webnovel

HongEr yang begitu menarik

------------

Agak jauh di kaki lembah, lebih dalam ke hutan, ada sebuah perkampungan bandit, gerbang bambu yang tinggi, beberapa rumah besar dan banyak rumah kecil lainnya.

Para bandit baru merayakan hasil penangkapan mereka sore itu, dua orang yang kini di kepung melingkar di tengah ruangan.

Suara tawa tak henti-hentinya, seakan merayakan keberhasilan mereka.

"Hahahaha anak yang manis, bos lihat pakaiannya, lihat tusuk rambutnya bos, sepertinya anak orang kaya bos!" Seru salah seorang bandit berkepala botak bertubuh bulat, pakaian yang kotor seperti juga wajahnya, gigi yang kuning muncul di mulutnya yang bau busuk, semua orang di depan HongEr kini, walau tidak membuatnya takut tapi ia cukup gentar juga, beberapa tangan jahil berusaha menyentuhnya, tapi SongEr menghalangi dengan tubuhnya, bahu kirinya mengeluarkan darah yang belum juga berhenti mengalir, ia tetap berdiri kokoh di depan HongEr menghalangi para pria kotor itu menyentuhnya.

"Jangan sentuh HongEr dengan tangan kotor kalian! Kalian tidak tahu sudah berurusan dengan siapa! Bahkan ayahku bisa menghabisi kalian tanpa sisa belum lagi keluarga anak ini, lebih baik lepaskan kami" suara SongEr masih lantang, kontan suara tawa semakin keras.

"Hahahaha dia galak sekali bos"

"Waah anak ini cantik sekali bos kami boleh menyentuhnya tidak?" Seorang pria berambut gimbal hendak maju, tapi bos yang memiliki tampang paling sangar di antara lainnya, kepala botak, kalung besi melingkar di leher, tato di sepanjang dua tangannya yang penuh urat dan otot, tinggi hampir setinggi daun pintu menahan kerah anak buahnya.

"Sabar sabar, kita harus minta tebusan dulu, setelah itu kalian bebas lakukan apa saja, tapi aku dulu yang mulai yah" pria itu menelan ludah melihat wajah manis HongEr, anak itu berwajah manis, rambut merah panjang, kaki dan tangan yang putih mulus, pinggang yang ramping, bahkan walau ia anak lelaki sekalipun tetap membuat ia dan lainnya tergoda.

SongEr menarik HongEr makin dekat padanya, ia menelan ludah bulat-bulat, ini gila, mereka banyak sekali, walau ia hebat dalam ilmu beladiri tapi HongEr tidak, ia tidak bisa meninggalkan anak itu di sarang penyamun seperti ini, apa yang sudah ia lakukan.

"Kak Song" HongEr merapat pada SongEr, melihat bahu pemuda itu terluka saat tadi menolongnya di kereta.

"Tenang Hong, kakak tidak akan membiarkan mereka menyentuhmu sedikitpun, percaya pada kakak yah, tetap di belakang kak Song"

Suasana kedai kecil di pinggir jalan cukup ramai.

DaHuang duduk di salah satu meja menikmati hidangan untuk mengusir lapar, ada perban yang melingkar di pergelangan tangan kanannya, salah satu bandit gunung memanahnya, ia harus tertinggal perjalanan setengah jalan dari waktu normalnya, cedera itu agak menghambat perjalanannya.

DaHuang baru mengangkat kendi araknya saat dua orang pria mendekat dan duduk di meja tak jauh di sampingnya, dari tampangnya orang-orang itu seperti bandit gunung yang biasa sering berada di area tersebut, ia sedang terluka saat ini lebih baik menjaga jarak dan tidak melakukan kontak fisik sebisanya, ia harus segera melanjutkan perjalanan menyusul dua tuan mudanya.

DaHuang baru meletakkan dua koin di atas meja membayar makanannya saat dua pria itu tertawa dengan keras.

"Hahahaha tidak bisa dipercaya, walau penyerbuan kali ini tidak menghasilkan barang rampokan tapi bos berhasil menangkap sandera, kau tidak akan bisa mengalihkan pandanganmu, anak itu begitu cantik bagai anak perempuan, rambutnya yang merah panjang, kulitnya yang putih, tubuhnya yang mulus, bahkan dari kejauhan ia begitu wangi, ooooh sungguh seperti Dewi"

Jantung DaHuang berdetak cepat, rambut merah, kulit putih, itu pasti tuan mudanya HongEr, DaHuang menahan diri, mengepalkan tangannya di atas meja, apa tuan muda HongEr benar ada di tangan mereka?

"Lalu satu lagi, anak muda itu galak sekali, tadi bos menyuruh kita memberi obat untuk mengerjai mereka, ini pasti seru sekali hahahaahah"

DaHuang semakin kuat menahan emosi, satu lagi, apa itu tuan muda pertamanya? Tapi ilmu beladiri tuan muda Fei nya bukan isapan jempol biasa, bagaimana bisa mereka jatuh di tangan bandit kelas rendah seperti itu, ini gawat, pikirnya menatap dua pria itu dengan mata tajam.

"Bos bilang setelah mendapat tebusan kita boleh menyentuh anak itu, tentu saja bos akan menikmatinya lebih dulu"

Suara tawa keras kembali terdengar, dua pria itu berbicara kotor mengenai tuan muda keduanya, DaHuang hampir meledak karena menahan marah, tapi ia harus berpikir jernih, pertama ia harus mendapat informasi yang ia perlukan, menemukan posisi penyekapan.

