webnovel

Chapter 19

Chapter 19. pemandian dan RINDOU?! 18+

"Ahh~ Surga!" Raia mendesah saat ia mencelupkan dirinya ke dalam pemandian air panas. Rasa lelah yang mengakar di tubuhnya perlahan terlepas.

Tubuhnya yang digunakan untuk bercinta selama 2 hari penuh, mengeluarkan aroma yang menggoda dan akan membuat setiap wanita terangsang. Oleh karena itu Raia memutuskan untuk mandi dan membersihkan diri.

"Jadi, kenapa istri pertama, tersayang dan tercintamu itu tidak ikut mandi bersama?" Suara seorang perempuan terdengar tepat di sampingnya.

Raia tidak terkejut dengan kehadirannya yang tiba-tiba. Ia sudah melewati level 70 dan indranya ditingkatkan ke level yang lebih tinggi, teknik persembunyian kecil tidak mempan terhadapnya.

"Istriku yang tercinta ingin menikmati hari-hari malasnya dan mencoba menikmati aroma anaknya."

"Tidak diragukan lagi, kalian adalah sepasang kekasih yang aneh."

"Kamu bisa menganggapnya seperti itu, lalu, apa yang kamu lakukan disini Rindou?"

Rindou yang dalam telanjang bulat duduk tepat disampingnya, puncuk merah muda itu terlihat sangat baik, setiap lekukan di tubuhnya yang seputih salju adalah yang terbaik.

Raia tergoda melihat pemandangan itu, penisnya yang sedang beristirahat, dipompa kembali hingga kembali terbangun dan mengintip dari dasar kolam.

"Aku hanya ingin bersama suamiku yang kedua."

"Kedua?" Raia merasa jengkel mendengarnya. Bibirnya berkedut dan menatap Rindou dengan sedikit amarah.

"Sepertinya ... Aku harus mengajarkan istri besarku yang satu ini?"

"Besar? Hooo~ seperti itu ..." Rindou mendengus, "Sepertinya suami kecilku meminta beberapa petunjuk."

Kemudian ... Kejadian berikutnya tidak perlu dijelaskan apa yang terjadi karena kalian sudah memahaminya.

...

"Ahhhnn~ Keluar! Ahhnn~ mmnn~ Keluar! Keluar! KEEELUAAAR!!"

Tubuh Rindou yang memiliki lekuk yang sempurna, mengejang dan menggeliat saat semburan air panas yang lengket, memasuki rahimnya melalui benda padat yang keras di dalam Vaginanya.

Setelah orgasme untuk yang ke 19 kalinya, Rindou terjatuh di dada Raia yang hangat dan berotot.

"Bagaimana rasanya menikmati suami kecilmu?"

"Y-Terb-aik." Rindou berkata dengan tersenggal-senggal karena tubuhnya berkedut-kedut.

Raia sekali lagi bangga dengan karya yang ia lakukan, ia memeluk Rindou dan membelai rambutnya.

Sementara Raia memeluk dan membelainya, Rindou meringkuk semakin dalam. Ia saat ini seperti kucing kecil yang kedinginan. Dinding vaginanya yang basah ketat terus memijat penisnya tanpa henti.

Raia dan Rindou, mereka berdua sedang menikmati tubuh pasangan mereka, Raia sedang menikmati pijatan ala dinding vagina di penisnya yang besar.

Sementara Rindou merasakan kehangatan dan keyamanan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya, ia memeluk Raia lebih erat dengan kedua tangannya terkait di lehernya.

Sudah dua jam mereka bercinta, tetapi Rindou dan Raia sama-sama memiliki level 70+ dan aktivitas menyenangkan selama 2 jam, tidaklah membebani sama sekali.

Tetapi, ia memutuskan untuk menyelesaikan sesi bercinta mereka terlebih dahulu. Ia memikirkan Raia yang pasti kelelahan dari bercinta selama 2 hari berturut-turut.

Perlahan-lahan tetapi pasti, ia tertidur dipelukan hangat Raia.

Raia melihatnya tertidur dan seringai jahat muncul, ia perlahan mulai menggerakan penisnya, keatas dan kebawah.

Sensasi pijatan pada penisnya menjadi sangat lembut, Raia merasa sesuatu di dalam dirinya menginginkan ini, jadi ia terus menggerakan penisnya keatas dan kebawah dengan perlahan, sambil memastikan Rindou tertidur.

2 menit berlalu dan Raia merasakan sensasi kenikmatan tersendiri dari memperkosa Rindou yang tertidur.

Ia mendorong lebih kuat ke dalam rahimnya, semakin lama semakin cepat hingga ia akhirnya merasa ingin keluar, ia mendorong lebih cepat dan pijatan di vagina Rindou semakin mengetat.

Ia mendorong penisnya jauh kedalam Vaginanya, penisnya berciuman dengan bibir rahim kemudian dia muncrat.

"Hhnn~ ... Nm~ " Desahan lembut menyelinap keluar melalui mulut.

