webnovel

VoL 2 - CHAPTER 9

KAMI BERTIGA ADALAH REKAN.

|| Next Story ||

 "Bagaimana, situasi kemarin malam?" Aku bertanya pada mereka sambilan meminum cola.

Aku sangat yakin, kalau mereka melakukannya dengan baik.

"Kami berhasil." Ryuunosuke menjawab.

"Syukurlah kalau begitu… " aku menatap ke arah mereka. "Jadi, ini maksudnya sebuah perayaan begitu?"

"Kau benar, Saruizawa. Ryuunosuke lah yang merencanakan ini semua loh." Yang berbicara itu adalah Otosaka Sorata.

"Hentikan ucapan lembutmu itu, rasanya najis sekali." Ryuunosuke memalingkan wajahnya dari Otosaka.

"Eeh… dari dulu aku memang seperti inikan?" Otosaka mengucapkan dengan intonasi yang sangat lembut.

"Perayaan, ya? Tidak buruk juga." Aku teringat pada masa itu.

Namun, aku tidak ingin mengingat lebih jauh di masa itu untuk sekarang.

Otosaka tersenyum-senyum ke arah Ryuunosuke yang berpaling darinya.

"Apa!?" Ryuunosuke bertanya dengan kesal, karena Otosaka menatap dirinya daritadi.

"Kupikir, kau sangat cantik." Otosaka mengatakannya dengan santai. Dan sesekali meminum susu rasa cokelat.

"Aku ini laki-laki!" Ryuunosuke mengalihkan pandangannya lagi ke arah Otosaka.

"Haha, wajah Tsundere itu sangat cocok untukmu, ya."

"Rrgh…! " Ryuunosuke menurunkan bibirnya.

"Seperti biasa, kalian terlihat sangat akrab ya." Aku pun juga mengikuti pembicaraan mereka.

"Aku sama sekali tidak akrab dengannya." Ryuunosuke kembali memalingkan wajahnya dari Otosaka, sembari mengambil roti isi lalu memakannya dengan wajah yang kesal.

"Kita ini teman loh, jangan lupakan aku."

"Cik."

Ryuunosuke mengunyah roti isi itu dengan cepat. Lalu kembali menatap Otosaka dengan tatapan serius.

"Aku akan menantangmu untuk bertarung, bagaimana?"

"Oh, boleh juga."

"Aku mungkin, akan menjadi wasitnya saja."

Ryuunosuke menyalakan Playstation dan televisi sebagai monitornya.

Playstation itu adalah model generasi ke-4. Yang di maksud Ryuunosuke itu adalah game Ninja Strong 4.

Ninja Strong 4 hanya bisa di mainkan One by One, artinya di kendalikan oleh 2 orang. Kedua player saling menjatuhkan, jika HP di antara mereka habis maka, di anggap kalah.

Di game ini, tidak ada seorang pun yang dapat bermain secara curang. Di game ini semuanya mengandalkan skill, daya bertarung, dan pola pikir. Agar dapat menjatuhkan lawan, lalu meraih kemenangan.

"Baiklah, aku akan memilih Sasuke." Ryuunosuke mengambil karakter andalannya.

"Oke, langsung mulai saja." Tiba-tiba game langsung di mulai.

Di dalam monitor, terlihat karakter yang di pakai di antara mereka berdua. Yaitu Ryuunosuke dengan karakter Sasuke, dan Otosaka dengan karakter Guy.

"Hei, kau curang memakai karakter itu." Ryuunosuke ngepause game.

"Curang? Kurasa tadi tidak ada peraturannya begitu." Otosaka tertawa kecil.

"B—Baiklah kalau begitu, aku akan bantai dirimu sampai babak belur."

Ryuunosuke kembali menekan tombol resume pada stick control.

"One, two, three, start!"

"Pertama-tama Ryuunosuke mengumpul mana-nya agar bisa menggunakan skill nya nanti. Namun, Otosaka langsung menindasnya bertujuan untuk mengganggu Ryuunosuke, agar tidak bisa mengisi mana-nya."

KYAH! 

"Cik! Aku balas kau nanti."

"Ryuunosuke belum menyerah, dia mengambil kuda-kuda untuk mengambil katana. Lalu menarik katana nya secara perlahan dan langsung menebasnya."

"....."

Sebuah kilat menyambar menusuk tajam ke arah karakter Otosaka. Namun,

Otosaka terkikik.

"Hanya itu saja?"

"Mustahil! Otosaka Sorata menggunakan Genjutsu untuk melindungi dirinya dari serangan!"

