webnovel

Wawancara

Taera berjalan ke arah Yola duduk. Dia deg-degan banget. Entah kenapa semua ini bisa kebetulan begini. Kemudian Taera berpikir, Jangan-jangan ini sengaja dia yang wawancara gue karena dia tahu gue deket sama kak Ardilo, batin Taera.

Yola tersenyum ketika Taera duduk di depannya. Taera duduk dengan gugup.

"Hai. Taera ya?" tanya Yola sambil mengulurkan tangannya.

"I...Iya, kak," jawab Taera gugup, kemudian dia bersalaman dengan Yola.

"Nggak usah grogi. Santai aja," kata Yola kemudian tersenyum.

Taera hanya mengangguk dan tersenyum kaku.

"Oke. Kita mulai ya wawancaranya," kata Yola dengan nada yang ramah. Dalam hati Taera berpikir mungkin banyak orang yang suka dengan kepribadian Yola yang ramah ini.

Taera mengangguk lagi. Dia masih gugup.

"Selamat datang di wawancara Open Recruitment anggota BEM Fakultas Ekonomi. Perkenalkan, nama saya Yola Permata, dari Manajemen, tingkat tiga. Untuk sekitar 10 menit ke depan saya akan mewawancara kamu."

Taera mengangguk sekali lagi.

"Oke, sekarang silahkan perkenalkan diri kamu," kata Yola kemudian tersenyum. Senyum yang sudah dipastikan bisa bikin cowok kobam.

Taera bengong sesaat. "Oh...iya, kak... Nama saya Taera Fanisa. Biasa dipanggil Taera, dari Akuntansi, tingkat dua," kata Taera memperkenalkan diri.

"Oke, sekarang saya mau nanya beberapa pertanyaan ya," kata Yola kemudian tersenyum.

Taera hanya tersenyum singkat. Asli dia grogi banget.

"Saya lihat selama kamu kuliah, belum ada pengalaman mengikuti organisasi atau kepanitiaan ya," kata Yola sambil memeriksa ulang formulir Taera.

"Iya, kak."

"Kenapa? Kamu nggak tertarik dengan organisasi atau kepanitiaan?" tanya Yola.

"Bukan nggak tertarik kak, kemarin-kemarin saya lebih suka menikmati waktu saya untuk fokus kuliah dan melakukan hobi saya," jawab Taera jujur.

"Oh gitu. Hobi kamu apa emangnya?" tanya Yola lagi.

"Saya suka baca komik, kak. Terus nonton drama. Saya juga suka nggambar dan ngelukis," jawab Taera.

Yola manggut-manggut sambil melihat kembali formulir Taera.

"Oke. Apa motivasi kamu mendaftar untuk jadi anggota BEM Fakultas Enonomi?" tanya Yola.

Taera tampak bingung.

"Bukan karena ketua BEM-nya ganteng kan?" tanya Yola lagi.

Karena ketua BEM-nya calon pacar gue kak, batin Taera.

"Bukan kok, kak. Motivasi saya karena saya ingin belajar tentang leadership dan team work. Saya juga ingin mengasah soft skill saya melalui organisasi ini, kak. Saya berharap saya bisa diterima. Saya akan berusaha yang terbaik kak," jawab Taera mantap.

Yola kemudian tersenyum dan melanjutkan wawancaranya. Yola kemudian menanyakan seputar komitmen dalam berorganisasi, departemen yang dia pilih dan alasannya, pengalaman kepanitiaan yang pernah dia ikuti saat SMA dulu, tentang organisasi dan leadership, dan masih banyak lagi. Wawancara itu berlangsung sekitar 10 menit.

"Oke. Nanti akan ada pengumuman kalau diterima ya. Makasih, Taera," kata Yola kemudian bersalaman dengan Taera.

"Sama-sama kak. Saya pamit dulu, kak," kata Taera kemudian pulang bersama Stefa yang sudah menunggunya di pintu keluar.

***

"Dari mana lo?" tanya Hyona.

Taera baru pulang sekitar pukul 22.00 WIB karena pergi makan dan jalan-jalan dulu bersama Stefa setelah wawancara BEM tadi.

"Habis wawancara BEM, kak," jawab Taera kemudian memakan martabak telur yang sepertinya baru saja dibeli. Masih hangat dan enak.

"Eh....main makan aja. Itu cadangan makanan gue buat begadang ngerjain revisi skripsi ntar," kata Sonia.

"Baru makan satu doang, kak. Pelit amat," kata Taera kemudian mengambil martabak telur satu lagi yang membuat Sonia mendelik padanya.

