Kalista melangkah terburu-buru karena ads pesan chat pribadi yang masuk ia harus datang dua jam lebih awal dari acara meeting dengan semuanya. Tanpa rasa curiga Kalista pun mengiyakan saja. Baginya ini proyek besar untuk yang kesekian kalinya Kalista terlibat. Wanita itu sangat senang sekali karena dari sekian banyak desainer, Kalista menjadi salah satunya yang terpilih.
Beberapa saat keduanya chat dari nomor pribadi itu pun datang lagi. Ruang meeting ada di laksanakan di ruangan B. Namun, Kalista diminta datang ke ruang C. Kalista mengerutkan keningnya, ia yakin mungkin ada yang tidak beres dengan semua ini. Setelah sampai Kalista menghentikan langkahnya karena ia mulai ragu. Wanita tersebut pun berbalik namun, seseorang pun menariknya dari samping dan masuk ke ruang sebelahnya dan menguncinya dari dalam.
Kalista terkejut, dengan cepat sekarang ia dan seseorang yang tak asing baginya sudah berada di dalam satu ruangan yang sama.
"Fico," panggilnya mengerukkan keningnya saat laki-laki tampan itu sudah ada di hadapannya dengan jarak yang begitu dekat dengannya. Tak hanya itu saja kedua tangan Kalista di pegang nya dengan erat tepat di atas kepalanya.
"Kenapa? terkejut karena aku ada di sini?" tanyanya menyeringai.
Kalista tak berbicara lagi hanya terdiam melihat laki-laki yang dulu pernah ia sukai kini ada dihadapannya. Fico pun mulai mencium bibir Kalista dengan lembut namun, Kalista langsung berpaling sebelum bibitnya mengenai bibir merah muda milik Kalista. Fico pun tersenyum lagi kini tangan kirinya pun mulai meremas-remas payudara milik Kalista.
Jujur saja jika seperti ini Kalista benar-benar tak bisa menolaknya. Lagi-lagi Fico selalu berhasil membuatnya betekut lutut padanya. Kalista sudah mendesah, tangan Fico pun mulai membuka seluruh dress yang Kalista gunakan saat itu dan membuangnya ke lantai sampai terlihat celana dalam dan bra berwarna senada warna merah muda.
Masih menegang tangan Kalista, Fico pun mencium seluruh wajah Kalista tanpa penolakan dari Kalista sendiri yang mulai terhanyut dalam permainan Fico saat ini. Seluruh wajah Kalista tak luput dari bibir Fico yang terus turun ke bawah leher, dada, perut dan sampai pada area sensitifnya.
Fico pun mulai membuka celana dalam milik Kalista dan membukanya sampai terlihat area sensitif Kalista yang selalu Fico rindukan. Fico pun mulai mengangkat kaki kanan Kalista dan mulai mencium area itu sembari menghisapnya dalam-dalam. Kalista benar-benar mendesah merasakan kenikmatan itu. Sebuah sentuhan yang tak bisa Kalista tolak jika seperti ini.
Fico semakin kuat menghisap area itu sampai Kalista benar-benar berada di titik puncak kenikmatan yang luar biasa. Kalista menutup mulutnya sendiri agar suara desahannya tak terdengar keluar ruangan. Fico menikmati area itu sampai seluruh wajahnya terbenam di sana. Beberapa kali cairan cinta itu keluar dari area itu membuat Fico senang karena Kalista menikmati permainannya.
Fico pun menurunkan kaki kanan Kalista dan mulai melepaskan bra yang masih menempel di tubuhnya sampai benar-benar polos. Kini Fico pun mengendong tubuh Kalista yang sudah polos untuk ia simpan di meja di depannya. Wajah Kalista sudah merah karena permainan dari Fico.
Laki-laki itu melepaskan seluruh pakaiannya sampai terlihat tubuh kekar dan berotot milik Fico yang membuat Kalista selalu tergoda karenanya. Kalista pun malah turun dari meja dan berjongkok sembari memegang senjata milik Fico yang sudah siap untuk bertempur.
