"Let's talk about sex, baby
Let's talk about you and me
Let's talk about all the good things
And the bad things that may be"
- Cheat Codes x Kris Kross Amsterdam - Sex -
☜☆☞
diruangan Presdir bisa disebut sebagai ruang sang Produser Musik yaitu Bang PD. sudah ada Jimin, sang manager serta tentu saja Bang PD. mereka sedang mendiskusikan tentang karier solo untuk Jimin setelah konser selesai, Bang PD sedang merencanakan hal ini kepada semua member dan kebetulan saja member pertama yang diajak berdiskusi tentang karier solonya adalah Jimin.
"apa yang ingin kau lakukan untuk kedepannya Jimin-ah??" tanya Bang PD membuka diskusi pertama mereka.
Jimin terlihat berpikir, "baru-baru ini aku sedang membuat lagu baru. kupikir aku sedang memikirkan Mixtape pertamaku"
"benarkah?? apa kau banyak membuat lagu??" tanya Bang PD lagi sebelum menambahkan, "kau tahukan lagumu harus berkompetisi dengan lagu yang lainnya sebelum masuk kedalam album"
Jimin mengangguk mengerti, "aku mengerti hyung"
Bang PD pun mengambil sebuah kontrak yang terletak dimeja kecil sampingnya, "sebelum itu, kupikir kau harus mencoba ini selagi menunggu Mixtape pertamamu" kemudian ia menyerahkan berkas tersebut kepada Jimin.
Jimin menerimanya dan kemudian ia membacanya dengan seksama, "pemotretan baju dan kosmetik?" tanyanya sambil menatap Bang PD yang mengangguk.
"mereka ingin menjadikanmu Brand Ambasador selama setahun bersama Aktris Kim Nari"
alis Jimin bertaut dan kembali menatap Bang PD dengan pandangan bertanya, "Kim Nari??"
"dia artis pendatang baru dan baru-baru ini ia sedang naik daun karena membintang drama populer di sebuah stasiun televisi" jelas sang manajer.
Jimin hanya mengangguk paham dan terus membaca kontraknya hingga halaman terakhir, "bolehkah aku memikirkannya sebentar??"
Bang PD hanya mengangguk, "yah tentu lagipula pekerjaan itu dilakukan saat konser kalian berakhir"
Jimin kembali memberikan berkas itu kembali kepada Bang PD. lantas mereka bertiga kembali berdiskusi mengenai Mixtape pertama Jimin, mulai lagu, Koreo, MV dan sebagainya hingga diskusi tersebut berakhir sangat larut.
Jimin baru saja membaringkan dirinya diatas ranjang setelah membersihkan dirinya kemudian ia teringat tentang Yoona yang sedang sakit saat ia tinggal pergi. Jimin mengambil ponselnya diatas nakas dan mulai menghubungi Yoona, namun pada deringan ke 10 Yoona tak juga mengangkat teleponnya. maka Jimin memutuskan untuk beristirahat karena berpikir Yoona pasti juga sedang tidur.
☜☆☞
setelah kepergian Jimin dari tempatnya Yoona tidak bisa kembali tidur. ia tetap berada di ranjangnya sambil terus memandangi langit-langit kamarnya dengan kosong. hingga tidak berapa setelahnya ia mendengar suara pintu kamarnya terbuka, dengan cepat ia menoleh kearah pintu dan begitu cepat pula ia langsung merasa kecewa. Yoona berpikir bahwa Jimin kembali lagi padanya tapi ternyata yang masuk kedalam kamarnya justru Hyun Ri.
"kenapa kau melihatku dengan kecewa??" ucap Hyun ri saat ia duduk disamping ranjang Yoona dan mulai memeriksa temannya.
Yoona hanya menggeleng kecil, "tidak, bukan apa-apa"
"demammu sudah turun. kau tidak merasakan demam tinggi saat malam kan?"
