webnovel

Hong Terluka

-----------------------

Ia menahan pedang itu dengan pedang miliknya dan mendorong tubuh orang itu dengan kakinya.

"Brukk!!"

Datang lagi yang lain dan Kai memukul serta menghunuskan pedangnya ke tubuh orang-orang itu, darah terciprat hingga mengenai wajah Hong sedikit "Akh" ia memegang pakaian Kai erat "Kak Kai!"

Suara keributan terdengar begitu jelas hingga jauh BaiHu dan lainnya muncul di pinggir bukit, ia membelalakkan matanya melihat Hong dan Kai yang dikepung di pinggir sungai.

"Adik!" Fei yang muncul di belakang ayahandanya tidak menunggu hingga ia meluncur turun cepat mendekati area pertempuran.

"Adik!"

Hong tidak bisa ilmu beladiri dan ia di kepung banyak orang dengan senjata tajam.

"Akh!" Kai agak lengah hingga seseorang berhasil mengores lengannya.

Tapi ia membalik dan menusuk orang itu dengan pedang tajamnya.

Dari kejauhan Fei berusaha menjatuhkan beberapa penyerang demi membuka jalannya lebih dekat ke arah Hong.

"Hong!"

BaiHu dan SangTao beserta beberapa anak buah lainnya yang datang membantu membuat orang-orang itu bisa diatasi dengan cepat, beberapa yang kalah dengan cepat melarikan diri dalam kondisi terluka tidak membiarkan diri mereka lebih lama di sana.

Akhirnya jumlah semakin berkurang dan Tao berhasil menjatuhkan yang terakhir di depan kakinya, saat ia hendak menghunuskan pedang menyelesaikan orang itu suara Kai menghentikannya.

"Tao biarkan dia hidup! Kita harus tahu siapa yang menyuruh mereka" seru Kai.

Orang itu terengah jatuh tersungkur di depan Tao, hanya matanya yang terlihat di balik penutup wajahnya dan menatap Tao tajam.

"Hoh hoh hoh" ia mengepalkan tangannya masih memegang gagang pedangnya walau sebenarnya ia sudah tidak berdaya.

Fei berlari mendekati Hong dan memeriksanya.

"Adik! Kenapa kalian bisa tiba-tiba diserang? Kau terluka? Bagian mana yag terluka? Coba kakak lihat"

"Hong tidak apa-apa kak"

BaiHu mendekat, memasukkan pedangnya yang masih bersih ke dalam sarungnya.

"Pangeran Kai anda tidak apa-apa?" tanyanya, Kai mengangguk, beberapa tubuh orang-orang berpakaian hitam tergeletak di sekitarnya, ini penyerangan yang intens, pikir Kai, ia sedikit terengah sambil memegang lengannya yang kena goresan pedang tadi.

"Yang Mulia anda terluka" ujar Tao memeriksa pangerannya, Kai mengangkat tangannya.

"Tidak apa-apa Tao hanya luka kecil"

Fei memeriksa wajah Hong.

"Benar tidak apa-apa?" tanyanya lagi, Hong mengangguk, ia tersenyum lebar walau setelah apa yang baru saja terjadi "Hong tidak apa-apa kak"

"Yah tapi ada darah di wajahmu, sini kakak bersihkan"

Hong tersenyum melihat Fei yang sangat mengkhawatirkannya, dengan lembut kakaknya membersihkan bercak darah di wajahnya dengan saputangannya.

Tapi, mata Hong membelalak lebar, seorang pria yang terjatuh di belakang Fei bergerak, dengan cepat bangun dan menghunuskan pedang ke arah Fei.

"Sheet!!"

Hening.

Tidak banyak suara setelahnya, Fei hanya bisa membuka matanya lebar terkejut melihat Hong yang tiba-tiba mendorongnya dan melihat darah muncrat dari pundak Hong.

"Tidak Hong!"

Hong mendorong tubuh kakaknya tepat saat orang yang jatuh itu menghunuskan pedang ke arah Fei dan tak bisa mengelak saat ujung pedang menusuk dadanya.

"Tidak HongEr!" BaiHu dan KaiLe langsung menyongsong Hong yang terjatuh, Tao menghunuskan pedang dan menusuk orang yang menyerang Hong.

Fei menangkap tubuh Hong yang jatuh lunglai.

"Tidak Hong!"

Hong jatuh, ujung pedang menusuk dada kanannya, tidak begitu dalam tapi darah yang keluar cukup banyak, ia masih tersenyum saat Fei berhasil menangkap tubuhnya.

"He kak, syukurlah" ia masih bisa bicara demikian walau ia yang terluka kini.

Fei menahan diri tidak menangis, ia memeluk tubuh Hong erat menyesali dirinya yang begitu lengah.

"Adik kenapa kau melakukannya? Anak bodoh"

BaiHu memeriksa luka tusukan pedang di dada Hong.

"Ini tidak begitu dalam tapi sebaiknya kita harus segera mencari tabib"

Fei mengangguk, ia bangun dan mengangkat tubuh lemas Hong bersamanya, bergegas ke arah bukit dan kembali ke rombongan.

Hong meringkuk di gendongan kakaknya sambil menutup matanya rapat, bahkan tak bisa mengangkat tangannya karena dadanya yang sakit bukan main.

"Akch sakit kak" rasa sakit dan perih beserta panas di lukanya membuat semua bagian tubuhnya sakit semua.

Fei mempererat pegangannya saat naik ke atas bukit.

"Tahan yah dik"

TangYuan yang menunggu di atas bukit bersama DaHuang dan pengawal lainnya melengking melihat Fei menggendong Hong.

"Oh tidak HongEr!"

...................

Rombongan memasuki gerbang WaiYi dengan kecepatan sedang hingga tinggi.

TangYuan duduk menopang kepala Hong yang terus berkeringat dingin, walau lukanya sudah diobati untuk pertolongan pertama tapi ia tetap membutuhkan tabib, dan kereta tidak berhenti walau sudah memasuki kota besar WaiYi dan disambut oleh penjaga gerbang.

"Hiaaa! Hiaa!!"

Fei yang memacu kudanya sangat cepat terlihat sangat cemas, luka Hong membuat ia tidak bisa berpikir jernih, Hong menggenggam tangannya sangat erat tadi hingga ia tahu betapa adiknya itu sangat kesakitan. DaHuang mengerti raut wajah tuan mudanya, hal yang tak diduga terjadi begitu cepat di depan mata mereka.

"Hiaa hiaaa!!'

KaiLe menoleh beberapa kali ke arah kereta, ia tak bisa duduk berdiam diam di dalam kereta walau lengannya juga terluka, itu luka yang sangat kecil dibanding melihat wajah Hong yang menahan sakit tadi, ia menghempas kekang kudanya mempercepat larinya walau semua sudah kelelahan.

...................

Lembah JIe.

Rombongan tiba menjelang tengah malam dan tabib sudah bersiap di dalam kamar Hong, beberepa pelayan sibuk bolak balik menyiapkan air panas dan obat yang diminta tabib, TangYuan tak bisa menjauh dari ranjang sementara Hong masih mengeluh kesakitan, suara erangannya membuat jantung TangYuan seakan hendak meloncat keluar.

"Hong" ErNiang menahan tubuh tuan putrinya di depan pintu sementara tabib memeriksanya. BaiHu melirik Sang, harusnya dengan luka tusukan pedang sedangkal itu tidak menyebabkan sakit berlebihan tapi Hong terlihat sangat menderita.

---------------------------

Chương tiếp theo