webnovel

18 Inside,Pretty Boy Outside

Tác giả: HimeTsuki45
Fantasy
Đang thực hiện · 457 Lượt xem
  • 1 ch
    Nội dung
  • số lượng người đọc
  • N/A
    HỖ TRỢ

What is 18 Inside,Pretty Boy Outside

Đọc tiểu thuyết 18 Inside,Pretty Boy Outside của tác giả HimeTsuki45 được xuất bản trên WebNovel....

Tóm tắt

Bạn cũng có thể thích

His Dark Desire: Tales of a Yandere

WARNING: Mature Content The story of a knight who has fallen in love with his queen. It was nothing but that, a simple plot for a fairytale, or was it? He stood proud at seven feet, everything looked minuscule in his sight. He towers above all knights who looked at him with disgust and alarm. He was one of the rebels not long ago, but for an undisclosed reason, he has betrayed his so-called 'brother at arms' for a seat at the round table. People murmured whenever he passes them by, the atmosphere itself was laced with terror as this all muscled barbarian held his head high. Panic in the hearts of many was evoked by his presence alone as he stood before the queen who was forced to face him. "My queen," he knelt before her, and even yet the queen had to look up from her throne to meet his eyes. The frail queen was very small compared to him, her fragile countenance barely reached five feet and her innocent face makes her look like a child. He took in the vision of her as she sat there, trying to look brave as she met his eyes. His queen, the reason why he risked it all and will risk it all again. She sat on the throne judging his motives and all the while fearing him. Was she disgusted by him too? He can't tell. The crowd disappeared and all thoughts from his mind were gone as he was faced with her. She has dark auburn hair that reached past her shoulders, small lips that curled into a thin smile, and eyes that expressed her immense disgust and anger for what she had labeled him in her mind - one of the reasons for the destabilization of her kingdom. He wants it all, all of what she offers. Her beauty, her brilliance, her frailties... at that moment he realized, he wanted all of her.

Mary_Algen_Guiang1 · Kỳ huyễn
4.9
228 Chs

Vanessa Lynx

“Tidak peduli seburuk apa kita di mata mereka dan bagaimana mereka merendahkan kita, apapun yang terjadi di masa depan akan bergantung pada pilihan-pilihan kita. Bukan orang lain. Jadi biarkan saja. Jangan dengarkan mereka.” -Raihan- Raihan adalah penyelamat hidupku yang pertama. Ketika usiaku 15 tahun dan aku hampir mati rasa. Waktu itu, tidak ada kehangatan dalam duniaku. Semuanya membeku. Sejauh mata memandang, aku hanya melihat warna hitam dan abu-abu. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan di dunia yang seperti itu. Sampai suatu hari Raihan datang mengulurkan tangan padaku. "Apa kau keberatan jika aku menjadi temanmu?" tanyanya. Aku menggeleng samar dan kami pun menjadi teman. Sejak saat itu, dunia tempatku tinggal tidak lagi menyeramkan. Pelangi bermunculan setelah hujan. Kunang-kunang beterbangan, dan dunia yang gelap itu pun berubah menjadi tempat yang sangat nyaman. Terang, hangat, dan penuh warna. Sayang, kehancuran datang disaat yang paling tidak kuinginkan. Telalu cepat bahkan sebelum aku bisa bersenang-senang. Raihan menghilang dan semua lampu di duniaku padam. Lalu aku dipaksa untuk melanjutkan hidup dalam kegelapan. Sendirian. Waktu berlalu dan aku mulai terbiasa dengan keadaan –kegelapan, dan kesendirian. Sampai suatu ketika seseorang datang dan mengajakku untuk melihat dunia luar. Aku menolak. Aku memilih untuk tetap tinggal di dunia yang gelap berteman kesendirian. "Kenapa?" tanyanya. Tapi aku hanya diam. Bukan karena aku tidak mau melihat dunia yang dia ceritakan. Dunia luar yang indah dan banyak teman. Tapi aku takut melangkah ke luar. Jika nanti aku mengiyakan ajakannya dan menjadi nyaman berada di luar, aku takut kejadian sebelumnya akan terulang. Aku takut dia menghilang dan meninggalkanku sendirian. Seperti Raihan yang mengubah duniaku menjadi lebih menyeramkan. "Meskipun nanti ketika aku tidak ada, kau tidak akan sendirian. Kau akan menemukan banyak teman di sana." Bujuknya. Aku berpikir cukup lama untuk memutuskan. Tapi akhirnya aku menyetujui ajakannya. Aku melangkah ke luar, meninggalkan dunia yang gelap tanpa kehangatan. Dunia tempat aku mengjalani hidup sendirian. Seperti sebuah festival perayaan, dunia di luar sangat meriah. Ada banyak makanan dan minuman. Udaranya hangat dan wangi. Orang-orang pun menyanyi dan menari mengikuti alunan musik yang menggema di sana-sini. Aku suka tempat ini. “Kau tidak sendiri lagi sekarang.” Ujar seseorang yang mengajakku ke dunia luar. “Kau tidak harus menahan semua beban sendiri. Kau bisa berbagi dengan teman-temanmu di sini.” Aku tersenyum. Merasa sangat bersyukur karena memilih untuk pergi dari duniaku yang gelap dan beku. Di duniaku yang baru, hari-hari terasa begitu panjang dan nyaman. Aku sama sekali tidak merasa lelah meski harus melakukan banyak pekerjaan dalam satu waktu yang bersamaan. Aku memiliki banyak teman yang siap mendengarkan keluh kesahku. Mereka bahkan tidak keberatan jika aku meceritakan tentang masa laluku. Sayangnya, aku belum siap untuk itu. Aku tidak ingin mereka tahu bagaimana aku menjalni kehidupanku di masa lalu. Sendirian, dalam kegelapan. “Kau tidak perlu terburu-buru. Aku akan memberimu waktu sebanyak yang kau mau.” Kata seseorang itu. “Untuk apa?” “Untuk sembuh dari luka-luka lama.” Aku pun mengagguk setuju. Lambat laun aku mulai jatuh cinta dengan dunia baruku. Di sampingku, ada seseorang yang selau mengkhawatirkanku dan dia menjagaku dengan baik. Dia adalah seseorang yang mengajakku ke luar dari dunia lamaku yang gelap dan beku. Aku menyukai kehidupanku yang baru. Tentu saja, sebelum kematian merenggut semua kebahagiaan dariku. Saat aku mulai mempercayai teman-temanku dan hampir membuka diri pada duniaku yang baru.

Vanessa_Lynx · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
2 Chs

số lượng người đọc

  • Đánh giá xếp hạng tổng thể
  • Chất lượng bài viết
  • Cập nhật độ ổn định
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới
Các đánh giá

HỖ TRỢ

empty img

Sắp ra mắt

Về tác phẩm

Báo cáo