Yoona mengangguk dan duduk mencoba bersandar pada kepala ranjang, "berkat Jimin dan dirimu"
Hyun ri hanya mendengus kecil dan tersenyum, "apanya yang berkatku. ah!! kau benar, kau mengalami satu hari yang menyenangkan berkatku"
Yoona tertawa, "hahaha. bagaimana kabar ayahmu? apa beliau baik-baik saja?"
mendengar pertanyaan Yoona membuat raut wajah Hyun ri kembali kesal. Yoona yang menyadari perubahan wajahnya sahabatnya hanya bisa mengerut bingung, "hei apa ada masalah??"
Hyun ri hanya menggeleng mencoba untuk menghilangkan kejadian yang menyebalkan yang baru saja dialaminya kemarin, "kau sudah makan malam??"
keesokan paginya Hyun ri tengah duduk dengan tenang sambil menyesap kopinya di meja pantry saat ia melihat Yoona keluar dari kamarnya dengan wajah yang terlihat lebih baik sekarang, "hai! pagi"
"pagi Hyun!!" Yoona berjalan menuju dapur untuk membuat teh hangat untuk dirinya. hari ini ia merasa sangat sehat sekarang selama 3 hari ia hanya berbaring diranjang membuatnya menjadi bersemangat saatbia merasakan tubuhnya sudah lebih membaik.
ditengah ia membuat teh hangat Yoona terperanjat dengan tangan Hyun ri yang memegang keningnya, "hmmm sepertinya kau sudah lebih baik sekarang"
Yoona mengangguk dengan senyum lebarnya, "hmm mungkin besok aku sudah bisa bekerja lagi"
"kalau begitu hari ini aku bisa meninggalkanmu sendiri bukan? aku ada jadwal operasi hari ini"
"baiklah, terima kasih sudah merawatku Hyun ri-ah" ucap Yoona sambil memeluk sahabatnya dengan erat.
"hahaha, baiklah kalau begitu aku pergi dulu ya? oh, aku sudah membuat sandwich untukmu"
sepeninggal sahabatnya Yoona hanya menghabiskan waktunya menonton film diruang tengah. ia begitu merasa sangat bosan, manik matanya tidak pernah terlepas dari ponselnya yang berada di meja. ia berharap Jimin akan menghubunginya namun sejak kemarin Jimin tidak menghubunginya lagi. Yoona kembali menyandarkan kepalanya di sofa lalu tiba-tiba bel pintu apartemennya berbunyi.
Yoona mengangkat sedikit kepalanya menoleh kearah pintu dengan alis mengernyit bertanya-tanya siapa yang datang. ia pun beranjak dari sofa dan berjalan menghampiri pintu ketika ia membuka pintunya ia mendapati Jimin sudah berada didepannya dengan senyum matanya.
"Jimiiin!!" pekik Yoona sambil memeluk Jimin didepannya dengan senang.
Jimin tertawa dan ikut memeluk Yoona dengan erat, "kau sendirian??"
Yoona mengangguk singkat dan membawa Jimin masuk kedalam apartemennya, "tadi Hyun ri bersamaku dan sekarang ia pergi kerumah sakit"
Yoona duduk di sofa diikuti Jimin yang juga duduk disebelahnya. pria tampan itu lantas menatap Yoona dengan lekat, "kau merasa lebih baik sekarang?" ucapnya saat ia memegang wajah Yoona yang terlihat baik-baik saja.
Yoona tersenyum dan memegang tangan Jimin yang menyentuh pipinya, "berkatmu" kemudian Yoona tak sengaja melihat sebuah kertas yang muncul dari tas kerja milik Jimin.
"itu kertas apa??" tunjuknya. Jimim yang melihat itu mulai mengeluarkan kertas tersebut dan menunjukkan pada Yoona.
