webnovel

T U J U H

Shani berlari meninggalkan mereka, kecewa mungkin lebih dari itu, tujuannya menjemput bundanya berganti menjadi luka yang tidak dapat terjelaskan.

"Shanii tunggu nak"

Jennie berlari mengejar anaknya, kondisinya yang rentanpun dihiraukannya, dia tidak peduli dengan dirinya sendiri, putrinya tersakit, itu yang ada di otaknya sekarang.

"SHANIIIII...."

"Gak Shani.. please..."

Bahkan dia benci terjebak dalam keadaan ini, Shaninya akan membencinya dan juga Lisanya.

"Shani gak boleh benci Lisa, gak Shani... SHANIIIIII....."

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

Penjaskes, mungkin pelajaran yang tepat untuk melarikan diri dari rasa penat, lebih tepatnya menghibur diri dari remedial matematika yang sudah 2 kali dia lakukan namun nilai masih batas KKM.

"Korea....

"Wae?...

"Si budek mana?"

"Kidul... Satu nama gue Jisu bukan korea, kedua nama dia Lisa bukan si budek"

"What ever... Lisa mana?"

"Lagi ganti baju mungkin"

"Oke...

"Heh.. mau kemana lo"

"Ke ruang ganti...

"Ngapain...

"Nemuin Lisa lah"

"Dia ganti baju di dalam lemari"

"Huh?"

"Lo buka aja"

Ruby berjalan kearah lemari, membuka perlahan pintu lemari putih di depannya, punggung mulus dan cetakan otot bisep seorang atlet volly terpampang nyata di depan matanya, Lisa membalikan tubuhnya abs itu sukses membuat mata seorang Rubyjane melotot sempurna.

"YAAAAAAAKKKK...

"Waw... Lo punya otot sama abs juga"

"Mesum lo...

"Gila lo hot juga ya kalo gak pakek baju"

"Woaaah Ruby lo doyan ama badan dia?"

Sadar Ruby... Sadar...

"Astaga... Gak lah gila lo"

"Syukur lah gue kirain lo sama ama nyokap gue"

"Nyokap lo kenapa?"

"Nyokap dia lesbian"

"Lo hasil inseminasi buatan?"

"Palelu, gue punya ayahlah, nyokap gue nikah ama orang korea, 7 tahun tapi akhirnya pisah pas bokap gue tau mama lesbian"

"Seriusan lo?"

"Iya Onin udah pacaran ama Otik tu dari kelas 3 SMA, ampe mereka berdua nikahpun mereka masih jalanin hubungan itu"

"WHAT?..."

"Mama mau nikah sama mami Tika"

"Hah? Emang bisa?"

"Bisa tapi di Thailan sama paris"

"Ow.. gue sih gak masalah sama LGBT"

"Gue kira lo bakal jadi antis..."

"Gak.. menurut gue ya itu hak mereka, siapa juga sih yang mau lahir dengan rasa yang salah?, Tapi kita gak boleh hakimin mereka kan? Kita malah rangkul mereka bukan malah hujad"

"Gue suka ni ama hooman open minded kek Nyi Roro Kidul ni"

PLAKKK !

"AAWWW aawwwhh sakit ih"

"Gue bukan Nyai Roro Kidul, gue sentil diafragma lu, kesel"

Lisa meninggalkan dua manusia berbeda otak dan pendapat itu, namun senyuman itu tak henti hentinya mengembang di paras cantiknya, Ruby bukan lagi bakteri untuk dirinya.

"Jis...

"Paan sik tarik tarik"

"Perut Lisa...

"Yaallah lo beneran doyan?"

"Ya gak lah bego...

"Gue cuma nanya"

"Paan?"

"Itu ada bekas jaitan dia?"

"Oh operasi ginjal... Dia tranpaltasi ginjal buat ayahnya, tapi lo diem aja"

"Kenapa?"

"Rahasia aja, dia gak mau nyokapnya marah, kan lo tau sendiri hidup sama satu ginjal itu bakalan susah"

"Jadi dia rahasiain ini dari bundanya?"

"Kok gitu?"

"Dia sayang banget sama bundanya, jadi dia gak mau bikin bundanya takut, lo tau sendiri nyokapnya Lisa over banget sama dia"

"Keliatan sih"

"Emg lu udah pernah ketemu?"

"Udah... Udah sarapan bareng juga"

"WHAT?"

Ruby berjalan mendahului Jisu yang sedang sibuk dengan kebingungannya, kapan Ruby menemui keluarga Nobani itu, wah berani sekali.

"Yaaak Kidul tungguin gue"

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

Pekan olahraga akan dilaksanakan dua minggu lagi, waktu yang ditinggu tunggu semua altit, begitupun dengan Lisa, dia menyukai volly seperti yang pernah disukai mamanya dulu, dia akan menjalankan semua yang mamanya senang, walaupun gymnastik lebih menarik perhatiannya.

"Oke team inti nanti sore kita latihan"

"Baik pak"

"Oiya Lisa, kamu masuk inti ya, soalnya nia ada halangan, kalau kamu mainnya bagus kamu bisa ikut masuk lapangan"

"Oke pak"

"Harus latihan lebih keras, kamu masih kurang mainnya"

"Baik..."

"Jisu bantuin Lisa ya, kamu kan kapten jadi harus perhatiin team kamu"

"Iya pak"

Bukan perkara mudah, semua tentang cerita yang Jennie tulis dibuku harian itu menjadikan impian baru untuknya, pekan olahraga yang terakhir kala itu untuk ibunya harus direlakannya demi dirinya yang masih di dalam kandungan Jennie kala itu, lisa ingin menebus semuanya.

