Pengantar bunga itu merasa bingung. Entah hubungan pernikahan macam apa yang dijalani Bram dan Clara. Bram sendiri enggan memberikan bunga itu dengan tangannya sendiri, sedangkan Clara enggan menerima bunga tersebut dan justru meminta bunga itu untuk dibuang.
Pengantar bunga itu melihat pintu apartemen Clara yang sudah tertutup.
'Astaga. Jadi, harus kuapakan bunga ini?' gumamnya.
Pengantar sekaligus penjaga toko itu teringat dia memiliki kartu nama Bram. Dia bergegas menghubungi Bram.
***
Sementara itu, Bram baru saja sampai di Rumah Sakit. Ya, selesai membeli bunga untuk Clara dia kembali ke Rumah Sakit.
Bram mendengar suara dering telepon, dia mengerutkan dahinya karena nomor tersebut tak tersimpan di kontaknya. Biasanya, Bram enggan menjawab telepon asing tetapi dia teringat pada penjual bunga tadi, di mana sebelumnya dia meminta agar penjual bunga tadi menghubunginya ketika bunga telah sampai di tangan Clara.
'Ya, halo.'
'Halo, dengan Tuan Bram?'
'Ya, siapa ini?'
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com