"sebentar lagi konser akan berakhir dan Bang PD mulai menyiapkan karir solo untuk para member. kau ingat kemarin malam saat aku pergi? aku membicarakan karir soloku dengan Bang PD dan kebetulan saja Beliau menyarankanku untuk mengambil pekerjaan itu"
Yoona membaca kertas tersebut yang sebenarnya adalah kontrak kerja untuk menjadi model Brand Ambasador sebuah merk baju dan ia juga melihat sebuah nama yang akan menjadi partner kerja Jimin. dan entah kenapa ia merasakan suatu perasaan yang tidak enak saat mengetahui Jimin akan bekerja sama dengan seorang wanita. bohong jika ia bilang tidak cemburu tapi ia tidak ingin menjadi egois hanya karena Jimin bekerja dengan seorang wanita. itu sudah menjadi resiko pekerjaan Jimin dan ia harus mendukung apapun keputusan Jimin.
"bagaimana menurutmu??"
pertanyaan Jimin membuyarkan pikiran Yoona. gadis itu menatao Jimin sambil tersenyum, "yah jika kau ingin mencobanya. coba saja"
"yah aku pikir juga begitu sambil aku menyiapakan Mixtape pertamaku" Jimin mulai menyandarkan punggungnya disofa sambil memejamkan matanya sebentar, namun tiba-tiba ia membuka matanya saat ia merasakan berat di pahanya. Jimin menatap kaget saat melihat Yoona sudah duduk dipangkuannya, dengan cepat ia menegakkan badannya kembali.
"apa yang kau lakukan Yoon??"
Yoona menatap Jimin dengan mata bulatnya dengan bingung, "aku hanya ingin duduk dipangkuanmu sepertinya nyaman jika aku bersandar seperti ini" kemudian Yoona membenamkan kepalanya di perpotongan leher Jimin, membuat tubuh Jimin menegang seketika.
entah Yoona sengaja atau tidak namun tindakannya sukses membuat Jimin tidak bisa berpikir dengan jernih dan ia semakin terkejut saat Yoona mencoba bergerak untuk menyamankan posisinya dan itu membuat Jimin semakin kesusahan saat ia merasakan sesuatu yang aneh dibawah sana. yah tentu saja reaksi itu ia dapat karena miliknya sudah mulai mengeras. terima kasih kepada gerakan Yoona yang membuatnya dengan susah payah menahan geramannya.
"Yoo...Yoona" panggil Jimin dengan suara terbatanya dan hanya dijawab Yoona dengan 'hmm'
"aku harus ke...kamar mandi"
Yoona yang hampir terlelap di bahu Jimin kembali menegakan kepalanya dan menatap Jimin yanh sudah mulai berkeringat. bukannya segera menyingkir justru Yoona menangkup wajah Jimin dengan khawatir, "kau kenapa?!?"
Jimin menggeleng berusaha menyingkirkan pikiran kotornya untuk segera menyerang Yoona, "a...aku tidak apa-apa"
entah kenapa hari ini Jimin terlihat sangat seksi dimata Yoona terlebih melihat ia berkeringat karena sesuatu yang bahkan tidak ia ketahui alasannya. tanpa disadari olehnya Yoona secara otomatis mencium Jimin dengan lembut dan lama, tentu saja itu membuat akal sehat Jimin yang tersisa langsung hilang seketika saat ia merasakan Yoona menciumnya.
tentu saja Jimin membalasnya dan ciuman lembut itu berubah menjadi ciuman panas. Yoona menyadari apa yang akan terjadi selanjutnya dan ia bertekad untuk tidak berhenti. Jimin melepas ciumannya dan menatap wajah Yoona yang mulai sayu namun terlihat seksual.
"kau membangunkan sisi gelapku Yoona" ucapnya dengan suara yang berat namun sangat menggoda.
Yoona yang melihag itu hanya bisa melingkarkan tangan keleher Jimin kemudian ia tersenyum menggoda, "kalau begitu aku ingin melihat sisi gelapmu"
Jimin menyeringai kemudian ia mencium Yoona sambil mengangkat gadisnya yang masih dalam pangkuannya berdiri dan berjalan menuju kamar.