webnovel

haul kakek

"Umi, kita sudah hampir sampai. Akhirnya aku akan segera bisa merenggangkan otot-ototku yang sudah sangat pegal." Zayn memang menyetir dari kudus tanpa mau digantikan abinya. Zayn baru saja kembali ke indonesia setelah wisuda dua minggu yang lalu, jadi dia sangat merindukan negara tercintanya ini. Untuk itu dia ingin menyetir tanpa mau digantikan abinya. Apalagi ada jalan tol yang baru,jadi membuat jarak yang mereka tempuh semakin dekat.

"Makanya, tadi mau abi gantikan tidak mau, sekarang baru terasa kan?" Rafi mencemooh putranya. Sementara Ayya sedang membangunkan putrinya Bikka yang tertidur dipangkuannya. Kaki Ayya juga sudah mati rasa, hari masih cukup siang saat mereka memasuki halaman pesantren milik Kirana jadi setelah tiba nanti mereka akan beristirahat terlebih dahulu.

"Sudah sampai Abi, Umi, Zayn itu kan calon pembalap, jangan khawatir padaku, oke?" Zayn memang sangat narsis.

"Sayang, penyakit narsismu menurun pada putramu. Kau lihat kan? dan itu membuat Abi merasa ingin memakanmu sekarang." Rafi dipelototi Ayya karena berbicara Vulgar dihadapan putra dan putri mereka. Saat mobil yang dikendarai Zayn sudah berhenti didepan ndalem, Ahfaz segera menyambut kedatangan kakak dan kakak iparnya juga kedua keponakannya.

"Alhamdulillah, akhirnya kalian semua juga sudah sampai." Ahfaz segera mencium tangan Ayya dan memeluknya. Kemudian bergantian mencium tangan Rafi lalu memeluknya juga. Zayn segera mencium tangan Ahfaz setelah omnya itu selesai menyalami kedua orangtuanya. Ahfaz kemudian mengantarkan mereka semua ke rumah belakang tempat Kirana dan Hanan tinggal karena kamar Ayya memang pindah disana semenjak Ahfaz menikah.

"Zayn, kamu sudah besar dan sangat tampan, abimu saja lewat." Ahfaz memuji keponakannya. Kemudian melirik Rafi yang sudah memelototinya. Saat mereka bertemu dan berkumpul seperti ini, mereka merasa seperti masih remaja dulu. Meskipun Rafi dan Ayya sudah memiliki purta yang mulai dewasa tetapi mereka terlihat seperti kakak dan adik.

"Terima kasih om, tentu saja Zayn tampan, kan Abi dan Umi Zayn juga sangat tampan dan cantik, mana mungkin keelokan wajah mereka tidak menurun kepada kami." Zayn sangat pandai membuat suasana menghangat.

"Assalamu'alaikum Umi, Abi, kami sudah tiba." Ayya masuk dan menemukan abi, umi dan Kaif sedang mengobrol. Kemudian setelah menyalami umi dan abinya, Ayya, Ahfaz dan Rafi bergabung dengan Kirana, Hanan dan Kaif. Sementara Zayn dan Bikka langsung beristirahat di dalam kamar. Kini keluarga Kirana telah lengkap, mereka pun mengobrol sebentar dan kemudian mempersilahkan Rafi dan Ayya untuk beristirahat terlebih dahulu meskipun hanya sebentar.

"Ayya, Rafi, sebaiknya kalian beristirahat dulu. Setelah sholat ashar nanti kita akan berziyarah bersama ke makam abi." Kirana sudah memberi perintah, semua orang pasti langsung malaksanakan titahnya. Di dalam keluarga ini, perkataan Kirana adalah yang paling pertama akan dituruti semua orang. Lalu pengaruh Ayya yang menempati urutan nomer dua, kedua wanita cantik dan cerdas ini adalah kekuatan keluarga ini.

"Baiklah Umi, badan Ayya memang terasa sangat pegal harus berbaring sebentar, kami permisi dulu." Ayya dan Rafi segera memasuki kamar mereka. Kirana, Hanan dan Ahfaz kembali mempersiapkan acara nanti malam. Sementara Kaif juga segera menyusul Ashila di kamarnya.

"Sayang, aku boleh minta tolong tidak.?" Ayya mengeluarkan suaranya ketika sampai dikamar.

"Apa sayang?" Rafi malah menggoda Ayya yang telah berbaring ditempat tidur mereka.

