Aodan berlari dengan napas terengah-engah, peluh membanjiri seluruh tubuhnya, mencari Luna ke setiap sudut perumahan dan akhirnya sampai ke rumah mereka.
"Luna!" teriaknya sambil memutar kenop pintu, melihat ke sekitar dengan bingung.
Keadaan rumah sangat berantakan, meja, kursi dan lemari semuanya berantakan seolah-olah rumah ini telah dinaiki rampok.
"Aodan ...."
Laki-laki itu langsung menoleh, menemukan Luan meringkuk di sudut dengan keadaan yang sangat menyedihkan.
"Kau terluka?" tanya Aodan dengan hati-hati, mendekati Luna dan menyeka air matanya. "Sesuatu terjadi? Apa Istvan tidak datang menemuimu?"
Luna masih terisak, terlihat linglung.
"Seseorang menyakitimu? Abigail?"
Luna menatap Aodan, menggelengkan kepalanya dengan pelan.
"Lalu ... lalu apa yang terjadi? Kenapa kau menangis?"
Aodan tidak tahan melihat kesedihan Luna, ia mengangkat tangannya dan menyekanya dengan pelan.
Luna tidak tahu harus memulainya dari mana, pikirannya berantakan.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com