webnovel

Sekilas Tentang The Crown

Akhirnya Luci dan Spider telah sampai di kantor Spider, salah satu ruangan yang baru bisa dicapai dengan melewati setidaknya lebih dari lima pintu.

Dan semua pintu-pintu itu dilengkapi oleh sistem pengamanan canggih seperti yang ada di film-film action.

Luci memang memiliki klien-klien yang kaya raya. Mereka bahkan adalah orang yang bisa membeli pulau atau sejenisnya.

Tapi ketika dua orang itu bertemu, maksudnya adalah Luci dengan kliennya, mereka akan mengambil setting atau tempat untuk bertemu yang sewajarnya saja.

Paling banter adalah di sebuah gedung pribadi dengan pengaman ketat dari para body guard, tidak lebih.

Mungkin ada proses scanning terlebih dahulu, demi untuk membuktikan apakah Luci benar-benar aman.

Seperti saja misal apakah Luci membawa senjata tajam atau tidak.

Tapi pengoperasian alat scanning pun dilakukan oleh manusia bukan peralatan otomatis seperti di kantor Spider.

Luci heran, bingung, kagum, tapi juga resah. Tapi di luar itu semua Luci semakin penasaran dengan Spider dan juga identitasnya.

"Kau ingin duduk secara formal atau secara santai, Bee?" Spider bertanya. Tubuhya yang tinggi dan kekar itu berjalan dengan anteng.

Sekarang Luci sudah berada di dalam suatu ruangan yang cukup lengang. Cat ruangan itu berwarna putih dan desainnya terlihat minimalis tapi modern.

Tidak ada tanaman atau pot bunga di sini.

Tidak heran sih mengingat betapa ketat penjagaan di sini. Pasti cleaning service tidak akan leluasa untuk keluar-masuk di sini.

Jangankan para makhluk besar seperti cleaning service, satu tetes air yang masuk di sini saja bisa-bisa berakhir ditembak oleh pistol-pistol yang dipasang di dinding ketika menuju ke ruangan ini.

"Eh, aku mau formal saja. Jika terlalu santai aku takut tertidur nanti." Luci berkata polos.

Sementara itu matanya yang besar seperti boneka itu menyisiri atap ruangan kantor milik Spider yang juga dicat putih.

Di tengah ruangan terdapat meja kerja Spider yang mana terbuat dari kayu yang dipelitur halus.

Lalu kursinya adalah kursi putar yang tinggi dan besar.

Di seberang kursi itu terdapat kursi tambahan yang sepertinya diperuntukan untuk para tamu atau seseorang yang ingin menemui Spider di kantornya.

"Haha, Bee. Kau bisa tidur dulu jika kau ingin.

"Tapi aku penasaran," sela Luci. Gadis itu sudah berjalan lebih dulu untuk mendekati kursi di seberang kursi putar milik Spider.

Awalnya Luci ingin duduk begitu saja lalu ketika mengingat begitu banyak pengaman yang dipasang di sini gadis itu jadi takut ketika mau duduk.

'Jangan-jangan ada bom di kursinya. Bisa meledak bokongku nanti.' Luci berpikir dengan serius dan takut-takut.

Nampaknya ketakutan Luci diketahui oleh Spider. Lelaki itu pun akhirnya mendekat dengan sedikit tertawa geli.

Tidak heran sih, banyak orang yang begitu ketakutan saat berada di dalam kantor Spider. Bahkan hanya sekedar melangkahkan kaki terlebih dahulu.

Itu semua terjadi setelah mereka melihat betapa mengerikannya pengamanan di luar kantor Spider. Luci pasti juga berpikir begitu.

"Kursinya aman, Bee." Spider menepuk bahu Luci beberapa kali.

Lalu Spider berjalan untuk menuju kursi putarnya sendiri. AC ruangan menyala otomatis selama lampu ruangan menyala.

Sementara lampu ruangan akan menyala otomatis ketiika ada orang yang masuk ruangan.

"Nah, kau mau makan atau minum? Aku memiliki beberapa camilan di sini." Spider menawarkan.

Gesture tubuhnya begitu mempesona dan lembut seperti seorang pangeran berhati putih yang sangat baik, belum lagi tubuhnya yang kekar dan tinggi itu.

"Eh, itu bisa dibicarakan nanti. Bisakah kita bergegas?" Luci mulai menguap di tempatnya. Bahkan matanya hampir tidak bisa ditahan lagi.

Spider kembali terkikik melihat Luci yang bertingkah begitu lucu dan menggemaskan.

Dan di saat seperti ini hasrat untuk memiliki Luci secara 'seutuhnya' kembali menghampiri pikiran Spider.

Tapi lagi-lagi lelaki itu tidak akan berbuat sekotor itu. Spider akan melakukannya dengan Luci ketika Luci juga ingin.

