webnovel

13. Before hospital

Jungkook buru-buru menghajar waktu, menerobos kerumunan dengan berjalan cepat bahkan sesekali berlari. Lorong rumah sakit yang panjang dengan beberapa lampu yang meneranginya, aroma pengar obat-obatan menguar menusuk penghidunya. Tapi walaupun Jungkook sudah berlari, rasanya jarak lorong itu seperti mesin waktu. Tidak kunjung sampai meski dia sudah mengerahkan semua tenaganya guna tetap membuat isi kepalanya berpikir positif.

Keputusannya membiarkan Yerin pergi tanpa dirinya bukanlah suatu keputusan yang terbaik. Tapi, dia juga tidak sepenuhnya menyalahkan dirinya sendiri. Karena kejadian ini juga perihal keadaan dan situasi. Jungkook harus segera mengurus sampai beres data masuk perguruan tingginya dihari pertamanya, seperti yang sudah tertera didalam kertas pengumuman beasiswanya. Dan semuanya hampir saja berantakan karena tiba-tiba Yerin pingsan saat berada di basemen kampus.

Setahunya beberapa menit sebelum semuanya terjadi, Jungkook ingat betul bahwa Yerin masih baik-baik saja, menggandeng lengannya dan sesekali meremas jaketnya. Entah apa yang terjadi kemudian dia merasakan tubuh Yerin merosot ke lantai, dan memejam tanpa menyisakan sekilas putih pun di mata Yerin. Tentu saja Jungkook panik bukan main. Dia ikut berjongkok, membuat pahanya sendiri sebagai bantalan untuk kepala Yerin, sembari sesekali mengguncang tubuh lemah Yerin dengan harap-harap tak pasti bahwa Yerin bisa kembali membuka matanya.

Jungkook tidak bisa melupakan begitu saja perihal kejadian setengah jam yang lalu. Pertemuan dengan seseorang yang lama tidak dia temui, beserta Yerin yang hampir membuat jantungnya merosot ke perut.

Hampir habis 2 menit Jungkook berusaha membuat kesadaran Yerin kembali, tapi nihil, Yerin tidak menunjukkan reaksi apapun. Jika seseorang yang mengerti tentang pertolongan pertama, mungkin orang itu akan menekan-nekan bagian dada guna memacu adrenalin yang bisa membuat kesadarannya kembali. Namun ini adalah Jungkook, dia tidak tahu menahu tentang pertolongan pertama. Yang dia tahu hanyalah game dan sekolah, meskipun dia adalah pemegang beasiswa. Yang Jungkook tahu saat dulu menonton film bersama mantan pacarnya lalu gadis itu mengatakan padanya; 'Kau bisa memberi nafas buatan sebagai langkah terakhir.'

Dan kemudian Jungkook melakukannya. Menutup hidung Yerin dengan salah satu tangannya, lalu menyambar bibir Yerin guna memberikan nafas buatan. Tentu itu adalah peristiwa yang mengejutkan karena terjadi ditengah basemen kampus yang ramai sekali, bahkan mereka semua sudah berkerumun disana hanya untuk menyaksikan itu. Jika yang baru datang, mungkin akan tepat sasaran langsung menduga bahwa mereka berdua disana sedang berciuman. Memang benar mereka berciuman, tapi itu untuk menolongnya.

Sekali, Jungkook nampak ragu, juga takut semuanya tambah memburuk, Jungkook sudah meminta salah satu dari mereka menghubungi nomor darurat, dan ia masih harus menunggu sampai mobil rumah sakit datang, tapi rasa paniknya bahkan sudah menguasai seluruh ruang di semua sisi kepalanya. Hanya Yerin dan Yerin.

Dua kali dan masih tidak ada respon, hingga akhirnya untuk ketiga kalinya. Belum sampai bibir Jungkook menyentuh bibir Yerin sekali lagi, seseorang datang menghampiri keduanya, menerobos kerumunan dan berjongkok tepat didepan Jungkook.

"Hyung." Jungkook memekik girang setelah dirinya mendongak dan mendapati presensi seorang pria sudah mensejajarkan dirinya dan berjongkok didepannya. Heran sekaligus bersyukur. Ia tidak menyangka akan bertemu dengannya disana. Di universitas yang sama dengan pertemuan yang dramatis.