Ia terus muncrat hingga akhirnya penisnya berhenti berkedut dan tidak mengeluarkan sperma lain lagi.

Raia tidak segera mengeluarkannya, ia melihat Rindou yang tertidur pulas di dadanya, nafasnya stabil dan detak jantungnya normal, suhu tubuhnya sangat panas yang bersrti wajar saat bercinta.

Raia tersenyum, ia perlahan mulai menyukai perasaan dimana ia memperkosa seseorang yang tertidur.

Kemudian selama 1 jam berikutnya, ia terus melecehkan Vagina Rindou tanpa ampun, desahan lembut dan tertahan terus terdengar, sementara kolam kehilangan seperempat air karena gerakan terus menerus Raia.

Semakin ke akhir, Raia semakin keras memperkosa Rindou, ia tidak peduli lagi jika ia membangunkannya, yang ia pedulikan adalah kenikmatan yang penisnya berikan membuat tubuhnya menginginkan itu terus.

Ia muncrat di rahimnya sebanyak 7 kali lagi selama 1 jam, dan erangan, desahan lembut terus terdengar saat penisnya terus memompa tanpa ampun.

Raia tidak mengeluarkan penisnya dari vagina Rindou, tetapi sperma terlihat merembes keluar dari celah vaginanya.

Ia melihat Rindou yang memiliki senyum membahagiakan, dan jelas ia sudah bangun tetapi ia tetap pura-pura tidur.

Ia selama satu jam ini berpura-pura tidur agar Raia terus memperkosanya dan ia juga merasakan sensasi lain saat ia diperkosa oleh Raia, hatinya mengatakan bahwa itu tidak pantas, tetapi tubuhnya menginginkan yang namanya penis, sperma, dan dorongannya yang luar biasa nikmat.

Ia ingin Raia terus menandai rahimnya dengan sperma miliknya dan menghamilinya, menandakan bahwa ia adalah milik Raia.

Ia perlahan mulai menyukai sex lembut seperti ini, mungkin ia akan memintanya lagi di waktu luang.

Saat Rindou diam-diam merencanakan hal itu, ia merasa rambutnya dibelai lembut oleh Raia.

"Rindou, bangunlah."

Rindou tetap diam dan tidak menjawab.

"Rindou istriku, apakah aku harus mencium bibirmu untuk membangunkanmu?"

Rindou yang diam tidak bergerak sedari tadi, mulai membuka matanya perlahan.

Raia melihat itu dan kagum, "Jujur saja, mataku yang salah atau kamu semakin tambah cantik?"

Rindou hanya tersenyum manis, ia tidak memerah seperti perawan dan menikmati Raia menggodanya.

"Akhirnya kamu melihatku sebagai wanita sejati kan?" Rindou memeluknya lebih erat dan berbicara di dekat telinga Raia dengan cara yang baik, payudaranya yang lembut menggesek dadanya.

Sensasi nyaman di bagian bawah dan menggelikan dibagian atas adalah hal baru bagi Raia, ia tidak bisa mendapatkan ini dengan Sany karena ... Anda tau sendiri.

Raia mencoba menahan godaan, tetapi itu segera diterobos dalam sekejap dengan pesona luar biasa Rindou.

Jika Sany adalah Succubus magang yang tidak berpengalaman, maka Rindou adalah succubus veteran yang memiliki pengalaman sex dengan 1000 manusia. Jelas perbedaanya dan pesona Rindou lebih mendominasi pesona Sany yang lemah.

Tetapi membayangkan Rindou menaklukan 1000 pria adalah pemandangan lain, ia benar-benar tidak ingin berbagi istri dengan seribu orang, walaupun cintanya abadi tetapi ia tetap tidak ingin membagi lubang yang sama dengan 1000 pria sialan!

Oke, membahas ini terasa menjijikan.

Raia kemudian memeluknya dan memberinya kata-kata manis.

Rindou terlihat jelas bahwa ia malu, ia menutupi wajahnya di dada Raia.

Raia membelai kepala Rindou dan ia diam-diam membuka system kemudian mengeluarkan anting-anting penyimpanan.

Ia sudah menyadari itu, setiap anting-anting penyimpanan memiliki bentuk, warna dan terbuat dari bahan yang berbeda, tetapi karena kegunaanya sama mereka dikelompokan menjadi satu jenis.

Raia mengambil anting-anting berwarna merah delima dengan motif seperti burung phoenix, ia kemudian secara paksa memakaikannya kepada Rindou.

*klip!*

"Auhhh?! Apa-apaan?"

Rindou mengeluarkan suara imut saat ia terkejut.

Ia memegangi kedua telinganya dan merasakan sesuatu menyatu dengan telinganya. Mengetahui itu perbuatan Raia, ia menatap Raia seolah-olah ia menuntut untuk penjelasan.

Raia melihat itu dan menganggumi dewi api yang sexy sedang marah kepadanya di depannya.

"Pertama lihatlah ini." Raia menunjuk ke permukaan air.

Rindou tidak tahu apa yang Raia lakukan pada telinganya, tetapi ia menurutinya dan melihat ke permukaan air.

