webnovel

Malam Kedua di Padang Harta XX

Vivadhi Ranata terus berbaring di atas matras sembari menggunakan kedua tangannya yang tadi bertandang di pinggul ramping gadis muda tersebut untuk bergerak semakin ke belakang hingga akhirnya sang lelaki pun berhasil meraih kedua belah pantat montok nan mulus gadis muda yang sedang asyik menunggangi tubuh perkasa sang lelaki dengan penuh gelora gairah hasrat nafsu tersebut.

Vivadhi Ranata meremas - remas pantat bohay nan elastis Nadhine Alisya yang telah penuh berpeluh sembari terus mengayun ke atas dan ke bawah dengan segenap tenaga yang dimiliki oleh sang gadis.

Cairan kenikmatan nektar manis Nadhine Alisya dengan sangat deras dan tanpa henti - hentinya terus merembes tumpah ruah dari liang cinta sang gadis.

Nadhine Alisya saat ini sudah benar - benar terangsang.

Liang cinta gadis muda tersebut telah terasa begitu basah dan panas bagaikan kawah gunung vulkanik yang sudah siap untuk meletus kapan saja.

Sesekali Nadhine Alisya menekan dan menahan pantatnya saat sang gadis mengalami orgasme yang begitu luar biasa di saat - saat tertentu.

Entah sudah berapa kali Nadhine Alisya telah mengalami orgasme selama sang gadis menunggangi sang lelaki.

Nikmat luar biasa yang dirasakan oleh gadis muda tersebut membuat sang gadis tak sanggup untuk berpikir apa - apa lagi selain untuk mengejar nikmat duniawi yang tak terbayangkan yang hanya bisa diberikan oleh lelaki yang kini telah menjadi kekasih hati tercintanya tersebut.

Nadhine Alisya bahkan tidak sadar kalau dirinya kini telah naik tingkat dalam Evolusinya dan telah mencapai Tahap Evolusi Elite Tingkat Dua.

Tiba - tiba saja di tengah - tengah klimaks yang untuk kesekian kalinya mengguncang segenap jiwa dan raganya, Nadhine Alisya membuat gerakan pinggul yang bergoyang dan pantatnya memutar seolah ingin mengebor sesuatu, dengan pantat montok gadis muda tersebut menggencet dan menggiling - giling selangkangan sang lelaki sementara liang cintanya yang sudah begitu ketat dan kencang bagaikan lubang vakum tersebut memeras dan menghisap batang misil iskandar sang lelaki dengan kekuatan yang begitu luar biasa.

Kalau seandainya Nadhine Alisya bercinta dengan seorang manusia biasa, maka akan dapat dipastikan lelaki yang menjadi pasangan bercintanya itu pasti saat ini sudah tewas mengenaskan bagaikan sebuah mumi padang pasir karena sudah dihisap sampai habis sekering - kering nya oleh liang cinta sang gadis yang bagaikan mulut lintah yang dengan begitu rakus ingin menyedot dan menghisap segala apa yang sedang berada di dalam cengkraman otot - otot yang tersusun di sepanjang dinding organ kenikmatan pribadi milik para wanita tersebut.

Bahkan Vivadhi Ranata sendiri pun harus berusaha sekuat tenaganya untuk bertahan dari serangan seksual gadis muda tersebut yang seolah - olah seperti hendak melumat habis seluruh bagian dari misil iskandar milik sang lelaki yang kini sudah terbenam dalam cengkeraman ganas liang cinta sang gadis.

Terang saja Vivadhi Ranata sungguh ingin meledakkan segala muatan yang tersimpan di dalam misil iskandarnya saat itu juga.

Namun sang lelaki masih ingin memuaskan gadis muda yang begitiu dicintainya tersebut lebih lama lagi.

Setelah berdiam selama beberapa sambil menahan tekanan dahsyat di dalam liang cintanya, Nadhine Alisya yang masih asyik menggiling paha dan selangkangan sang lelaki dengan kedua belah pantatnya yang montok tersebut pun mengendurkan gencetannya dan memulai lagi gerakan pinggulnya yang naik turun menunggangi tubuh perkasa sang lelaki.