Tiba tiba...

BUGHH !

"SHANI...

Telinganya mendengung seketika, alat bantu dengar itu terlepas begitu saja, tanpa aba-aba Shani langsung menginjaknya, hingga alat yang paling berharga untuknya itu hancur begitu saja.

"Shan... Kamu kenapa pukul kakak"

Lisa mencoba menetralkan penglihatan dan detak jantungnya, pukulan itu sukses membuat pandangannya mengabur. Lisa mencoba fokus kepada gerak bibir adiknya itu, mencari alasan pasti kenapa shani tega melakukan itu.

"Gara gara lo, gue kehilangan kasih sayang bunda... Gara gara kakak cacat kayak lo gue dijadiin anak tiri sama bunda... PUAS LO? HUH PUAS?"

"SHANII..."

Jisu menarik tangan shani yang semula meremas kerah baju Lisa, membawanya menjauh dari sana, dia kaget dengan perlakuan adik temannya ini, walaupun bukan sekali dua kali Shani memukuli Lisa, tapi tetap dia tidak habis fikir dengan tingkah spontan anak itu.

"Lo tau betapa susahnya nyokap lo pesan alat bantu dengar khusus buat kakak lo itu? Dan lo seenak jidat ngancurinnya? Lo punya perasaan gak sih?"

"Peduli apa lo? Lo bahkan gak ngerti sama apa yang gue rasain"

"Lo yang gak ngerti kakak lo, pantes gak seorang adek nyakitin kakaknya kek gitu? Lisa sesayang itu sama lo tapi lo apa? Lo orang paling brengsek yang pernah gue kenal"

"Siapa lo huh? Peduli apa gue sama lo?"

PLAK !

Bukan Jisu tapi Ruby, dia menampar wajah tengil adik dari temannya itu, iya Ruby sudah memantapkan hatinya untuk menganggap Lisa menjadi temannya.

"Kak Ruby...

"Lo tau harga alat bantu dengar yang dicustum khusus untuk lisa itu?"

"G..ggggak kak"

"Lo mau bantuin gue buat beli itu lagi?"

"Tapp...pppi kak"

"Atau video lo gue sebarin seantero sekolah?"

Lisa segera berlari kearah adiknya, merangkum muka adiknya yang baru saja di tampar oleh Ruby, dia khawatir jika shani terluka.

"Dek kamu gak papa?"

"Yaallah Lisaaaa"

Jisu menahan sakit yang luar biasa melihat perlakuan Lisa kepada adiknya, dia masih menghawatirkan Shani dibandingkan dengan dirinya sendiri, kenapa tidak ada yang menyadari sebegitu tulusnya Lisa menyayangi.

"Lisa dia gak papa"

"Dek sakit? Bilang kakak kalau sakit ya, kakak obatin"

Hati itu berkata untuk mengalah, namun ego dihatinya membuat Shani menjadi jauh lebih liar, kesalahan yang bahkan tidak pernah Lisa lakukan membuatnya begitu marah akan hasil yang dia dapatkan.

"Dek... Sssssshhh"

Lisa memegangi perutnya yang dengan teganya di hantam dengan kaki adik no 2 nya itu, demi apapun rasa sakitnya tidak begitu berarti dibanding pipi adiknya yang memerah karena tamparan ruby.

"Pipi lo merah" lirihnya menahan sakit.

"Gak usah perduliin gue"

Shani meninggalkan semua orang yang sedang memperhatikannya, ada rasa sakit dihatinya melihat suara tangisan kakaknya itu menggema begitu saja, dia bahkan tidak setega itu.

"Ka...kakk... hiksss"

Sementara Lisa terpaku melihat kepergian adiknya, dia tau ini akan menjadi masalah besar lagi untuk dirinya dan adiknya terlebih kebencian itu akan bertambah besar nantinya dia yakin.

"Lisa....

"Shani....Shani pasti benci gue.. gue harus kejar Shani Jis...

"Biarin dia tenang dulu ya Lis... Gue yang akan ngomong sama dia"

Lisa menjatuhkan tubuhnya di depan Ruby, dan itu sontak membuat gadis kecil itu terkejut dengan sikap spontan Lisa.

"Gue mohon... Jangan apa apain adek adek gue By... Lo boleh bully gue tapi jangan adek adek gue, gue mohon"

"Li...saaa"

"Jangan By hikss gu...e mo..hon... Hikss"

"Lisa bangun...

"Masukin dia geng lo.. gue mohon.. mimpi dia jadi model di agensi yang sama kek lo, please By"

"Lisa apaan sih lo...

"Lisa bahkan gue bukan model"

"Please By, adek gue butuh itu"

"Lisa sadar Lis...

"Hikss... Ruby gue mohon"

Lisa mendekatkan dirinya, mencekik Ruby dan menempelkan tubuhnya di dinding, agar Ruby tidak bisa bisa pergi dari dirinya.

"Lisa stop... Aaaggghhhh sa...kit"

"Lisa berenti woy lo nyakitin ruby"

"Gue mohon By, demi tuhan"

"Lis... Uhuuukkk"

"LISAAAA SADAR"

BUGH !

"Jisu..."

"Dia punya kepribadian ganda Ruby lo harus hati-hati, dia bisa nyakitin lo kapan aja"

"Li..sa?"

Chương tiếp theo