ke dalam kamar.

"Ky, gue berangkat ya. Soal sidang lo, gue liat nanti ya...."

"Oh nggak papa kalau elo nggak bisa datang. Santai aja, Pah." Ucap Rizky santai seolah tak peduli. Sepertinya dia sudah menyerah meminta istrinya menemani.

"Ya sudah, gue pergi dulu. Jangan lupa sarapan dan minum susunya. Oh iya, semoga sukses ya sidangnya." Ucap Ifa sambil mengulurkan tangan hendak mencium tangan Rizky berpamitan. Bukannya menyambut uluran tangan istrinya, Rizky malah sibuk dengan laptopnya.

Siang itu, Ifa terjebak kemacetan dalam perjalanan pulang. Rencananya setelah mengantar kue, ia ingin ke kampus Rizky. Apa daya, dirinya ditahan untuk mengikuti acara lamaran di rumah Engkong Soleh. Alhasil jam 11 siang ia baru bisa kabur. Dasar apes, ternyata jalanan cukup padat. Dan kini dirinya terjebak kemacetan akibat ada demo.

"Pak, bisa cari jalan lain nggak?" Tanyanya pada supir taksi.

"Waduh susah neng. Kita sudah terlanjur terjebak di tengah-tengah. Semoga nggak lama lagi kita bisa melalui kemacetan ini."

Ifa berkali-kali melihat ke arah jam tangannya. Sudah pukul 12.00. Jadwal sidang Rizky jam 10.00. Paling lama jam 11.30 dia sudah selesai. Aduuh, kekejar nggak ya. Ifa sengaja tidak menelepon Rizky karena hendak memberi surprise. Semoga jadwal sidangnya diundur, doa ifa. Jam 12.45 barulah Ifa sampai di kampus suaminya. Di lobby fakultas terlihat ramai. Para mahasiswa yang selesai sidang sibuk berfoto bersama teman ataupun pasangannya. Ada yg membawa bunga, boneka, bahkan coklat. Ifa menatap boneka beruang kecil dan bunga yang dibawanya. Semoga Rizky suka dengan surprise yang telah ia siapkan, doa Ifa.

Ifa mengedarkan pandangannya mencari Rizky. Tak tampak batang hidung suaminya. Ifa mencoba menunggu hingga agak sepi. Setelah satu jam menunggu, suasana lobby sudah mulai sepi. Namun ia tak juga menemukan Rizky. Ifa mencoba menghubungi ponsel suaminya, tidak aktif. Ia mencari ke parkiran, mobil Rizky tak juga terlihat. Akhirnya setelah hampir dua jam menunggu, Ifa memutuskan untuk pulang.

Sesampainya di rumah Ifa tidak melihat mobil Rizky. Ah, mungkin dia langsung ke kantor. Setelah shalat dzuhur, Ifa merebahkan badannya di tempat tidur. Tubuhnya lelah karena lama berdiri menunggu. Tak lama ia pun terlelap. Tapi tampaknya tak nyenyak, terlihat dari tidurnya yang gelisah.

Tiba-tiba Ifa terbangun dan langsung duduk. Ia menutup wajahnya sambil mengucap istighfar. Sepertinya ia mimpi buruk. Mungkin karena ia kelelahan, pikirnya. Diambilnya ponsel. Tak ada satupun pesan atau panggilan dari Rizky. Sudahlah, mungkin ia sibuk. Dilihatnya jam ternyata sudah pukul 16.30. Ifa pun bergegas mengambil wudhu dan melaksanakan shalat ashar.

Chương tiếp theo