Vivadhi Ranata sendiri juga tak melewatkan kesempatan ini dan dengan begitu cekatan meraih kedua belah pantat montok sang gadis yang sedari tadi menempel dengan paha dan selangkangan sang lelaki.

Vivadhi Ranata dengan gerakan - gerakan yang sangat nakal terus - menerus meremas-remas pantat montok Nadhine Alisya.

Seluruh telapak tangan dan jari jemari sang lelaki seolah - olah terbenam dalam lembutnya pantat montok nan bohay gadis muda tersebut.

Sensasi lembut, kenyal dan penuh kehangatan yang dihasilkan dari sentuhan tangan sang lelaki di pantat marshmallow Nadhine Alisya sungguh sangat nikmat rasanya.

Baik Vivadhi Ranata maupun Nadhine Alisya kedua - duanya kembali terbawa dalam sensasi kenikmatan yang semakin meninggi.

Apalagi ditambah dengan kedua buah payudara kenyal sang gadis yang dengan begitu kenyal dan penuh kelembutan yang menekan - nekan ke arah dada bidang nan perkasa sang lelaki.

Sensasi tekanan antara dada mereka yang saling beradu dan berhimpit - himpitan pun tak pelak membuat Vivadhi Ranata maupun Nadhine Alisya merasa sesak bercampur nikmat.

Tapi kedua insan yang sudah basah kuyup diguyur oleh gelombang hasrat nafsu itu malah menjadi semakin bersemangat dan semakin lama tubuh bugil mereka berdua pun semakin lengket menempel antara satu dengan yang lainnya.

Prangko aja kalah!

Kalau orang Jawa bilang, "Lha habis, wong enak rasanya". XD

Selama lebih dari sepuluh menit setelah orgasme terakhirnya yang begitu luar biasa cetarrrr membahana, tubuh indah Nadhine Alisya masih terus bergerak naik dan turun menunggangi tubuh dengan tanpa henti dan tiada mengenal lelah.

Tubuh indah gadis muda tersebut pun sudah semakin basah oleh keringat, bahkan wajah cantiknya pun juga sudah dipenuhi oleh tetesan - tetesan peluh yang ukurannya kira - kira sebesar biji jagung.

Sebagian tetes - tetes keringat tersebut menyatu dan mengalir hingga ke ujung hidung sang gadis yang begitu ayu tersebut dan menitik - nitik menimpa wajah sang lelaki yang berada di bawahnya.

Sesekali Nadhine Alisya pun mengibaskan rambutnya yang tergerai bersibak penuh pesona, benar - benar memperlihatkan sebuah pemandangan yang semakin memantapkan image liar sang gadis di mata sang lelaki.

Vivadhi Ranata mencoba memiringkan kepalanya, mencoba untuk mengurangi tetesan - tetesan keringat yang membasahi wajah tampan sang lelaki.

Pada saat memalingkan mukanya ke samping, Vivadhi Ranata pun tak pelak melihat pemandangan sekitarnya.

Di dalam kemah tersebut, empat sosok tubuh indah para perempuan mengelilingi Vivadhi Ranata dan Nadhine Alisya yang sedang asyik bergumul dengan penuh gairah di atas matras sambil menatap permainan panas di antara mereka berdua dengan tatapan mata yang penuh hasrat nafsu birahi.

Tatapan - tatapan mata penuh kerlingan hasrat dari Faladhina Kiseki, Myradhia Chikane, Saladhina Olivia dan saudari kembar Nadhine Alisya, Nadhine Aisyah.

Keempat orang wanita cantik tersebut semuanya menatap Vivadhi Ranata dan Nadhine Alisya tanpa berkedip.

Sebelah tangan kanan mereka tampak tertangkup di payudara indah mereka.

Sementara yang sebelahnya lagi tampak asyik meremas - remas daerah pribadi mereka yang sudah kembali becek dan basah diguyur hasrat nafsu tersebut.

Vivadhi Ranata memandangi gadis - gadis cantik yang mengelilingi dirinya yang masih berada di bawah tunggangan liar Nadhine Alisya.

Sang lelaki menatap secara begiliran Faladhina Kiseki, Myradhia Chikane, Saladhina Olivia dan Nadhine Aisyah satu per satu....

Chương tiếp theo