webnovel

Nyi Blorong IV

"Tidak lagi tidak Blorong sebaiknya kamu pergi dari sini dan tidak usah menggoda dan membujuk ku dengan apa yang kau sajikan ini semua, karena aku sudah bertekad bulad dengan semua keputusan ku"

"" Oh benarkah begitu bapak, baiklah kali ini aku akan memberi mu pilihan terakhir, aku tidak akan jadi anak angkat mu tapi kamu tetap dapat memiliki kedua hal yang aku tawarkan kepadamu, dengan syarat kau bisa berikan si kecil dalam keluarga mu kepada diriku, akan aku jadian dia adik ku dan akan ku besarkan dia dengan segala kecukupan yang jauh dari apa yang bisa kamu tawarkan bagaimana?"" kambali bertanya dengan senyum yang menggoda

"" sekarang jelas maksud mu Blorong dari awal kau sudah mengincar anak ku bukan, aku sudah kehabisan kesabaran ku Blorong dan sebaiknya kau bertarung dengan ku jika kau menginginkan anak ku"" sekejap saat amarah Kasmo melambung seberkas cahaya merah menyelimuti tangan kanannya dan sebuah keris dengan pola emas dan ujung yang tajam muncul dan Kasmo mengacungkan keris itu kepada Blorong

Sekejap mata cantik Nyi Blorong menjadi waspada dan ada rasa berbahaya yang dia rasakan, " Baiklah Kasmo aku rasa aku tidak disambut disini dan untuk itu aku akan pergi, karena rasanya masih banyak yang akan menerima ku lebih baik dan mampu menerima tawaran ku, jadi aku akan pergi dan sampai jumpa Kasmo" berbalik dengan dua wanita yang kembali ke sosok ya semula seperti Blorong dan berjalan menuju kereta

Saat Kasmo masih dalam keadaan siaga dan waspada terdengar ringkihan kuda yang mulai berjalan meninggalkan tempat Kasmo dan Kasmo tetap menatap tajam kereta itu sampai sosk kereta itu hilang dalam ketiadaan

Saat kereta itu menghilang tak lama awan gelap perlahan menghilang dan air sungai yang awalnya deras dan meluap-luap ke tepi tiba -tiba terlihat mulai mengalir normal dan debit airnya pun surut dengan tajam ke keadan semula tinggi air

Kasmo yang melihat semua fenomena ini menghela nafas dan mengucap syukur atas perlindungan dari Sang Pencipta tak lupa keris yang ia pegang berubah lagi, menjadi cahaya merah dan menghilang seketika

Ia merasa sangat lelah dan tak terasa keringat dingin yang membasahi semua pakaiannya dan dia hanya bisa menggelengkan kepalanya dan berjalan kembali menuju rumahnya untuk mengecek keluarganya.

Chương tiếp theo