webnovel

Bagian 13

Dia merebahkan ku di sudut ruangan itu. "Berbaring dan istirahat lah disini, aku akan meracik kan obat untuk lukamu," ucap nya.

Aku hanya mengangguk antara rasa percaya atau tidak. Dia pun mengobati luka ku dengan sangat hati-hati.

"Awww," ucapku pelan.

Tahan lah sedikit sakit nya, kamu aman disini ucap nya sambil tersenyum lembut kepadaku. Ya tuhan, ternyata dia yang kulihat selama ini, yang selalu memata matai kami sejak kami datang. Ternyata dia memang manusia hanya saja dia menggunakan baju kaos polos putih.

"Semua lukamu sudah aku obati, istirahat lah untuk memulihkan kondisi mu."

"Tapi...?" kata-kata ku terhenti saat telunjuk tangan nya berada di depan bibirku.

"Jangan terlalu banyak bicara, nanti aku akan menjelaskan semuanya."

  Aku hanya mengangguk dan bilang, "Terima kasih."

Dia tersenyum menatap ku dan aku juga membalas senyum itu.

  "DI TENDA"

 "Gimana keadaan tiara? aku khawatir Gas," ucap Mira.

  "Sama aku juga khawatir Mir," sahut Bagas.

 "Kamu kan Gas rekomend pulau ini, kenapa begini jadi nya, sebenarnya ada apa di pulau ini?"

 "Iya aku tau, tapi aku udah jelasin semuanya ke kamu, kan kamu setuju aja kan kita kesini?! suara Bagas meninggi.

  "Lalu apa yang akan kita lakukan? gimna keadaan teman-teman kita dihutan?, Bagai mana dengan nasib kita? aku nggak mau mati sia-siadi pulau ini Gas?!" Jawab Mira dengan suara yang tak kalah lebih tinggi dari Bagas.

   Aarrkkhhhh...!!

Bagas berteriak sambil mencengkram rambutnya. "Apa kamu kira aku juga mau mati konyol disini haahh?!!"

Mira pun tersedu sedu menangis.

Stoopppp...!! Miko berteriak.

"Apa apa an kalian ini? bukan nya cari jalan keluar, malah ribut yang tidak-tidak, tunggu dulu,' kenapa kita hanya bertiga? Anto mana?"

 Kami pun saling tatap dengan ekspresi terkejut. "Siiall..., pasti Anto tertinggal dihutan atau Anto ditemukan makhluk menjijikan itu? Arrrrgghh...!" teriak Bagas.

 "Kita harus bisa bersikap tenang, kita pasti bisa menemukan jalan keluar nya," Ucap Miko.

 "Tapi kita tinggal ber tiga Mik?" sahut Mira.

"Sabarlah..., seperti nya mereka bukan makhluk astral yang seutuhnya, tapi lebih mirip ke manusia jadi-jadian. Kita harus menunggu sampai matahari terbit, kita liat keadaan besok bagaimana," Ucap Miko panjang lebar.

Mira dan bagas hanya mengangguk pertanda mereka faham.

  "Mir, kamu masuk tenda istirahat dan tidur, maafkan aku atas sikapku tadi," ucap Bagas.

"Tapi kalian?"

"Kami bisa tidur gantian disini, walaupun sambil duduk nggak masalah buat kami."

  "Baiklah."

Mira masuk ke tenda, mata nya terus saja tak bisa terpejam. Bagaimana tidak, hanya tinggal dia sendiri, sedang empat orang teman nya entah berada dibagian hutan mana. Apakah mereka masih hidup atau kah sudah tiada.

  Tiara, Putri, Meli, Anto, maafkan aku. Cepatlah kalian kembali, aku rindu kalian, aku takut. hiks,hiks,hiks, sambil sesekali sesegukkan karena tangis nya yang tak kunjung berhenti. Mira mencoba memejamkan matanya dan akhir nya dia pun dapat terlelap.

  Pov; Tiara

  "Awww..."

Rasa sakit disekujur tubuh ku masih terasa saat aku terbangun. Tapi luka dibahuku sudah membaik dan tidak mengeluarkan darah lagi. Ku lihat pria yang menolongku tengah berbaring di sampingku.

Ku tatap sendu wajah pria itu, kenapa pria seperti nya bisa tinggal disini? dari wajah nya mungkin tak terpaut jauh dari usiaku. Aku terus saja melamun memikirkan sesuatu yang aku pun masih ragu dan bingung dengan keadaan ini. Ditengah lamun ku...

"Kamu sudah bangun? ini masih malam," ucap pria itu mengaget kan ku.

Aku pun langsung berpaling dari menatapnya.

  "Ehh, iya terimakasih kamu sudah mau menolongku, nama ku Tiara," Ucap ku sambil tersenyum dan mengulurkan tangan.

"Namaku Dimas, sudah menjadi kewajiban sesama manusia untuk saling tolong menolong, Kenapa kalian bisa sampai ke pulau ini? apakah kalian tidak tau asal usul yang ada di pulau ini?"

Deg... Aku terdiam. Aku tidak tau apa yang dia katakan mengenai pulau ini.

"Aku hanya ikut ajakan teman-temanku, Aku benar-benar tidak tau, tujuan ku hanya ingin berlibur. Sebenar nya apa yang ada di pulau ini?" Tanyaku.

Chương tiếp theo