"Entah kenapa aku selalu melihatmu sebagai gadis yang aku sukai," bisik Evan yang seketika itu juga membuat Luci mematung.
"Apa maksudmu?" tanya Luci yang sudah mendorong pelan tubuh Evan agar berhenti untuk memeluknya.
Untuk kali ini Evan terlihat tidak gugup dalam menjawab. Dia sama sekali tidak ingin menutupi apa yang dia sedang rasakan. "Aromamu," singkat Evan. "Aromamu sama dengan gadis itu."
Luci menganga. Di atas tonjolan akar dari pohon itu, gadis tersebut seperti menyangga tubuhnya pada sebuah tiang yang besar dan lebar. Atau mungkin gadis itu seperti seorang penguasa dari pohon itu sendiri, jika dilihat dari gaya duduknya yang percaya diri.
"Wah, hebat! Kau bisa mengingat aroma gadis itu akan tetapi kau tidak bisa mengingat wajahnya. Hebat, Tuan," kata Luci sembari bertepuk tangan dan berniat untuk menyindir Evan.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com