Tak lama kemudian.

Brukkk!!!

"Aduuuh ampun tuan muda"

Dua pria bandit itu sudah jatuh tersungkur di tanah agak jauh dari keramaian, wajah dan tubuh babak belur, DaHuang berdiri di depan keduanya setelah menghajar dua orang itu sepuas-puasnya, ia sudah mendapat informasi soal lokasi penyekapan, yang paling penting sekarang ia harus segera berangkat,

DaHuang naik ke atas XiaoBai, kudanya yang paling cepat, menghempas pelana dan bergegas memacunya secepat ia bisa.

"Heeeaaa!!"

-------------------------------

Buk buk buk!!

Langkah kaki cepat memasuki rumah, FeiEr dan LuYan memutuskan menyewa salah satu bungalow warga untuk menginap malam itu, posisinya pastinya tidak jauh dari hutan tempat HongEr menghilang.

Anak buahnya masuk mendekati FeiEr dan LuYan yang tengah berdiri menyusun strategi.

"Tuan muda mereka sudah tiba"

Sepertinya menunggu semua siap karena setelah itu FeiEr langsung meraih pedangnya di atas meja dan bergegas keluar rumah, mereka menyewa bantuan dari pengawal setempat untuk menyerbu markas bandit, para bandit itu bukan orang biasa, terlebih di markas mereka, FeiEr berpikir mereka memang membutuhkan bantuan sebanyak-banyaknya, semoga mereka tidak terlambat.

FeiEr naik ke atas kudanya bersama LuYan memimpin rombongan menuju ke arah hutan kembali.

"Hiaaa!! Hiaaa!!"

------------------------------

Suara binatang malam sudah merajahi hutan. Perkampungan bandit gunung di salah satu rumah kecil, bebebepa pria berdiri seakan mengintip ke dalam kamar, di mana ada SongEr dan HongEr di dalam berdua.

HongEr terbaring tak sadarkan diri di atas ranjang sementara SongEr yang terlihat menahan sakit berusaha bangun dari lantai, entah apa yang orang-orang itu berikan padanya yang pasti kini ia merasa kepanasan, sekujur tubuhnya sakit, seakan semua rasa panas mendesak dari dalam hendak keluar, ia berusaha merangkak mendekati ranjang, HongEr, semoga ia baik-baik saja, ia tidak bisa membiarkan orang-orang bejat itu menyentuhnya sehelai rambutnya.

"Akhh" sekujur tubuhnya sakit, ia menerima pukulan di sana sini bahkan Hujaman pisau di kaki dan tangannya, apapun demi melindungi HongEr, tapi kini ia tidak berdaya, mereka meracuni air minum dan memaksanya minum tadi, semua rasa tak karuan muncul di tubuhnya.

SongEr berhasil merangkak mendekati ranjang, pandangan matanya kabur, ia melihat bayangan tubuh HongEr yang terbaring tidak bergerak sama sekali, tidur terlentang di atas ranjang, dengan pakaian bagian atas yang terbuka hingga menunjukkan dada dan perutnya yang bersih, ia tak bergerak sama sekali.

"Hong ekh, HongEr, ayo bangun, H Hong" suara SongEr gemetar, ia berusaha memperjelas pandangannya tapi tidak bisa, kepalanya seakan hendak meledak, napasnya berat, jantungnya berdebar kencang seolah hendak keluar dari dadanya, dan melihat tubuh HongEr di depannya, tubuh yang mulus itu, membuat jantungnya berdetak semakin cepat tak terkendali, nafsu birahinya mendesak keluar, mereka memberinya obat apa?

"Oh tidak, Hong ekhh.."

Tepat di luar kamar.

Kepala bandit bersama dua ajudannya menintip.

"Bos, apa bos tidak sayang anak itu dijamah oleh anak muda itu, katanya mau menyimpannya untuk diri sendiri" ujar salah seorang anak buah bos.

Pria yang dipanggil bos itu mengelus dagunya, sesekali masih menintip ke dalam kamar, bagaimana SongEr berusaha menahan diri hingga membuka semua pakaiannya bagian atasnya.

"Hemm, nanti kalian siap-siap, saat pemuda itu memulai aksinya kita akan masuk dan memukulnya, aku hanya ingin lihat seberapa kuat ia bertahan, obat itu ada gunanya juga"

Anak buahnya tertawa terkekeh, mereka begitu menikmati pemandangan di dalam kamar sedangkan SongEr berusaha setengah mati menahan diri.

SongEr menotok jalan darah di tubuhnya, berharap bisa menghambat racun yang terus mendesak tubuhnya, jangan sampai ia hilang akal dan melakukan hal bejat pada HongEr, ia berusaha menahan diri hingga memuntahkan darah segar dari mulutnya.

"Phuaahh!"

HongEr yang terbaring di atas ranjang membalikkan tubuhnya, kakinya yang panjang mencuat keluar dari pakaiannya.

SongEr yang sudah lemas berusaha menahan tempat di posisinya, tapi desakan racun itu mendesak hingga jantungnya.

"Akhhhh!!!" Teriakannya keras dan menyakitkan.

--------------

Chương tiếp theo