Callista sudah siap untuk pergi ke pesta.
"Sana berangkat, udah jelek kok..." Karina tersenyum.
"Kampret lo, ah.." Callista berdecak sebal.
"Udah sana...cantik kok"
"Yaudah bye..." Callista berjalan menuju luar apartemen.
Sesampai di depan apartemen, Callista melihat mobil berwarna hitam, yang tentu itu mobil milik Deren.
Deren terlihat rapi dengan jas nya, dan senyum yang terpampang jelas di wajah Deren.
"Ayo..." Deren membukakan pintu mobil untuk Callista.
Deren pun masuk mobil dan memakai seat belt nya.
"Kamu tambah cantik malam ini..." Deren tersenyum lalu menjalankan mobilnya.
"Itu pujian?" ucap Callista dalam hati.
"Makasih...jas kamu juga bagus"
"Orangnya enggak?" Deren menaikkan salah satu alisnya.
"nggak" Callista memalingkan wajahnya ke arah jendela.
Deren tersenyum.
°°°
Tak lama kemudian Deren dan Callista sampai di pesta.
Deren melepas seat belt nya...tapi Callista terlihat kesulitan melepas seat belt nya.
Deren tiba-tiba mendekat ke Callista...sangat dekat.
"Deren...kamu ngapain..." jantung Callista berdetak kencang.
"Pipi kamu merah..." Deren tersenyum tipis.
"Klik..." Seat Belt Callista terlepas.
Callista me alingkan wajahnya ke arah jendela dan menelan ludah.
Deren pun turun dari mobil, lalu membukakan pintu untuk Callista.
Callista turun dari mobil.
Deren melingkarkan tangan Callista ke tangannya.
"Jaga-jaga kalo kamu nanti jatoh..." Deren tersenyum, lalu Deren dan Callista masuk ke gedung besar di tempat pesta.
"Hai Deren..." Seorang cowok dengan senyum lebarnya sedang bersalaman dengan Deren.
"Hai, Than..." Deren tersenyum lebar.
"Usaha lo makin sukses aja..."
"Kita sama kok..."
"Jelas beda dong...perusahaan lo menduduki juara satu, kalo gua yang ke dua..."
"Miris kan..."
"Terserah deh...oiya...cewek di samping lo siapa?" cowok itu menatap Callista.
"Ini calon istri gua...namanya Callista"
"Ohh Callista...kenalin...nama gua Nathan Ivander...panggil aja Nathan..." Nathan mengulurkan tangannya ke Callista.
Lalu di tepis oleh Deren "gausah pake salaman...".
"Pelit lo!" Nathan mengerutkan kening.
"Cantik banget...nemu dimana?" Bisik Nathan pada Deren.
"Lo kira barang!" Deren menonyol kepala Nathan pelan.
"Yaudah deh...mending kita minum" Nathan memanggil salah satu pelayan.
Nathan mengambil dua gelas minuman...seperti alkohol untuk Callista dan Deren.
"Aku_" ucapan Callsita terpotong.
"Dia gak minum ini..." Deren menjauhkan gelas itu dari Callista, lalu Deren menerima salah satu gelasnya.
"Okay...I like the way you protect it" Nathan tersenyum lebar.
Deren meghela nafas, lalu meminum minuman yang dia terima tadi.
"Kamu bisa minum alkohol?" Callista berbicara pelan.
"Tenang...aku gak akan mabuk..." Deren tersenyum.
Callista merasa tidak enak...
"Hai Deren...apa kabar mu?!" Seorang wanita seksi mendatangi Deren lalu hampir memeluk Deren.
Deren menahan salah satu bahunya.
"Stop...I can go crazy if close to your body. Itu mengelikan..."
"Okey...siapa dia?" Wanita itu menatap Callista.
"Calon istri..." Deren menarik salah satu sudut bibirnya.
"Kita ke duluan" Bisik Nathan pada wanita itu.
"Ini gila...cepat sekali kamu memakan korban"
"Gak lah...yang ini beneran...mana ada korban...ya kali Idul Adha..." Deren menaruh gelasnya di nampan salah satu pelayan.
"Semoga sukses..." Wanita itu tersenyum.
"Sukses jadi..." Nathan menaikkan kedua alisnya.
"Udah bercandanya?" Deren melirik ke wanita itu dan Nathan.
"Oke...aku mau bilang ke kamu kalo ada seseorang yang mau ketemu kamu di ruangan sana" Wanita itu berjalan membelakangi Nathan, Callista dan Deren.
"Callista maaf...aku tinggal sebentar ya...cuma sebentar...Nathan lo harus jagain dia...kali ini gua serius" Deren berjalan mengikuti Wanita itu.
"Mari berbincang..." Nathan mengajak Callista berjalan ke tempat dekat kolam, karena di sana hanya sedikit orangnya.
"Di sini saja...tidak terlalu banyak penganggu..." Nathan tersenyum.
Callista tidak tahu harus bagaimana...dia hanya nurut saja.
"Berapa lama kalian berhubungan?" Nathan bertanya.
"Satu bulan mungkin..." Callista menjawabnya.
"Wow...boleh aku jujur?"
"Silahkan.."
"Kau cantik...membuat Deren bersikeras mengenai sasaran yang tepat..."
"I do not understand...and I do not care"
"Lo terlalu kaku..." Nathan menarik salah satu sudut bibirnya.
Tiba-tiba ada salah satu orang yang menyenggol bahu Callista.
Callista hampir jatuh ke kolam renang, tapi Nathan lebih dulu menangkapnya.
"almost...are you all right?" Nathan melepaskan yang tangan yang melingkar di pinggang Callista.
"Fine" Callista sudah benar-benar merasa tidak nyaman.
Tiba-tiba Deren muncul.
"Kamu udah mau pulang?" Deren bertanya pada Callista.
Callista mengangguk "iya..." Sungguh Callista sudah tidak tahan.