"tolong peluk Ayya sebentar! Ayya ngantuk dan sangat lelah dan Ayya akan segera tertidur setelah memeluk tubuh kakak." Ayya merentangkan tangannya menanti pelukan suaminya. Setelah memiliki dua anak, Ayya tidak pernah malu lagi terhadap suaminya.

Malah sekarang Ayya terlihat lebih berani menggoda suaminya terlebih dahulu. Rafi yang melihat tangan Ayya merentang segera menyambutnya, keduanya kemudian tertidur dengan pulas dengan posisi saling memeluk satu sama lain.

Suasana Pondok pesantren ini sangat sibuk saat ini, para santri juga tidak segan membantu. Sehingga pekerjaan mereka terasa lebih ringan dan cepat selesai. Acara akan dimulai tepat setelah sholat maghrib dan akan dilanjutkan setelah sholat isyak. Yang akan mengisi mauidzoh hasanah adalah Rafi, yang membaca Al Qur'an tentu saja Kaif dan yang melantunkan Sholawat adalah Ayya dan Ahfaz. Semua ini adalah keinginan Hanan dan Kirana, hanya saja sahabat-sahabat mereka tidak dapat hadir semua malam ini. Karena Daffa sedang sakit, sementara Ifa dan Fadhil tidak datang karena orangtua mereka juga tidak dapat ditinggal terlalu lama. Hanya Ilham dan Naila yang hadir, itu karena selain jarak rumah mereka agak dekat. Ilham juga masih terlihat sangat sehat.

Sementara itu, Zayn sedang menelepon Arunika, gadis kecilnya yang kini berada jauh disana, yang membuat Zayn merindukannya saat ini sehingga dia harus menghilang sebentar dari keluarganya yang sedang berkumpul untuk sekedar mendengarkan suara manjanya dan bertanya kabar tentang gadis kecilnya yang nakal dan menggemaskan yang sedang sangat dirindukannya.

"Assalamu'alaikum Arunika, apa kabar, Sayang?" Gadis di seberang sana menghangat hatinya saat Zayn memanggilnya sayang.

"Alhamdulillah Kakak, Aku baik-baik saja? bagaimana acara kakek? apakah semua berjalan dengan lancar?" Arunika sebenarnya sangat merindukan Zayn, di Amerika dia tidak memiliki satu oreng teman pun. memang orang-orang seperti Arunika dan Zayn selamanya tidak akan memiliki banyak teman, untung saja Zayn hidup di lingkungan pesantren dan memiliki sangat banyak keluarga, jadi dia agak bisa bergaul. Itupun dia paling pendiam di antara semua keluarganya.

"Disini juga acara berjalan dengan lancar. Apa yang sedang kamu lakukan sekarang?" Zayn selalu ingin tahu apa yang gadis kecilnya.

"Aku sedang libur Kakak, jadi aku berada di dalam apartemen dan rebahan sambil telepon Kakak, hehe.." Zayn menggelengkan kepalanya dan segera memutuskan panggilannya kepada Arunika karena acara akan segera di mulai.

"Arunika, sudah dulu ya! besok kakak akan kembali ke Mesir dan bulan depan, kakak akan mengunjungimu di Amerika, Assalamu'alaikum... kamu baik-baik disana ya!" Zayn kemudian kembali bergabung dengan anggota keluarganya setelah menelepon Arunika. Setelah mendengar suara gadisnya, Zayn menjadi lebih tenang sekarang.

Zayn segera kembali bergabung dengan keluarganya. Dia dan Bikka juga kedua orangtuanya yang sedang bersiap karena masing-masing akan mengisi acara di haul kakeknya tahun ini. Zayn kemudian memberikan kabar bahagia untuk kakek dan Neneknya.

"Kakek, Nenek, tadi Zayn mendapat kabar kalau uang milik pesantren sudah kembali ke rekening pondok. Untuk saat ini rekening pondok aman. Tetapi kalau bisa besok kalian segera mengganti dengan yang baru, takut kejadian seperti ini terulang kembali." Zayn memberitahu kakek dan neneknya, tetapi dia tidak berkata jujur kalau sebenarnya dia sendiri yang membongkar sindikat itu dan menjebloskannya kedalam penjara. Zayn mengatasnamakan kepolisian yang telah menangkap pelaku, bahkan pihak kepolisian sendiri tidak tahu siapa sebenarnya orang yang telah membantu mereka. Ayya melarang Zayn untuk mengungkapkan identitasnya, sama seperti Ayya sendiri yang merahasiakan kemampuannya. Hanya Rafi, Zayn dan dirinya sendiri yang tahu, karena dengan begini akan membuat kehidupan mereka lebih aman dan nyaman.

Chương tiếp theo