Serasa kupingnya langsung panas, Martin buru-buru membawa Eliza masuk ke dalam mobil. Ia pun meminta mereka untuk mengantarkan ke sebuah apartemen.
Tak berapa lama, sampailah di sebuah gedung pencakar langit yang berada di pusat kota. Martin memapah Eliza menuju ke sebuah lift yang berada di sebelah lobby apartemen itu. Ia sengaja membawa Eliza ke apartemen milik Marco. Bukan tanpa alasan, selain lebih dekat dari kediaman Adi Prayoga keadaan tempat tinggal Marco pasti lebih bersih karena selalu ditinggali. Tidak seperti sebuah rumah milik Martin yang jarang didatangi.
Saat akan membuka pintu, tiba-tiba saja pintunya lebih dulu terbuka. Terlihat Marco sudah bersiap untuk meninggalkan apartemen miliknya.
"Kak!" seru Marco dalam wajah keterkejutan yang tak bisa ditutupinya. Ia membulatkan mata saat melihat saudara laki-lakinya bersama seorang wanita yang cukup familiar untuknya.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com