"Guy itu, bukannya pengguna Taijutsu?" Ryuunosuke berkata.

"Tentu, aku memakai 'password' untuk itu."

"Dia benar-benar seorang cheater."

Otosaka Sorata memang seorang cheater. Dari caranya agar bisa menang dengan cara apapun dia pasti akan melakukannya. Apalagi, tipenya sangat kalem dan santai di saat menghadapi situasi apa saja.

Namun, melihat mereka berdua terfokus dengan sesuatu yang mereka sukai satu sama lain, membuatku sangat beruntung. Hari-hari kujalani tidaklah membosankan. 

"Woah! Otosaka mengeluarkan ultimate nya!"

"Night Guy."

Jurus pamungkas dan terkuat dari Guy yaitu Night Guy yang sudah jelas, berkaitan dengan malam.

Teknik ini sebenarnya sangat sederhana. Saat darah dari Guy mendidih hingga mengeluarkan aura merah setelah dia membuka gerbang kedelapan, aura disekitarnya tersebut akan membentuk naga.

Guy hanya berlari dan menendang targetnya dengan kekuatan dan kecepatan tinggi sampai ruang disekitarnya terdistorsi.

Bisa dipastikan kaki yang digunakan menendang akan hancur karenanya. Seharusnya semua yang menggunakan teknik ini akan mati setelahnya, untung ada Naruto.

Uniknya, berbeda dengan tiga teknik sebelumnya yang menggabungkan waktu hari dengan binatang, di Night Guy justru menggabungkan waktu hari dengan namanya sendiri yang menandakan kalau Guy lah yang menjadi naga tersebut.

"Woy Sorata! Kau curang." Ryuunosuke kesal tapi, di sisi lain dia sangat bingung.

Di antara semua karakter yang ada di Ninja Strong 4 hanya mempunyai kekuatan dari 5 elemen. Namun, karakter Guy pengecualian. Karena Guy tidak mengusai dari 5 elemen tersebut, melainkan kekuatan murni dari karakter itu.

"Santai saja, aku akan menahan diri." Otosaka terkikik.

"Ssh… " Ryuunosuke mengeset.

Mereka berdua terlihat sangat serius sekarang. 

Aku disini hanya menjadi wasit saja, begini saja aku merasa sangat senang.

Sasuke, K.O.

"Selamat, Otosaka Sorata pemenang nya."

"Yeah… terima kasih, terima kasih." Otosaka mengatakannya sembari membayangkan sesuatu.

"Lain kali, aku akan membalasmu." Ryuunosuke terlihat mereda dari kesalnya. Tak lama dia mengambil botol minuman lalu meminumnya.

"Selanjutnya, giliranku." Aku mengajukannya.

"Aduh, Saruizawa turun tangan." Otosaka merubah ekspresi nya menurun.

Ryuunosuke menertawakannya.

"Haha, balaskan dendamku Saruizawa."

"Hh, baiklah start!"

Aku pun memilih karakter yang lebih efisien dalam pertarungan. Contohnya karakter, Naruto, Nagato, dan Itachi. Ketiga karakter itu adalah andalanku. 

Kali ini aku akan memakai Nagato saja, karena apabila Otosaka memakai karakter Guy lagi, setiap serangannya bisa kutangkis dengan mudah.

"Aku akan memakai karakter andalanku kali ini." Otosaka mengatakannya dengan wajah yang seharusnya tidak begitu yakin.

"Madara,'kah?" Aku menanggapinya.

"Hei Sorata, kau curang. Mengapa di saat bertarung denganku tadi, kau tidak menggunakan karakter itu saja!?"

"Ya… Sangat di sayangkan, itu di sengaja." Otosaka menjawab Ryuunosuke dengan lembut.

"Rgh… terserah." 

Pertarungan antara aku dan Otosaka pun di mulai.

Keduanya mengumpulkan mana terlebih dahulu.

Biasanya, pada tarikan nafas ketiga, karakter tidak bisa menggunakan skill untuk satu detik. Itu karena, untuk menyiapkan skill ultimate karakter. Jika itu karakter Guy, maka hal seperti itu tidak akan terjadi.

Aku bisa memperhitungkan di saat akan menyerangnya secara mendadak. 

Sepertinya ini akan menjadi nafas ketiga. Sebelum menyerangnya, aku harus memastikan nafas ketiga itu harus di batalkan secepatnya. 

Aku terkikik, dan langsung menekan tombol lingkaran untuk menyerangnya dari kejauhan.

