Suasana keduanya menjadi sangat tegang dan halus, tapi Yuuki disana hanya dengan lembut menghapus air mata Yukari.
Mata Yukari masih memerah saat menatap Yuuki, dan Yuuki dengan lembut membuka bibirnya: "Manusia akan terus berkembang, dan semakin aku belajar, semakin aku tahu, maka semakin takut pula aku."
"Dunia itu luas, tapi karena terlalu luas, semakin aku menyadari....Ahhh, betapa kecilnya kita."
"Jangan berani kau mengatakan "Semakin besar kekuatannya semakin besar tanggung jawabnya". Aku tidak akan membiarkanmu mengatakan itu." gadis itu mengancam dengan nada marah.
"Tidak Yukari, masalahnya, jika bukan aku yang melakukannya, tidak akan ada yang bisa. Jika bukan sekarang, kapan lagi."
Remaja itu menggelengkan kepalanya berkali-kali: "Masa lalu dari Kebenaran ini adalah masa lalu dari keberadaanku yang gagal. Bahkan masa lalu kami adalah satu dari kegagalan itu."
"Sejarah yang tertutupi dan berusaha dilupakan itu adalah contoh terbaik dari itu."
"Apa hubungannya itu dengan ini semua! Kau tidak perlu melakukan itu semua..." Yukari mengatakannya dengan nada gemetar.
"Ada suatu kisah, dimana seorang remaja yang mencoba ingin menyelematkan semuanya, tapi gagal untuk menyelamatkan semuanya dan membuatnya sendirian. Dia hanya bisa menanggung semua kesalahan pada dirinya sendiri....Dan, kau harus paham dari itu, aku tidak bisa melakukan hal yang sama untuk terulang kembali."
Yuuki meletakkan kedua tangannya pada pipi gadis itu dan berkata, "Ini bukanlah hal dimana aku ingin menanggung semuanya. Tapi ini masalah karena HANYA AKU YANG BISA MELAKUKANNYA."
"Tidak! Kau tidak perlu melakukannya sendirian!"
"Layaknya seekor ulat yang ingin membebaskan diri dari kepompongnya dan menjadi kupu-kupu, aku sekarang telah menjalani hal ini....Tidak ada jalan kembali."
"Semuanya pasti ada jalannya!"
"Memang, tapi sekarang, hanya ini satu-satunya jalan dari Kemungkinan Masa Depan yang bisa kulihat."
Yukari masih mengatakan itu. Dia menundukkan kepalanya dan air matanya masih bercucuran kebawah: "Kau pikir berapa lama aku bersamamu? Hayama Yuuki yang aku tahu tidak akan pernah melakukan hal "baik" seperti ini, berapa banyak kau akan menyakitiku hanya hari ini saja?"
"...."
Yuuki hanya mengangkat kepalanya dan menatap bulan purnama indah di langit.
Yukari yang mendapat jawaban diam menggigit bibir bagian bawahnya, dan dia benar-benar yakin bahwa Yuuki sudah memutuskannya dengan pasti.
"Kenapa kau masih harus melakukan itu, apa yang merubahmu?"
"Keadaan dan situasi."
"Lalu....kenapa kau tidak memikirkan dirimu lebih baik lagi! Bahkan ketika kau babak belur, pikirkan juga orang-orang di sekelilingmu! Pikirkan aku, yang tidak tahan melihatmu terluka! Kau pikir aku bisa diam begitu saja ketika itu terjadi!"
Perlahan Yuuki menggenggam telapak tangan Yukari dengan erat, seolah dia ingin menenangkannya dengan cara sederhana ini.
Yukari juga menggenggam tangan itu, tangan yang masih sama dalam ingatannya, tangan dari cinta pertamanya di Dunia ini.
"Jangan khawatir, Yukari....kau harus paham aku."
"Nah, bagaimana jika aku memainkan beberapa lagu untukmu? Kurasa kau akan paham saat mendengarkannya. Lagipula, sudah tiga tahun....aku tidak bermain untukmu, dan kau pasti merindukannya kan?"
Remaja itu akhirnya tersenyum dan akhirnya tanpa mengatakan apapun, dia membawa Yukari menuju daerah samping kolam sana dibawah pandangan Ran disana.
Remaja itu mengeluarkan piano dari D-Dial, dan juga kursi agak panjang yang langsung membuat Yukari paham.
Keduanya duduk berdampingan, dan segera tuts tuts piano ditekan tanpa mengatakan apa lagu yang akan dimainkan.
....Ya, hanya ada satu lagu yang keduanya pasti akan mainkan ketika berdua.
[The Distance – Cliff Edge]
Permainan pertama adalah gerakan tangan Yuuki yang intens pada tut piano yang menciptakan iringan yang enak.
Yukari menutup matanya dan bernyanyi dengan sangat nyaman....
Watashi nee kizuita no (Hei aku menyadarinya)...