Perlahan Kalista mulai menjilati senjata milik Fico dengan lembut setelah itu memasukannya ke dalam mulutnya. Fico menikmati perilaku agresif dari Kalista karena ini yang Fico mau seperti ini. Senjata milik Fico pun terus bermain-main di dalam mulut Kalista sampai Fico terus-terusan mendesah. Ini yang Fico rindukan dari Kalista, kenikmatan yang Kalista berikan padanya membuat Fico selalu bersemangat saat bercinta dengan Kalista.
Kalista terus saja memainkan senjata milik Fico sampai cairan cinta milikinya keluar dari dalam mulut Kalista yang langsung ia telan. Kalista pun mengeluarkan senjata milik Fico dari mulutnya dan mulai mengelap mulutnya yang mulai lengket dengan cairan cinta itu. Fico kembali mengangkat tubuh Kalista dan membaringkannya di meja tadi. Kini ia mulai memasukan senjatanya pada area sensitif milik Kalista dengan sekali hentakan sampai membuat Kalista mendesah.
Permainan Fico kali ini benar-benar kasar. Tangan Fico pun meremas-remas payudara milik Kalista dengan keras mengikuti tempo dari permainan. Kalista hanya pasrah saja beberapa kali mendesah sampai seluruh cairan milik keduanya pun keluar secara bersamaan di area sensitifnya. Kalista tak membiarkan cairan cinta itu masuk ke tubuhnya saat Fico mengeluarkannya di dalam Kalista langsung mengeluarkannya tanpa tersisa lagi. Setelah itu Fico pun menarik senjatanya dari area sensitif milik Kalista.
Kalista beranjak bangun beberapa cairan cinta pun mulai berjatuhan ke lantai. Fico pun mengambil tissue dan mengelap semuanya. Fico pun menyudahi permainannya karena ia pun mulai memakai pakaiannya kembali begitu juga Kalista sudah memakai pakaian lengkap. Kalista membuang celana dalam miliknya yang sudah basah ke tempat sampah dan mengganti dengan yang baru. Kalista selalu membawa beberapa celana dalam di tasnya untuk persiapannya.
Tanpa sepengetahuan Kalista, Fico selalu mengambil celana dalam setiap wanita yang sudah bercinta dengannya dan ia langsung masukan ke saku celananya buru-buru keluar dari ruangan tersebut lebih dulu dan membiarkan ruangan itu terbuka setelah Fico keluar. Kalista mengeluarkan alat make-up dan membereskan make-up di wajahnya yang sudah berantakan karena Fico. Dengan cepat Kalista membereskan wajahnya agar kembali cantik. Kalista pun keluar dari ruangan itu.
Beberapa desainer yang ikut dalam proyek ini pun mulai berdatangan. Semuanya teman-teman satu propesi dengan Kalista yang sudah lama tak bertemu karena kesibukan masing-masing. Banyak yang terlibat dalam proyek ini. Mereka semua tau sisi gelap masing-masing namun, semuanya menutupinya karena dalam dunia entertainment yang mereka jalani itu sangat kacau berbeda dengan yang tak terlihat di layar kaca.
Walaupun tak semua memiliki kelakukan seperti Kalista dan beberapa temannya. Ada juga yang benar-benar baik namun, semuanya selalu menjaga nama baik mereka masing-masing agar rahasia kelam mereka tak sampai bocor ke permukaan. Karena jika salah satu dari mereka yang bocor maka semuanya akan kena imbasnya baik pelakunya ataupun bukan pelakunya.
Beberapa saat kemudian beberapa wartawan pun datang dan mulai mewawancarai beberapa teman satu propesi dengan Kalista. Arthur pun datang ke ruangan itu dan seketika membuat heboh semuanya. Sekarang Arthur yang menjadi pusat perhatian membuat semuanya melupakan Kalista sesaat. Kalista hanya tersenyum saja karena beberapa teman satu propesi yang mulai menggoda Arthur.
Fico pun datang dan meminta semua untuk duduk, Arthur ikut duduk di sebelah Kalista sebagai asisten Kalista yang mengantikan Ira yang tadi sudah mengatakan kalau ia sedang ada urusan dan meminta Arthur yang datang untuk mengantikan nya sementara. Fico memperhatikan Arthur secara langsung dan lebih dekat. Tatapan Kalista pada Arthur benar-benar berbeda ketika Kalista menatapnya. Melihat itu membuat Fico cemburu pada Arthur.
Bersambung...