"I remember the day you told me you were leaving
I remember the make-up running down your face
And the dreams you left behind you didn't need them
Like every single wish we ever made
I wish that I could wake up with amnesia
And forget about the stupid little things
Like the way it felt to fall asleep next to you
And the memories I never can escape
'Cause I'm not fine at all"
- 5 second of summer - amnesia-
☜☆☞
"Yoona?" Gumam Jimin dalam hati saat ia melihat seorang wanita dengan mantel dan syal berwarna biru langit disamping Jungkook. Manik matanya tetap menatap Yoona yang masih memilih ramyeon instan didepannya tak lama kemudian ia mengambil beberapa dan beranjak pergi, barulah ia menyadari bahwa Jungkook memanggil-manggil namanya berulang kali.
"hyung?! hyung!!?" Jungkook mengguncang pundak Jimin dengan keras.
Jimin mengerjapkan matanya berkali-kali lalu menoleh ke arah Jungkook "eoh Jungkook maaf aku melamun. ada apa?"
Jungkook menatap Jimin dengan heran sebelum ia berkata "aku bertanya apa kita perlu membeli ramyeon?"
Jimin mengangguk "ambilah beberapa Jungkook-ah" ucapnya sambil lalu. manik matanya berusaha mencari sosok Yoona di kejauhan namun nihil.
Jungkook kembali menatap Jimin disebelahnya dengan heran, semenjak mereka berdua keluar dari supermarket Jimin hanya diam menatap jalanan disamping kaca jendela mobil. Jungkook mencoba membagi fokusnya ke jalanan dan bertanya kepada Jimin.
"hyung kau kenapa?"
Jungkook menunggu Jimin bersuara namun tidak ada jawaban sama sekali. ia kembali menoleh kearah Jimin, benar saja Jimin sedang melamun. dengan sabar Jungkook memegang pundak Jimin pelan menyadarkan hyungnya dari lamunan. namun ternyata reaksi yang diberikan oleh Jimin membuat Jungkook terkejut, Jimin seakan tersentak kaget padahal Jungkook memegang pundaknya dengan pelan.
"eoh Jungkook kenapa?" tanya Jimin berusaha menyadarkan dirinya dari lamunan.
"hyung kau kenapa dari tadi? kau jadi diam saat kita keluar dari supermarket. ada apa?" tanya Jungkook kembali, kali ini Jungkook fokus menyetir sambil sesekali melihat Jimin disebelahnya.
"ahahaha tidak ada apa-apa mungkin aku sedikit capek" Jimin tertawa hambar.
Mendengar itu Jungkook tidak bertanya lebih jauh lagi walau sebenarnya ia tahu Jimin menyembunyikan sesuatu, ia tidak ingin memaksa hyungnya bercerita. toh, jika dirasa itu menyesakkan pasti Jimin akan bercerita karena mereka adalah keluarga.
"kami pulang!!!" ucap Jungkook dengan suara khasnya. ia melepas sepatu dan menggantinya dengan sandal rumah kemudian berlari kecil menuju dapur sambil membawa tas belanjaan dan diikuti Jimin dibelakangnya.
"eoh kalian sudah kembali" ucap Seokjin usai ia keluar dari toilet.
Jimin menaruh belanjaannya di atas pantry lalu berucap "hyung kalau masakannya sudah selesai bangunkan aku ya. aku mengantuk" kemudian ia beranjak naik ke lantai atas menuju kamarnya.
Jungkook menatap Jimin dengan perasaan yang heran lalu beralih ke Seokjin yang sedang mengeluarkan bahan masakan dari kantong belanja, "hyung ada yang aneh dengan Jimin hyung"
"hmm apa yang aneh?" ucap Seokjin sambil lalu dan terus mengeluarkan barang-barang dari kantong belajaan.
"tadi waktu berangkat Jimin hyung biasa saja lalu ketika pulang ia berubah menjadi diam padahal dia sering berbicara" jelas Jungkook
"mungkin karena dia mengantuk. kau tadi dengar kan kalau dia mengantuk. biasanya Yoongi juga akan seperti itu kalau mengantuk"
baru saja Seokjin berbicara seperti itu, Yoongi muncul dibelakang Jungkook dengan suaranya yang pelan "aku kenapa?"
"wuakh!! ah hyung!!" Jungkook tersentak kaget dengan keberadaan Yoongi yang tiba-tiba.
"Yoongi-ah ayo bantu aku" ucap Seokjin usai ia membereskan barang belanjaan ke dalam kulkas.
Jungkook yang melihat kedua hyungnya mulai sibuk memasak, ia pun beranjak pergi dari meja pantry dan masuk kedalam kamarnya untuk bermain game komputer.
*flashback on
"Jimiiiinnn!!!" Yoona berlari menghampiri Jimin yang sedang duduk di bangku taman.
"Yoona hati-hati nanti kamu terjatuh" Jimin beranjak dari duduknya sambil tertawa kecil saat Yoona sudah berada dihadapannya.
Yoona menatap Jimin dengan senyum lebar diwajahnya dan juga nafasnya yang terengah "bagaimana? apa kamu lulus audisi?"
Jimin mengangguk sabagai jawabannya dengan senyum di wajahnya. dengan wajahnya yang gembira Yoona memeluk Jimin dengan erat dan berteriak bahagia begitupun dengan Jimin yang membalas pelukan Yoona tidak kalah erat.