Ini merupakan skill pelumpuh. Skill ini memiliki kekuatan untuk menarik atau mendorong objek dengan secara paksa. Sebut saja itu seperti kekuatan gaya magnetik. Efek dari skill ini lawan akan lumpuh untuk sementara, dan tidak bisa bergerak.

"Apa?!" Otosaka terkejut dengan serangan seperti itu.

"Mantap Saruizawa! Hajar sampai babak belur."

Otosaka terjatuh akibat gaya magnet yang menariknya.

"Sekarang waktunya! Bansho Ten'in!" Aku langsung bergegas untuk menyerangnya.

Seperti magnet, itulah Bansho Ten'in. Pasalnya jurus ini bisa menarik objek apa saja selama berada dalam jangkauannya. Mulai dari objek mati hingga manusia, dan si korban tak akan bisa menahan diri untuk tidak tertarik. Kelemahan jurus ini adalah perlunya jeda 5 detik sebelum digunakan kembali.

Sementara dia lumpuh dan tidak bisa berbuat apa-apa, di saat itulah kesempatanku untuk menyerangnya.

Karena karakter yang dia pilih 'Madara' tidak bisa di remehkan, jika dia menggunakan ultimatenya maka berakhir sudah. Madara akan berubah wujud menjadi wujud Rikudo. 

Aku pun langsung menekan tombol X untuk menendangnya ke atas, lalu menekan tombol lingkaran untuk menghempasnya ke tanah lagi.

"HP-ku menjadi berkurang setengah? Kalau begitu." 

Otosaka kembali bangkit. Dan memikirkan sejenak strategi yang ingin dia pakai nanti.

Aku tidak tahu apa yang sedang di pikirkannya, tapi itu adalah tanda bahaya bagiku.

Sepertinya aku harus menggunakan teknik Bansho Ten'in lagi.

"Bansho Ten'in!" Dengan penuh percaya diri, aku menggunakan teknik itu lagi. Namun…

"Dodge speed!" Suara dari Otosaka menamakan jurus itu.

"Apa?! Dia menghindar?" Aku terkejut.

Seharusnya teknik itu akan menarik lawan secara paksa dan tidak bisa terhindarkan. Tapi kenapa itu tidak berpengaruh sama sekali pada karakternya bahkan menghindarinya dengan cepat.

Aku sekarang mengerti, Otosaka terlihat serius sekarang.

"Begitu, baiklah. Ini baru saja di mulai."

Dengan serius pula, aku menekan tombol ◎+L1+△+X sebagai password ultimate.

"Kuchiyose, Gedo Mazo."

Mungkin inilah kuchiyose paling menyeramkan di Ninja Strong 4. Sebab, yang dipanggil adalah patung Gedo Mazo. Dimana nantinya patung ini akan mengeluarkan cakra naga yang bisa menyerap jiwa orang lain jika tersentuh naga ini.

"Mode Rikudou, Jinchuriki Juubi." Otosaka juga mengeluarkan skill ultimate nya.

Di dalam monitor, cuaca langsung berubah menjadi gelap dan berangin. 

Inilah hal paling ku takutkan dari karakter Madara. Kali ini kekuatannya bertambah 3 kali lipat lebih kuat dari sebelumnya.

"Gudodama." Otosaka mengucapkan itu.

Gudodama adalah senjata mutlak milik rikudou. Selain itu ada juga senjata lainnya seperti tongkat Shakujo dan pedang Nunoboko. Ketiga senjata itu bisa saja membelah dunia menjadi beberapa bagian.

Ryuunosuke sangat tegang melihat ke arah monitor televisi.

Aku menemukan ide, meskipun dalam mode Rikudou sekalipun, teknik ini tidak akan bisa di hindarkan.

Sekarang waktunya serius.

"Chibaku Tensei."

Chibaku Tensei adalah salah satu teknik andalan Nagato selain Kuchiyose.

Nagato melepaskan bola hitam dari tangannya yang menjadi pusat gravitasi, menarik segala sesuatu di sekitarnya untuk menciptakan semacam planet berukuran besar. 

Meskipun ia mencatat bahwa penggunaannya lebih rendah daripada yang dilakukan dari Petapa dari Enam Jalan, penggunaan Nagato dari teknik ini cukup kuat untuk bertahan melawan Bola Monster Berekor dan melumpuhkan Naruto di wujud enam ekornya,meskipun gagal mengurung Naruto setelah ia berubah menjadi wujud delapan ekor.Meskipun demikian, Nagato terlihat bahwa harus membuat bola lebih besar untuk mengimbangi transformasi Naruto.