Orang yang dipanggil hyung oleh Jungkook pun ikut terdiam beberapa saat. Dia adalah seorang kakak tingkat yang mendengar dari mahasiswa baru yang mengatakan bahwa ada yang pingsan di basemen kampus. Dia tidak ada kelas hari ini, karena ini hari pertama mahasiswa baru, tapi dia tidak ingin meliburkan diri seperti teman satu kelasnya. Alias dia hanya ingin menghabiskan waktunya di kampus. Menggoda mahasiswi baru dan berniat mengencaninya mengencaninya secara bergantian.

Tidak butuh waktu lama bagi pria itu untuk bergegas, meskipun dia brengsek dari lakunya, tapi dia adalah pria yang cepat tanggap akan kondisi dan situasi mendesak. Termasuk saat ini, tanpa basa basi dia langsung beranjak dari kelasnya dan langsung bergegas menuju basemen menuruni beberapa lantai dengan lift yang tentunya tidak lenggang.

Sejenak ia berhenti, menghela nafas panjang diambang pintu lift yang terbuka. Terlebih setelah menyaksikan kerumunan yang membuatnya ikut sesak. Pria itu berjalan, bersama satu orang temannya yang selalu saja bersamanya, partner kebrengsekan, dan rival dalam prestasi. Bagaimana ya, mereka berteman sangat dekat tapi mereka juga adalah musuh bebuyutan. Keduanya akhirnya sampai ditengah kerumun yang jadi pusat perhatian semua orang. Sempat pria itu menahan napasnya melihat adegan dewasa didepan matanya, pun juga temannya yang reflek menutupkan telapak tangannya hingga menutupi kedua matanya.

Menyaksikan dan mematung diam tentu bukanlah ide yang bagus, pria itu langsung menuju kesana dan saat dirinya berjongkok guna mensejajarkan dirinya dengan pria yang masih berusaha sekuat tenaga memberikan pertolongan pertama pada gadis itu, dia mengenalinya. Dan dia juga dikenali oleh Jungkook.

"Bawa ke mobilku, tidak ada waktu menunggu ambulan lelet itu." tegas pria itu hingga membuat Jungkook langsung mengambil tindakan dengan membopong tubuh Yerin untuk menuju mobil pria itu.

"Jim, kau serius?" temannya yang bernama Taehyung itu pun mempertanyakan tindakannya, terlebih setelah tanpa menunggu lama-lama pria itu sudah berada di kursi kemudi dan Taehyung berada di kursi sebelahnya.

Pria itu adalah Park Jimin. Pria Busan yang Jungkook kenal karena rumahnya terletak 3 petak dari rumah Jungkook. Juga karena, Jimin tahu jelas bagaimana kehidupan Jungkook selama masa kecilnya. Tentu suatu kebetulan yang menyenangkan, bertemu tetangga masa kecil yang sekarang sudah tumbuh dewasa. Bahkan tingginya sudah melebihi dirinya.

"Jungkook, urus urusanmu dulu. Gadismu kubawa ke rumah sakit. Tenanglah dia akan baik-baik saja bersamaku." ucap Jimin pada Jungkook yang kemudian mengangguk dan langsung menutup pintu mobil kedua Jimin setelah menidurkan Yerin disana.

Sebenarnya berat bagi Jungkook membiarkan Yerin bersama orang lain, tapi bagaimana pun juga Jungkook sudah pernah mengenal Jimin sebelum berpisah karena Jungkook harus melanjutkan sekolah menengahnya dan Jimin yang juga harus masuk perguruan tinggi. Tapi akhirnya Jungkook mempercayai Jimin untuk membawa Yerin ke rumah sakit.

"Apa tidak merepotkanmu, hyung?" Jungkook masih disana, seperti berat sekali membiarkan mobil itu berjalan menjauh.

"Tidak. Baiklah aku pergi." ucap Jimin sembari menstarter mobilnya. Sedikit demi sedikit kaca pintu itu pun menutup, tapi sedetik kemudian tangan besar Taehyung menghalanginya, menahan kaca film itu dan sedikit melongokkan kepalanya, melirik Jungkook dan beberapa saat menatap.

"Kekasihmu?"

"Bukan. Dia noona ku." ucap Jungkook kemudian kaca pintu itu menutup begitu saja setelah Taehyung mendapatkan jawabannya. Bahkan sekarang Jungkook harus benar-benar merelakan mobil Jimin yang mulai melesat dan menghilang dari pandangannya.

Jungkook kali ini bisa mempercayai Jimin meskipun dia tahu bahwa Jimin adalah seseorang berotak simbiosis mutualisme dibalik paras malaikatnya.

[]

Chương tiếp theo