"Lo daftar BEM? Sejak kapan lo tertarik ikut organisasi?" tanya Hyona.

"Ya... Sejak....kemarin-kemarin, kak," jawab Taera.

"Bukan karena kak Ardilo yang jadi ketua BEM-nya kan?" tanya Sella yang baru saja keluar dari kamarnya karena mendengar obrolan mereka.

"Kagak kok," jawab Taera sambil berusaha untuk tidak menatap mereka.

Beberapa saat kemudian hp Taera bergetar. Ada panggilan dari Ardilo. Taera langsung berlari ke kamar dan menutup pintunya.

"Lah? Kenapa tuh anak?" tanya Sonia bingung. Dia masih menatap ke pintu kamar Taera.

"Dia kadang misterius," Sella juga menatap pintu kamar Taera.

Hyona menggunakan kesempatan itu untuk mengambil satu martabak telur milik Sonia, "Gak tahu kenapa. Mungkin dia dapat telepon dari pacarnya."

"Emang pacarnya dia siapa?" tanya Sella bingung.

Semuanya saling menatap satu sama lain, mendadak mereka jadi curiga kalau Taera punya pacar.

***

Taera mengangkat telepon dari Ardilo.

"Halo, kak."

"Hai Tae. Kamu udah pulang kan?"

"Iya, kak. Kenapa?"

"Gapapa. Tadi aku sempet lihat kamu ikutan wawancara anggota BEM."

"Oh... Iya, kak. Aku nggak tahu bakal lolos apa enggak. Tapi aku coba aja. Aku udah berusaha yang terbaik."

"Aku seneng kamu mau berusaha dan selalu positive thinking."

"Hehe."

"Oh ya, Tae. Aku minta maaf ya."

"Maaf kenapa, kak?"

"Waktu itu kan aku pernah bilang kalau kita bakal sering jalan dan makan bareng di restoran yang waktu itu. Maaf kita jadi jarang ketemu karena aku masih sibuk."

"Oh... Gapapa kok, kak. Aku ngerti."

"Makasih ya, Tae, kamu udah mau ngertiin aku."

"Sama-sama, kak. Kakak baru pulang?"

"Iya. Ini baru aja nyampek kamar. Tadi wawancaranya baru kelar hampir setengah 10 kayaknya. Terus ada evaluasi bentar."

"Kalau gitu kakak istirahat aja dulu. Kakak pasti capek kan?"

"Iya. Tadi aku capek. Tapi setelah denger suara kamu, kayaknya capek aku langsung hilang."

Wajah Taera bersemu merah. Dia pengen teriak-teriak saking senengnya tapi ini udah malam.

"Ya udah, aku mau ngerjain tugas dulu ya. Kamu kalau udah gak ada kegiatan, tidur aja. Jangan begadang."

"Iya kak. Semangat ngerjain tugasnya."

"Iya. Good night."

"Good night, kak."

Ardilo menutup teleponnya. Taera kemudian rebahan di kasurnya, "Kak Ardilo, kalau kayak gini ceritanya kayaknya gue bakalan jatuh cinta beneran sama lo kak. Fix lah gue udah cinta beneran sama lo kak."

***

Hari ini hari pengumuman penerimaan anggota BEM Fakultas Ekonomi. Taera mondar-mandir di kamarnya karena hari ini adalah hari Sabtu dan dia libur nggak ada kelas. Dia memegang hpnya. Sesekali melihat apakah ada notif SMS yang masuk. Dia deg-degan banget. Dia berharap dia bisa lolos. Tak lupa juga dia berdo'a agar Stefa juga lolos.

"Tae.... Lo kagak mau ikut nonton? Kita mau nonton nih," teriak Hyona karena Taera menutup pintunya.

"Kagak. Gue mager, kak," jawab Taera.

"Oke deh. Kita berangkat dulu ya," teriak Hyona lagi.

"Oke."

Beberapa saat kemudian ada SMS yang masuk ke hp Taera. Taera pun buru-buru mengeceknya.

Ternyata dia diterima di Departemen Seni Budaya. Dia loncat-loncat saking senengnya. Dia kemudian mengecek alamat web BEM Fakultas Ekonomi. Dia melihat siapa saja yang diterima. Dia satu departemen dengan Danisa, Gaga, kak Anna, Erlita, dan kak Koko, dengan ketua departemennya kak Belinda. Stefa diterima sebagai sekretaris 2. Dan disana Taera juga melihat nama Yola, sebagai sekretaris 1.

Penasaran dengan kelanjutannya? Tunggu ya. Makasih udah baca cerita ini :)

mirnanatacreators' thoughts
Chương tiếp theo