Ia hanya melihat dasar kolam dan tidak melihat apa-apa, ia merasa digoda lagi oleh Raia tetapi saat ia akan marah padanya, pantulan dirinya yang mengenakan anting-anting burung merah terlihat sangat cantik.

Sebagai wanita, ia mencintai dan menyukai segala sesuatu yang indah dan gemerlap. Walaupun ia hidup selama ribuan tahun bukan berarti kesukaanya terhadap benda-benda indah menghilang karena usia.

Melihat sesuatu yang seindah ini adalah pertama kalinya ia lihat, ia kemudian merasakan kehangatan dan kegembiraan melalui perasaanya. Ia mencoba menahan senyum agar tidak menunjukan bahwa ia bahagia, tetapi senyum dan ekspresi wajahnya menghianatinya.

Raia melihat itu dan hatinya menghangat, Raia kemudian mengusap air mata kebahagiaan yang bersembunyi di sudut mata Rindou yang indah.

"Kamu cantik ..."

...

Waktu berlalu dan tidak ada yang berbicara, mereka menikmati kehangatan di perasaan mereka dan organ intim mereka.

"Ngomong-ngomong Raia, apa kamu memiliki yang lain?" Rindou memecahkan keheningan dan bertanya pada Raia yang tangannya diam-diam mengelus anus Rindou.

Raia tersenyum pahit, ia mengangguk dan mengeluarkan 2 pasang anting-anting lain di masing-masing telapak tangannya.

"Apa yang kamu lakukan dengan mereka?" Raia bertanya pada Rindou saat ia mengambil anting-anting hitam di telapak tangan kiri.

Rindou diam, ia sesekali melihat wajah Raia dan anting hitam secara bergantian. Setelah memastikan sesuatu, Rindou akhirnya berbicara.

"Tentu saja, tidak adil jika hanya aku yang memakainya, kamu juga harus mengenakan satu pasang ini. Bagaimana?"

Raia melihat bahwa anting-anting yang Rindou ambil untuk Raia, memiliki bentuk salib berwarna hitam dan beberapa tindik.

Raia berpikir bahwa ia akan tampil keren jika ia mengenakan itu. Tidak ada agama kristen disini, dan ia tidak keberatan sama sekali mengenakan Anting-anting ini walaupun ia dulunya seorang islam.

Tunggu, apa bahkan sekarang aku masih beragama?

"Iya, boleh." Raia mengangguk dan anting-anting lain menghilang, kembali ke penyimpanan.

"Tutup matamu dan biarkan aku memasangnya."

Raia menurut dan menutup mata, beberapa saat kemudian, ia merasakan telingan seperti digigit semut beberapa kali sebelum itu berakhir.

Raia membuka mata dan melihat Rindou yang menatapnya dengan kagum.

"Apa?"

"Dengan penampilanmu, mudah saja untuk menjemput seorang gadis, apa kamu akan mengambil lebih banyak?"

Raia memiringkan kepalanya dengan bingung, kenapa dia harus mengambil lebih banyak? Tidak ada wanita asing lain di rumah ini, atau tempat ini?

Ya, untuk apa ia mengambil lebih banyak?

"Untuk saat ini mungkin tidak bisa ... Tapi bukan berarti tidak di masa depankan?"

Raia memiringkan kepalanya dengan bingung, sebenarnya apa yang Rindou katakan?

Jujur saja, mendengar kata-kata Rindou, Raia mulai memikirkan hal-hal seperti itu lebih banyak.

Jika itu mungkin, maka, ya. Ia sangat menyukai perempuan, dan akan mengambil semua yang ia suka.

Ia mungkin akan menghamili semua gadis-gadis dan mendapatkan keturunan, tetapi yang mendapatkan hak sebagai istrinya hanya mereka berdua, Sany dan Rindou.

Raia kembali membelai kepala Rindou, "Masa depan, biarkan diri kita dimasa depan yang melakukannya."

"Ya, terdengar baik, biarkan kita kerjakan itu untuk nanti." Rindou setuju, saat jari-jarinya yang ramping berjalan-jalan di dada Raia.

Raia merasa geli, "Bagaiman jika kali ini disini ... Anal?" Raia melebarkan pantat semok Rindou, dan lubang anus kecil yang berwarna merah muda terlihat.

Rindou mendengus merasakan tingkah Raia yang terlalu nafsu, tetapi bukan berarti ia tidak bernafsu.

Raia memperhatikan itu dan memberikan ciuman kecil dibibirnya yang berair dan halus.

Untuk yang mengvote dan mengkomen cerita saya, saya ucapkan terimakasih banyak untuk kalian!

saya minta maaf karena tidak membalas komenan kalian akhir-akhir ini karena saya sangat sibuk, update menjadi agak telat mungkin kedepannya menjadi tidak menentu.

tapi saya ucapkan terimakasih kembali kepada kalian yang setia menunggu cerita saya! Bye-bye See u Next Time!

_Strawberry_Fresh_creators' thoughts
Chương tiếp theo