Mike
Dengan malas aku turun kebawah melihat apakah mobil online pesanan kami telah sampai, saat sampai dilantai satu dan keluar dari pintu membuatku semakin malas karena panas matahari begitu terik, tapi tak mengapa aku rela menerobos panasnya sinar matahari dan lari keluar gerbang. Aku menyipitkan mataku untuk melihat nomor plat polisi di mobil-mobil yang ada dan menyesuaikannya seperti yang dikirim Vera.
"Ah, ini dia mobilnya." Aku mendekati sebuah mobil Fortuner berwarna hitam yang sangat bagus sekali. Aku mengetok pintu dan bertanya memastikan nama pemesannya dan ternyata benar.
Langsung aku mengirimkan pesan kepada Justin kalau mobilnya sudah datang. Sekitar 10 menit aku menunggu mereka dibawah terik matahari ini, aku menatap kulitku yang putih mulus dengan pandangan sedih karena sekarang kulitku tersayang sudah mulai memerah karena terkena panas.
"YA! CEPAT! LAMA SEKALI KALIAN! GAK LIAT KULITKU SUDAH MERAH HAH!" Aku menaikkan nadaku dan marah kepada mereka sambil menunjukkan kulitku yang memerah seperti kulit kepiting yang habis direbus.
Aku segera naik terlebih dahulu ke dalam mobil meninggalkan mereka, segera aku mengarahkan AC depan kepadaku karena aku sangat kepasan sekali.
----------------
Justin dan Vera hanya ketawa melihat Mike yang merah-marah dan masuk kedalam mobil terlebih dahulu. Aku membukakan pintu mobil agar Vera masuk terlebih dahulu.
"Ayo Vera, silahkan masuk." Senyum Justin sambil membukakan pintu.
"Terimakasih." Vera membalas senyuman Justin dan segera masuk, dan di ikuti oleh Justin masuk dan duduk disebelah Vera.
"Kalian lama sekali, gak liat aku sudah memerah begini ?" Mike memandang sinis kepada kedua orang tersebut.
"Maaf, tadi ada insiden." Tanpa terduga Justin dan Vera menjawabnya dengan berbarengan.
"Waahh, so sweet banget kalian berdua jawabnya bersamaan." Dengan nada gemas dan ia heboh sendiri, dan ia melanjutkan perkataannya, "Emang ada insiden apa ?"
"Em, tadi sepertinya tatapan anak-anak pada aneh melihat aku dan Vera, jadi aku menarik Vera supaya lebih cepat, tapi tarikanku terlalu kuat jadinya Vera hampir jatuh, em gak jatuh sih akhirnya aku menangkap Vera dan refleks aku memeluknya." Justin menggaruk tengkuknya.
"Kalian...kalian uwuu sekaliiii kenapa aku tidak ada, kalau tidakkan aku akan memfoto kalian." Mike membalikkan tubuhnya menghadap belakang dan mengcubitin pipi Justin yang memerah.
"Ish, Kak Mike gak boleh gitu." Vera memanyunkan bibirnya menandakan dia kesal.
Sepanjang perjalanan, Justin dan Vera tidak banyak berbicara hanya Mikelah yang ribut dan memberondong kedua orang tersebut dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai kejadian tadi. Mike mengeluarkan handphonenya dan menurunkan cahaya kontras handphonenya, lalu membuka akun gosip miliknya. Dengan mata membulat dan menahan teriakannya, ia melihat postingan berupa foto Justin yang memeluk Vera di tangga lantai dua.
"Kak, Kak apakah masih lama." Justin menepuk-nepuk bahunya dengan sedikit kuat membuat Mike terkejut dan langsung mengunci handphone miliknya.
"I-ini udah mau sampai, iya udah mau sampai." Nada bicara Mike gugup saat menjawab pertanyaan Justin.
Justin memicingkan matanya dan mendekat ke kursi depan sambil berbisik.
"Kenapa kau gugup, apa ada yang kau sembunyikan ?" Justin melihat Mike dari samping dan meneliti setiap inci wajahnya yang menjadi tegang dan gugup.
Dewi keberuntungan sepertinya kali ini berpihak kepada Mike, karena mobil mereka sudah masuk dan berhenti didepan pintu masuk.
"Tuan, kita sudah sampai." Ucap sang supir dengan ramah.
"Baik paman, pembayaran sama temanku yang wanita ya." Mike segera keluar dari mobil dan berlari masuk ke dalam mall.
"Kak Mike kenapa ? Sangat aneh, ah ini paman, terimakasih." Saat Vera hendak memberikan uang, Justin memegang tangannya dan menggantikannya dengan uang kepemilikan dirinya sendiri.
