Selamat membaca :)
°•°•°
Nasya tetap merekatkan pelukan itu. Walaupun dia sangat penasaran mengapa laki-laki itu ada di sini, tapi dirinya masih suka dengan posisi ini. Dekapan hangat seperti milik papinya.
Berbeda dengan Nasya, Al berhenti mengusap punggung yang terbungkus hoodie tersebut sambil mengerutkan dahi. "Apa? kamu manggil Mikhael?" tanyanya tanpa melepas rangkulan. Pelukan dari Nasya seperti obat baginya saat ini. Menenangkan hati dan seketika membuat senyum bisa keluar kembali.
"Iya, ada Kak El. Sama perempuan. Enggak terlalu jelas, tapi dia mirip sekali sama anak kelas sepuluh. Sepertinya dia Cantika."
"Cantika?" Al bertanya sembari melepaskan pelukan dengan tiba-tiba.
"Aku enggak bisa lihat jelas."
Ia pum menoleh, melihat ke tempat dimana kepala Nasya mengarah. Rahang laki-laki berkaos hitam itu kembali mengeras. Dalam waktu sekejap, kemarahan menguasainya lagi.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com