Anata e no itoshi sa ni (Rasa cintaku yang tertuju kepada dirimu)...
Zutto soba de tsutsumarete itai (Aku ingin selalu diselimuti di sampingmu)...
Ima wa hanaretete mo (Walaupun kita terpisah)
Dear... My LOVE (Sayang... Cintaku)
...
.
.
.
...
Pada saat mencapai titik ini, permainan di ambil alih oleh Yukari, dan ganti Yuuki yang bernyanyi:
Dakishimetai (Aku ingin memelukmu)
Norikoeyou futari no ai de (Ayo kita lewati dengan cinta kita berdua...)
Kagayaku sono warai gao o hanasanai (Takkan kulepaskan wajah tersenyum yang bersinar itu)
Dakishimereba kotoba wa kataranai (Ketika dipeluk olehnya, kata-kata itu tidak dapat terucap)
Kasaneatta nukumori ga subete (Kehangatan yang saling berpadu adalah segalanya)
Mou kore ijou kazaranai (Itu tidak dapat diperindah lebih dari ini)
Hanarete shinpai kaketeru na (Jangan buat rasa khawatir ketika kita berpisah)
Kimi ni chikatta kotoba kasaneru ai (Cinta yang bertumpuk dengan kata-kata yang kuikrarkan padamu)
Ore ga mae aruiteku kara (Karena aku berjalan di depan)
Futari terashita tsuki akari (Kita berdua diterangi oleh cahaya bulan)
....
.
.
.
....
Keduanya benar-benar serasi, dimana dua rambut emas mereka bersinar dibawah sinar rembulan yang indah.
Akhirnya ketika lagu Cliff Edge ini berakhir, Yukari langsung mendorong Yuuki yang tidak melawan kebawah sehingga dia menindihnya, dan tangannya dengan lembut mengelus mata remaja itu.
Kesedihan melintas jelas di matanya, "Itu adalah lagu yang sering kita mainkan....dan sekarang, lagu itu mewakili kita berdua. Ya, mewakili keadaan kita sekarang yang terpisah. Kaulah.... yang membuatnya, dan itu....sangat sakit."
"...Jadi Yuu, berhentilah, Yuu. Kumohon, sakit di dada ini cukup hanya jarak ini saja, tidak perlu kau tambah...Yuu, ini sudah cukup..."
Yuuki tahu bahwa gadis ini menangis demi dirinya. Ini, benar-benar kelakuan jelek sebagai seorang pria.
Tapi dia juga tahu bahwa ini adalah apa yang Yukari ingin lakukan untuk membantunya...Ya, membantunya untuk kembali ke dirinya yang dia suka, dan kenal.
....Sama seperti yang dia lakukan kepadanya dulu.
Alhasil, Yuuki masih dengan lembut mengatakan ini ketika air mata asin gadis itu menimpa wajahnya: "Ini tidak mungkin, Yukari."
"Apa yang kulakukan selalu simpel, pertama adalah berjalan, menikmati semuanya dengan nikmat, dan akhirnya jalani semua bahkan jika ada rintangan."
"Kenapa kau sangat keras kepala!" Yukari berteriak sangat keras: "Kau selaku dan selalu...selalu seperti ini...."
"Ya, aku selalu seperti ini." Remaja itu tidak menolak atau menyangkalnya: "Aku tidak akan berbohong....Karena aku sudah menahan semua jebakan, tipu muslihat, dan bahkan pengkhianatan."
"...Aku, tidak akan pernah mengkhianatimu lagi."
"Hm, itu aku tahu karena kita sekarang tidak ada hubungan. Tapi jangan khawatir, aku sebenarnya lebih kuat dan gigih bahkan dibandingkan dugaanmu." kata Yuuki disana.
"Apa yang sebenarnya kau inginkan, Yuu.... Apakah kau memang akan menanggung semuanya sendirian? Apakah kau ingin menjadi Pahlawan yang kau hina sejak awal?"
"PAHLAWAN membunuh satu orang demi menyelematkan banyak orang.
PENJAHAT membunuh banyak orang untuk menyelamatkan satu orang...
Dan LEGENDA mengorbankan dirinya sendiri untuk menyelematkan semua orang."
Yuuki mengelus rambut emas itu, lalu ke pipinya dan tersenyum: "Kau sendiri sudah mengutip kalimatku yang dulu, dan kau sendiri harus jelas....apa aku sekarang, kan?"
".... Jadi, biarkan aku menanggung semua ini, asalkan kalian bahagia."
Dia juga berkata setelah diam lama: "Ich Liebe Dich..."
"Ahhh...kau bodoh! Bodoh! Sangat bodoh!"
Yukari terus memukul dan memukul Yuuki dengan penuh emosi, sampai akhirnya dia hanya bisa berkata: "Aku tidak akan menerimanya!"
"Lalu apa yang akan kau lakukan? Aku tidak bisa dihentikan."