"wah lihat kekasihku sekarang akan jadi terkenal hmm" goda Yoona tangannya masih memeluk pinggang Jimin.
Angin musim gugur bertiup kencang membuat beberapa daun ginkgo berjatuhan begitupun dengan rambut pendek Yoona yang tertiup angin.
"anginnya kencang sekali" ucap Yoona melepas satu tangannya untuk merapikan rambutnya yang tertiup angin.
Namun tiba-tiba tangan besar Jimin menghentikan pergerakan tangan Yoona untuk merapikan rambutnya sabagai gantinya Jimin yang merapikan rambut Yoona.
Seakan waktu berhenti, di taman itu hanya menyisakan suara angin dan juga gesekan daun-daun yang tertiup angin dimana Jimin kembali jatuh cinta kedalam pesona Yoona untuk kedua kalinya walaupun mereka sudah bersama selama 3 tahun tidak mengubah perasaan Jimin yang selalu berdebar dihadapan Yoona. dengan hati-hati Jimin menangkup kedua pipi Yoona yang sudah mulai memerah entah karena cuacanya yang dingin atau rasa gugup yang menghinggapi keduanya. Jimin yang mulai maju dan Yoona yang menutup kedua matanya, keduanya berciuman dengan ditemani cahaya matahari sore di taman, warna jingga yang menjadi saksi kisah cinta mereka dan warna itulah kisah mereka berakhir tragis.
*off
"hyung!!? bangun" Jungkook membangunkan Jimin yang masih berada didalam selimutnya. dengan satu gerakan lamban Jimin terbangun dengan wajah dan rambut yang terlihat berantakan. ia masih terduduk di atas kasurnya guna untuk menyadarkan dirinya yang masih setengah sadar.
"ayo, makan malam sudah siap" ajak Jungkook dan berjalan menuju pintu setelah berhasil membangunkan Jimin.
Jimin melirik kearah kotak besar yang berada di atas lemarinya. ekspresi wajahnya terlihat sangat muram dan sedih, "setelah 10 tahun kenapa? kupikir aku sudah melupakanmu" gumam Jimin ia mulai mengusap wajahnya kasar dan beranjak dari kasurnya berjalan keluar untuk makan malam bersama yang lainnya.
☜☆☞
"augh lelahnya" Hyun ri menjatuhkan dirinya dikursi belakang meja resepsionis IGD.
Yoona yang sedang melihat catatan medis pasien IGD hanya tertawa melihat sahabatnya mengeluh lelah. wajar saja akhir-akhir ini banyak terjadi kecelakaan baik besar maupun kecil karena masuk musim dingin dan Hyun ri yang merupakan dokter bedah dibuat sibuk dengan korban kecelakaan. sedangkan Yoona hanya dokter umum yang hanya menangani pasien dengan gejala umum seperti sakit tenggorakan, flu atau demam.
"eonni... eonni" Kim Bora berlarian dengan suaranya yang kencang lalu ia masuk kedalam ruangan resepsionis dimana terdapat Hyun ri dan juga Yoona disana. Bora dengan tingkahnya yang ceria memeluk Yoona dari belakang dan melompat-lompat kecil
Yoona kembali tertawa kecil melihat tingkah laku Bora yang seperti adik kecil baginya, "ada apa Bora?"
"Yoona eonni dan Hyun ri eonni luangkan waktu kalian minggu besok ya" ucap Bora dengan semangat yang dibalas tatapan bingung oleh keduanya
"memang ada apa?" tanya Hyun ri
"kakak sepupuku mengirimkan tiket pertujukan musik, akhirnya aku mendapat kesempatan untuk bertemu dengan idolaku kyaaaaa" Bora berteriak.
"kakak sepupumu?" Tanya Yoona
"hem kakak sepupuku juga seorang IDOL. aku ingin kalian berdua yang menemaniku ya ya" pinta Bora dengan wajah yang dibuat memelas.
"kenapa harus kami? memangnya temanmu yang sesama K-Pop tidak ada yang mau menemani?" ucap Hyun ri dengan nadanya yang malas. ia tidak suka berdesak-desakan dengan orang-orang penggila wajah tampan di acara musik dimanapun.
"mereka kadang tidak tahu malu. sekalinya diajak mintanya lebih aneh-aneh daripada aku" Bora menjelaskan dengan bibirnya yang cemberut.
"kaukan anak pemilik rumah sakit ini kenapa tidak minta ayahmu untuk kursi VVIP atau paling tidak kakak sepupumu memberikan perlakuan khusus terhadapmu" ucap Hyun ri dengan pedas.
"ah aku tidak mau!! ayolah eonni sekali ini saja. aku meminta ayah untuk meliburkan kalian selama 2 hari karena menemaniku" Bora kembali merayu kali ini ditambah dengan aegyo.
"deal!!" dengan cepat Hyun ri menyetujui permintaan Bora secepat ia mendengar kata libur 2 hari. ia bisa bersantai selama seharian penuh sebelum menemani anak orang kaya ini bertemu idolanya.
"Yoona eonni bagaimana?" tanya Bora dengan binar matanya yang penuh harap
"baiklah" ucap Yoona dengan senyum lebarnya dan tertawa melihat Bora begitu semangat sama besarnya dengan sahabatnya yang mendengar kata libur.
Yah anggap saja sebagai penghiburan diri dari padatnya pekerjaan dan hati yang sedang kacau ketika mendengar nama BTS diberita.