webnovel

Bagian 5

    Sedikit tenang itulah yang aku rasakan. Aku duduk sejenak diatas tempat tidur, sampai waktu menunjukkan pukul 06:30, aku pun bersiap-siap berpakaian rapi untuk berangkat ke resto.

   Apakah mimpi itu menjadi momok yang menakutkan untuk ku? atau kah hanya menjadi teka teki dalam kehidupan ku nanti? entah lah, aku hanya berharap bahwa itu benar-benar hanya sebatas mimpi. selama diperjalanan  pikiran ku menerawang kesana kemari, sampai aku lupa kalau hampir berada didepan resto, aku segera memarkirkan motor ku lalu berjalan masuk dengan muka ditekuk.

  "Kamu kenapa Tia?" ucap Mira.

  Tak ada jawaban dariku, bukan aku tak mau menjawab, tapi aku tak mendengar Mira memanggil ku. pikiran ku terus saja melayang seperti membayangkan sebuah imajinasi yang berputar didalam otak ku.

  "Tia...!" dengan suara agak keras Mira memanggilku dan menepuk pundakku.

"Ehh, iya iya Mir.

 "Kamu ko bengong gitu sih, dari tadi juga aku panggil-panggil."

"Iya maaf Mir," sambil senyum yang ku paksakan.

"Pasti ada sesuatu deh, cerita lah Tia, kita kan sahabat."

  Huffhhh..., akupun mengambil nafas panjang dan membuang nya secara perlahan.

  "Nggak ada apa-apa ko Mir, hanya ada sedikit pikiran yang mengganggu aja, lain waktu aku pasti cerita ko," ucapku sambil tersenyum tipis.

  "Oke lah, janji ya," ucap Mira.

Akupun hanya mengangguk.

Selesai waktu makan siang, akupun Melanjutkan pekerjaanku. Ditengah-tengah keramaian pengunjung tiba-tiba aku melihat seseorang yang aku kenal, Ferdi?! ya itulah dia, teman satu kampus ku namun beda jurusan.

  "Tia..., Mira memanggilku dan perlahan mendekatiku, Coba kamu liat deh, bukan nya itu Ferdi? sama sapa ya dia?"

  Aku melihat Ferdi memang datang dengan menggandeng seorang cewek, cantik, orang nya tinggi putih, menggunakan baju dres kuning.

  "Iya Mir aku udah liat ko sejak dia pertama kali masuk ke resto tadi," sahutku sedikit acuh.

  "Owhh."

Mira tak akan banyak bertanya lagi yang menyangkut dengan Ferdi, karena dia takut menyakiti sahabat nya ini.

Hhmmh....

Setelah sampai dirumah, aku menghepaskan badan ku perlahan ke kasur, aku menuju kamar mandi dan mengguyur tubuh ku dengan air di shower yang sejuk. Selesai berpakaian aku merebahkan diri ke kasur dengan menatap langit-langit kamar yang bewarna biru.

  Hari yang sangat melelahkan, apalagi harus melihat Ferdi yang kesekian kali nya bersama perempuan lain yang menjadi kekasih nya. Bulir-bulir bening pun tak terasa jatuh dan  meninggalkan bekas basah dipipiku. Terlalu banyak kenangan tentang dia. Pikiran ku tiba-tiba saja melayang kemasa lalu, dimana rasa sakit itu membuatku takut untuk berhubungan dengan seorang laki-laki.

"MASA LALU"

"Hallo sayang, besok aku jemput ya kita bareng berangkat ke kampus," ucap Ferdi ditelfon.

  "Iya Fer, memang nya kamu nggak ada kuliah pagi? aku jam 9 baru masuk."

"Nggak ada ko sayang, nanti jam 08:30 aku jemput kamu, Selamat malam sayang I love you."

"Love you to," balas ku dengan senyuman mengembang dibibir ku.

  Tok... tok... tok...

Terdengar suara ketukan pintu dari bawah, Mama ku pun segera membuka nya.

"Asslamualikum, pagi tante, Tia nya ada?"

Owhh nak Ferdi, iya ada nak, silahkan masuk, tunggu tante panggilkan ya."

"Iya tante trima kasih."

  "Tiaa...," suara Mama yang dibarengi ketukan pintu kamarku.

  "Iya Mah," sahut ku dari dalam kamar.

"Itu ada Ferdi sayang dibawah udah jemput kamu."

  "Iya Mah sebentar lagi Tia turun."

  Aku bersiap untuk keluar kamar, Mmmmmm..., aku berbalik lagi menghadap cermin memperbaiki penampilan ku dengan celana jens biru dan baju yang berwarna senada, ambut hitam ku sebahu, ku biarkan ter urai.

"Maaf yahh kamu jadi nunggu lama."

"Ahh enggak ko sayang," ucap Ferdi.

"Mah aku berangkat dulu yah kekampus."

  "Iya sayang hati-hati dijalan."

  "Permisi tante," balas Ferdi.

  Kami memasuki mobil jazz Ferdi yang bewarna hitam, dalam perjalanan kami berbicara ringan dan sesekali bercanda hingga membuat kami tertawa bersama. Aku merebah kan kepala ku di bahu Ferdi yang sedang fokus menyetir dan menatap jalan didepan. Dia pun menggenggam tangan ku dan sesekali mencium punggung tanganku. Nyaman, itulah yang aku rasakan saat bersama nya. Aku terus saja larut merasakan kehangatan dari nya, mendengar degup jantung nya yang tidak jauh berada pada telingaku, merasakan setiap hembusan nafas nya.

  "Udah nyampe nih sayang," ucap Ferdi.

Chương tiếp theo