"Terimakasih paman, ayo Vera." Justin keluar dari mobil dan mengulurkan tangan.
Vera memegang tangan Justin dan keluar dari mobil, Mike yang melihat adegan itu dari kejauhan memfoto saat Vera berpegangan tangan dan menguploadnya kembali ke akun gosip miliknya dengan kata-kata.
Hei, liat lah mereka makin mesra bukan ? Saling berpegangan tangan dan sangat uwu sekali guys ><.
"Yak, tinggal kirim. Klik." Mike tersenyum puas saat mengklik tombol kirim.
"Hoi, ayo cepat kemari, apa kalian tidak kepanasan ?" Dengan santai Mike berteriak sambil melambaikan tangannya, ia tidak perduli dengan orang sekitar yang memandangnya dengan sinis.
Mereka berdua segera berlari dan menghampiri Mike, Justin melingkarkan tangannya ke bahu Mike.
"Aku lapar, kita makan dulu bagaimana ? Aku traktir deh." Justin tersenyum.
"Nah, ini nih yang enak. Ayo aja kalau aku." Mike menjadi begitu bersemangat.
"Wah, aku mau kak. Asik, di traktir." Vera bertepuk tangan dengan gembira.
Mereka melanjutkan perjalanan ke lantai dua ke salah satu restaurant korea terenak di kota mereka. Mereka menaiki eskalator untuk menuju kelantai dua, dan pada saat sampai Mike dan Vera saling berlomba lari dan masuk ke dalam restaurant tersebut dan langsung duduk tanpa menungguk Justin.
"Dasar dua orang itu, aku yang traktir malah aku yang di tinggal." Justin mempercepat jalannya dan mendudukkannya dirinya di bangku depan Mike. Ia melambaikan tangan untuk memanggil pelayan membawakan menu.
Tidak berapa lama setelah Justin melambaikan tangannya datang seorang pelayan wanita dengan berpakaian kemeja putih dan rok span selutut sambil membawa dua buku menu dan memberikannya kepada Justin dan Vera.
"Aku pesan..." Mike langsung berceloteh sambil membalik-balik lembaran buku menu, "Samgyeopsal, Kimchi, Ramyeo dan minumnya air mineral saja deh." Mike tersenyum dengan riangnya.
"Kalau aku pesan nasi kari saja dan jus jeruk." Vera menutup buku menu dan menyerahkannya ke pelayan.
"Aku salad buah, nasi ayam dan minumnya jus alpukat." Justin menyerahkan buku menu kepada pelayan dan tersenyum.
"Baik, tuan dan nona tunggu sebentar, pesanan akan segera selesai." Pelayan tersebut mengambil buku menu dan berjalan meninggalkan mereka.
Justin memandang pelayan tersebut dengan pandangan yang aneh karena ia sedari tadi mencium samar-samar bau iblis keluar dari tubuh perempuan tersebut. "Sepertinya, dia belum terlalu jauh." Justin berguman dalam hatinya sambil merogoh kantungnya untuk mengambil sebuah botol bening yang berisikan air suci dan meletakkkannya diatas meja.
"Hoi! Melamun aja, kesambet setan baru tau." Mike mengebrak meja sambil tertawa.
Sebuah pukulan dari buku yang luman tebal mendarat dipungung Mike, pelakunya adalah Vera, "Kalau aku sakit jantung dan pingsan bagaimana, eoh ? Kakak mau tanggung jawab ?" Vera kali ini mendarkan cubitan dipinggang Mike.
Justin mengurungkan niatnya untuk menjitak kepala Mike karena sudah Vera terlebih dahulu yang melakukannya.
"Kalian ini, seperti pasangan suami istri." Justin menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah kedua orang di depannya.
"Aku ? Tidak mau dengan dia, masa Vera disandingkan dengan kak Mike yang kena terik matahari sedikit saja sudah merah-marah." Vera menjulurkan lidahnya mengejek Mike.
"Hais, aku juga tidak mau dengan mu." Mike membalas ejekan Vera.
"Jadi, kau mau disandingkan dengan siapa Ver ?" Justin bertanya sambil menatapnya.
"Aku ? Tentu dengan Kak Justin dong." Vera tampak malu-malu dan pipinya bersemu merah.
"APA ? COBA ULANGI ?" Kali ini Justin dan Mike yang serentak berbicara karena terkejut.
"No, No, No, tak ada siaran ulangan." Vera mengambil handphonenya dan mulai berselancar disalah satu aplikasi.