Meskipun mata Yukari bergetar sambil menunjukkan kesedihan yang dalam pada saat ini....dia masih berusaha tetap tegar.
Dia mendekatkan wajahnya ke wajah remaja itu, dan akhirnya dia berkata: "Apakah kau tahu siapa aku?"
"Pemimpin The Great Family of Kyoto, dan Pemimpin Keluarga Kuno Yakumo."
"Tidak, Aku Yakumo Yukari! Bukan keduanya!"
Yuuki sebenarnya sudah tahu apa yang ingin dilakukan Yukari, jadi dia hanya menghela nafas dan berkata: "Dengar Yukari....hanya untuk kali ini, biarkan aku menjadi keras kepala."
"....."
"Yukari !!!"
Disaat remaja itu akan melakukan sesuatu, Yukari tiba-tiba mendekatkan bibirnya pada Yuuki, tapi Yuuki langsung menutupi bibir merah itu dan menggelengkan kepalanya.
Mata Yukari bergetar sekali lagi, dan akhirnya dia hanya bisa mengingat kalimat terakhir ketika dia memutuskan hubungan ini...
[Tolong jangan cintai aku lagi]
"Apakah masih sakit?"
"....Tolong jangan buat aku mengatakan itu. Rasa malu laki-laki, tidak bisa dikatakan begitu saja."
Yukari akhirnya menggigit bibir bagian bawahnya dan akhirnya dia hanya bisa berbisik: "Bagaimana, kalau kita mulai dari awal...lagi?"
"...." Tidak ada jawaban dari mata tidak bernyawa itu.
Yukari sekali lagi hanya bisa menangis, menangis atas keputusan yang telah dia buat di masa lalu!
Seolah ini adalah momen abadi, sang gadis menangis keras di pelukan remaja yang terlihat hangat mengelusnya...
Ini benar-benar keadaan yang penuh kasih, seharusnya...
Seharusnya ada yang menikmati momen ini....Tapi malah hanya ada kesedihan mendalam yang tercermin pada keduanya!
Bahkan ada kiasan yang pas pada saat ini, yaitu: [Aku mungkin bisa memiliki tubuhnya, tapi bukan hatinya]
Ran yang melihat ini dari samping tidak bisa menahan rona merah di matanya dan berbalik untuk tidak melihat hal disana.
Dia berjalan menjauh dengan lembut ketika dia berbisik: "Benar saja, Yukari-sama, kau masih tidak bisa melakukannya...."
"Kau memutuskan untuk merubah dirimu setelah sekian lama, tapi sakit di hatinya tidak akan bisa pudar begitu saja. Keputusan yang Anda pilih telah membuat Yuuki-sama kesakitan."
"Sekarang Anda ingin merubahnya....terlalu susah, ditambah, jarak Anda sudah terlalu jauh."
".....Apakah kau ingin bersamanya, selalu membimbingnya ketika dia sakit, senang, dan sedih? Yukari-sama, oh Yukari-sama....Kau ingin membantunya dan selalu di sisinya...Tapi sayangnya...."
"...Apakah ini ini baik bagimu, Yukari-sama? Menanggung itu semua, hanya demi Yuuki-sama...."
Akhirnya ketika Ran berbisik, dia juga paham satu hal, bahwa pada saat ini, bahwa "Cinta itu memang Buta"
Cinta memang indah, tapi Cinta itu juga menyedihkan...
Melihat dua orang disana, Ran hanya bisa tersenyum pahit dan menundukkan kepalanya: "Semoga akhir cerita kalian berdua akan berakhir dengan bahagia."
Sayangnya, baik Ran dan Yukari tidak tahu...
Ketika Yuuki terus menerus dan membiarkan Yukari memeluk dirinya dan menikmati kehangatan di dadanya ketika menangis.....Remaja yang mengelus rambut emas gadis di pelukannya disana dengan mata tajam menatap bulan di langit dengan kejam.
Jika sebelumnya, bulan memang indah.... Tapi sekarang dia tahu kebenarannya, dan jelas itu tidak seindah sebelumnya!
Karena itulah dia memutuskannya sejak tadi, dan bahkan dia mengatakan ini dalam hatinya....
–– Maaf telah berbohong, Yukari. Maaf karena membuatmu sakit Yukari....Maaf atas semua kata-kataku...Maaf....
–– Kau tidak perlu tahu itu semua, lebih baik kau kusakiti sekarang, dibanding sakit di akhir. Karena ketika aku benar-benar menemukan kebenaran dunia, aku menemukan...betapa menyedihkannya kekuatanku sendiri.
–– Dunia ini sangat kacau, tidak adil dan tidak masuk akal.
–– Pahlawan yang kubicarakan atau kau bicarakan hanya akan melahirkan sampah, yang penuh dengan keburukan tanpa jejak keindahan.
–– Karena itulah aku sudah memutuskan....
–– Kebencian dan bencana dunia ini, hanya bisa dilihat dihancurkan oleh PENJAHAT sepertiku !!!