"Aku tidak bisa bergerak." Otosaka mulai merasa panik dan bingung.

Madara, K.O.

"Sorata beberapa kali menebas batu itu dengan Gudodama, tapi itu sama sekali tidak berpengaruh."

"Jika sampai tersegel di dalamnya, maka HP karakter akan berkurang seiring berjalannya waktu. Maka itu, sudah berakhir."

"Senjata ini sama sekali tidak berfungsi. Aku ingin menghindarinya namun skill ku tiba-tiba tidak aktif."

Meski tidak jelas terlihat, aku merasa Otosaka tersenyum kecil. Begitu juga Ryuunosuke.

"Aku sangat beruntung mempunyai rekan seperti kalian." Aku mengatakan itu setelah menghempaskan tubuh di punggung sofa.

"Yah… " Ryuunosuke melihatku sebelum melanjutkan.

"Banyak hal yang sudah terjadi sih, tapi itulah kenyataannya."

"Berkat perkumpulan ini, aku mengerti harus merubah cara hidupku." Otosaka yang berbicara itu.

"Meskipun pun begitu, aku sangat beruntung."

"Kita ini rekan, selamanya, kita akan selalu bersama sampai pada waktunya." Ryuunosuke mengatakan itu dengan semangat."

"Ya kau benar… " Otosaka merenunginya.

Sebelum ada mereka, rumah ini sangatlah sepi. Hanya game, dan televisi lah yang menjadi temanku dirumah. Terkadang aku juga membaca manga, novel, dan menonton anime.

Terkadang sesekali aku merasa bosan karena pulang sekolah selalu mengurung diri di dalam rumah. Karena aku juga tidak ada niatan untuk keluar dari rumah, berbelanja pengecualian.

"Aku baru ingat, ada hal yang ingin kubicarakan pada kalian." 

"Apa itu?" Aku menanyakannya dan bersiap untuk mendengarnya.

"Pagi tadi, kakakku mengirim sebuah email lewat ponsel."

Ryuunosuke memasukkan tangan ke dalam kantong celana panjang, dan mengeluarkannya lagi dengan memegang ponselnya.

"Ini dia."

Dia pun menunjukkan email tersebut secara langsung mengarah kami berdua. Aku langsung melihatnya lalu membacakannya.

"Ryuunosuke, kau dan temanmu ajak mereka, datanglah ke ruang osis besok. Aku akan menunggu kalian." 

"Hm, begitu." Aku mengangguk sebagai tanggapan.

"Apa sebaiknya, kita tidak usah datang saja?" Ryuunosuke bertanya dengan raut kekhawatiran.

"Kakakmu itu, ketua osis bukan? Jadi, tidak masalah kalau dia memanggil kita." 

"Yah… kalau itu, semoga saja pembicaraannya tidak mengarah kelain."

"Bagaimana denganmu Sorata? Mau ikut atau tidak?" Ryuunosuke melanjutkan dengan pertanyaan yang mengarah tajam ke Otosaka.

"Sepertinya… aku juga akan ikut." 

"Baiklah sudah diputuskan, kita akan menemuinya." Ryuunosuke mengedepankan pembicaraan.

"Yah."

"Yo."

"Lanjut main?" Aku menanyakannya.

"Kali ini giliranku, melawan Saruizawa." Sambil berbicara, Ryuunosuke mengambil stick control.

"Apa kau yakin, Ryuunosuke?" Aku terkikik.

"Siapa takut."

Mulai saat itu, kami keterusan bermain game sampai menjelang tengah malam. Tidak terasa waktu berputar cepat, game juga terasa berjalan cepat. Entah kenapa sensasi bermain game itu berbeda daripada jalan-jalan di luar. 

Cara kami menghabiskan waktu berjam-jam, sangat efektif hanya dengan bermain game.

Sampai lupa, kalau aku juga ingin membaca manga edisi spesial yang di belikan Megumi. 

|| Coming soon ||

Ingin mengenal saya lebih jauh lagi?

- Facebook : Zoel Zack

- Twitter: Zoel Zack

- Instagram: @zoelzack.z_z

Kunjungi blog:

https://separatetellsahiddenstory.blogspot.com &

https://circledesaigner.blogspot.com

Mohon kirim kritik, saran, dan motivasi lewat kontak email dibawah.

Email: hasannudinpgf@gmail.com

Bussiness: zoelxzack@gmail.com

Konsultasi kalian sangat berarti bagi penulis!