"Rasa penasaranmu mengalahkan rasa ngantukmu, eh?" Spider bertanya dengan kikik geli yang tak bisa ditahan.

Bahkan tubuhnya bergucang ketika duduk di atas kursi putar miliknya. Spider belum mandi, tapi lelaki itu masih saja tampan dan tegas.

"Yah, kupikir begitu. Ayo, jelaskan semuanya padaku!" Luci menuntut.

Dengan kesadaran hampir habis karena rasa kantuknya, Luci sudah mulai menurunkan kewaspadaan dan rasa curiga di dalam pikirannya secara spontan.

Sekarang ini bahkan Luci hampir tidak bisa menyadari paru-parunya yang sedang bernapas.

Bisa gawat jika begini terus. Luci bisa benar-benar tidur sebelum bisa mendapatkan jawaban.

"Tapi kau terlihat begitu mengantuk, Bee. Kau bisa tidur dulu jika ingin."

"Aku akan tidur seharian jika aku sekali saja tertidur. Ayolah!" Sekarang Luci bergerak seperti orang yang mabuk.

Matanya dikerjabkan beberapa kali dan dipaksa untuk terbuka. Spider semakin tertawa geli di tempat duduknya.

"Baiklah. Tanyakan apa yang ingin kau tanyakan kalau begitu." Spider mulai bangkit dari tempat duduknya demi untuk berdiri tepat di samping Luci.

Lelaki itu memiliki insting jika nanti sebentar lagi Luci akan jatuh tertidur dan tidak sadarkan diri, karena sepertinya gadis itu sangat kelelahan saat ini.

"Jelaskan siapa kau sebenarnya. Kenapa mereka menyebutmu Diamond? Dan apa itu The Crown?" Tanpa jeda Luci menanyakan apa yang ingin dia tanyakan, sebelum dirinya terjatuh dan tertidur pulas.

Spider menarik napas panjang.

Bukan hal yang mudah untuk membongkar identitasnya meskipun itu di depan Luci, dan sesjujurnya akan sangat sulit untuk membongkar identitasnya di depan Luci.

Rahasia besarnya mungkin akan mengubah persepsi Luci tentang Spider hingga selamanya.

"Tapi kau harus berjanji dulu bahwa kau tidak akan meninggalkanku selamanya." Spider memberikan sebuah syarat yang sangat sulit untuk dipenuhi.

Namun karena saat itu Luci sudah benar-bena mengantuk alhasil gadis itu mengangguk dan menyetujui begitu saja.

Di dalam telinganya Luci mendengar bahwa Spider berkata, "Kau tidak akan tidur untuk sementara." Oleh karenanya Luci mengangguk buru-buru.

"Aku adalah anak angkat dari Mike J. Diamod." Spider mulai mengakui sedikit demi sedikit tentang dirinya, tentang identitasnya dan tentang semua rahasianya.

"Lalu?" Luci bertanya dengan kesadaran yang hanya tertinggal tiga puluh persen saja.

Tapi Luci masih bisa mendengar bahwa Spider itu anak angkat dari seseorang. Tapi nama orang itu Luci tidak bisa mendengar seluruhnya.

Perlu diketahui Mike J. Diamond adalah ketua mafia terbesar dan terkuat di tiga negara bagian.

Mike Diamond telah banyak memegang kendali dalam pengrusakan dan juga serangan besar-besaran pada bandar narkoba yang menyelundupkan barang terlarang tanpa seizin Diamond.

Mafia memang salah satu bagian yang gelap dan mengerikan, bahkan Mike Diamond juga memiliki usaha sejenis itu, maksudnya adalah barang-barang terlarang.

Tapi dari semua peredaran barang terlarang di tiga negara bagian, semuanya harus tercatat di dalam data base milik Mike Diamond.

Mike akan mengatur harga, dan mendistribusikan secara lebih matang.

Mike juga memiliki beberapa relasi di bidang hukum yang bisa menyelamatkan seluruh peredaran barang terlarang itu.

Jika satu peredaran lolos dari pengawasan Mike, maka para pengedar bukan tidak mungkin akan diusut.

Dan jika pengusutan terjadi maka nama Mike bisa saja tercatut sebagai tersangka. Karena walau bagaimana pun sebuah perdagangan itu sepetri sebuah rantai.

Mike telah wafat lima tahun yang lalu. Nama Mike begitu terkenal bahkan hingga ke berbagai benua.

Dan kepemimpinan Mike saat ini telah diturunkan kepada Spider. Spider memiliki nama lain yakni Stephen Bruce Diamond atau Stephen B. Diamond.

Dalam masa kepemimpinan Spider, The Crown, komunitas mafia yang dipimpi Spider telah merajai lima negara bagian.

Dan di bawah kepemimpinan Spider, The Crown menjadi lebih bengis dari yang sebelumnya.

***

Chương tiếp theo