webnovel

Aku melihatmu

Kebisingan dalam ruang putih yang membenarkan keluhan setiap nafas.

Jika busur panah melaju dalam udara, tekanan apa yang menghentikan jalan nya?

Kusimpulkan kehidupan negeri dongeng di bawah jendela.

Haruskah aku meminta maaf atas ketertarikan hati ini.

#Sandi.

"Sorry telat"

"Lo tadi ke kantor nganterin Bu Guru?" tanya kak Dito

"Hm"

"Gua kira udah ke tempat parkir duluan" ucap kak Dito mencairkan suasana

"Ayo buruan cabut, kesel dah gue." gerutu Sandi.

"Bukannya tadi gue udah bilang duluan aja, kenapa masih nungguin gue, gue bisa naik taxi" jelas kak Dito

'Gue kesel lihat Lo sama dia Kak. Gak ngerti banget sih Lo jadi kakak gue. Mendingan gue cabut'.

'Bayang bayang kemarin masih ingat di fikiran gue. Gue harap hari terakhir gue MOS ini bisa lindungin dia dan membawa kesan yang baik buat dia.' ucap Sandi dalam hati

Hujan begitu deras, sayatan hati berujung luka. Berdamailah dengan orang bermuka dua. Kupastikan luka dalam buku hijau. Berparkir dalam jembatan yang sempit, refleksikan hati per lahan pada cerminan kaca yang retak.

Sudahi kisah ini, dalam persahabatan tak ada yang paling mulia untuk saling memahami.

"San, buruan cabut" ucap kak Dito.

#Rumah Citra

"Mah, aku pulang. loh ko sepi. Mah, dimana? Mamah di dapur"

Aku berjalan dengan antusias menemui mamahku yang ada di dapur, hanya terhalang, gardeng pink pastel, aku bisa memastikan bahwa itu bayangan mamahku yang sedang memasak.

"Mah" akupun membuka gardeng tersebut dan tidak ada siapa siapa.

Akupun berjalan mundur sambil tersenyum dan berfikir positif, tak sengaja aku menyentuh pisau dan pisau itu melukai tanganku dan akhirnya pisau itu terjatuh tergeletak dilantai.

Akupun berjongkok mengambil pisau yang sudah kujatuhkan dengan hati gemetar..

Ketika aku mengambil pisau dan berjongkok aku berhadapan dengan sesosok makhluk berbaju merah dengan rambut terurai dan

'happ' aku mengambil pisau

seketika mata sesosok makhluk itu terbuka dan melihatku. Aku tidak bisa berkata apa apa.

Akupun lemas, tak berdaya hanya untuk berdiri, bagaimana mungkin makhluk itu berhadapan denganku secara langsung dan terang terangan di siang bolong. aku tak bisa menahan kakiku. Namun dengan sekuat tenaga aku berusaha berdiri, dan segera ingin lari dari dapur itu.

Akupun mencoba berpura pura tidak melihat apa apa, lalu berdiri dengan tergesa gesa dan pergi ke kamar.

Akupun berjalan melewati kamar orang tuaku dan kamarnya terbuka, aku melihat mamah sedang tidur di kamarnya.

Akupun berlari sekencang kencangnya ke kamarku, hanya untuk memastikan bahwa diriku nyata dan tidak sedang bermimpi. aku berdoa ingin segera bangun dari mimpi buruk ini.

Aku pergi membasuh mukaku dan bercermin, lalu mengganti pakaian ku, aku cukup lelah dengan hari ini. Mataku tak kuat melawan rasa kantuk, dan aku tidak ingat apa apa lagi.

"Citra, bangun, ayo makan dulu"

"Mamah?"

"Cepetan mamah tunggu di ruang makan"

"hemhh" jawabku dengan suara serak

Akupun pergi ke kamar mandi hanya untuk membasuh wajah.

"Nak, ayo makan."

di ruang makan

"Mah"

"Hemh"

"Kapan masak?"

"Tadi pas kamu lagi tidur"

"Oh"

"Tadi kamu ke dapur?" tebak mamah.

"iya"

"ngapain?" tanya mamah serius

"nggak apapa"

"Pisau nya ada di bawah, tadi mamah beresin pas lagi mau motong sayuran"

"syukur deh" celetuk ku

"Syukur kenapa?" tanya mamah

"iya ketemu pisaunya" jawabku dengan santai

"Kenapa tangan kamu?" tanya papah heran

"kena pisau pah" jawabku dengan santai

"Kamu gak kenapa napa?" tanya papah

"Gak apapa" jawabku.

"Kalau udah selesai makan, itu betadin ada di lemari, obatin lukanya nanti infeksi" ucap papahku tegas.

"Baik pah"

Kenapa hari ini aku mengantuk? padahal sudah tidur. Aku berjalan melewati tangga, dan mencari betadin untuk mengobati luka di tanganku. Aku kembali ke kamar hanya untuk merebahkan diri. Ku pejamkan mata sejenak melihat langit langit di sekitar kamar sambil menarik nafas panjang.

"Kriiik"

"Drrrrrt" suara pintu terbuka. aku mencoba membuka mata, namun tak bisa. Ingin ku menjatuhkan diri ke lantai karena badanku tidak bisa ku gerakkan.

'Apa yang salah denganku? mengapa begitu sulit untuk menggerakkan badanku. belaian dingin di ujung kaki terasa kasar, rasanya semakin mendekati tubuhku..

"Drrrrrt"

"Drrrrrt" aku yakin itu suara pintu kamarku, aku masih tidak bisa bangun. kenapa tanganku begitu terasa kasar dan seperti sedang di genggam, rasanya sakit sebelah dan sulit untuk di gerakkan. Aku membuka mataku

"Aku melihatmu" desisnya

Aku terbangun dan mataku terbuka, wajah kami saling berhadapan di atas langit langit.. aku berteriak sekencang kencangnya

"Aaaaaa, jauhi aku". ucapku..

"Citra..bangun nak"

"Citra.. bangunnn"

Mataku terbuka, tak terasa air mataku terjatuh begitu saja dan tak terbendung.

"Nak, badanmu semalam panas, jadi mamah nungguin kamu disini sambil mengompres pake air hangat. Kamu baik baik saja? Kamu kecapean?"

"Aku gak apapa mah, jam berapa mah sekarang?"

"Jam 4 pagi. Istirahat dulu, nanti mamah bilang ke gurumu, kamu sakit. Jadi jangan sekolah dulu"

"Gak apapa mah, aku sudah baikkan ko sekarang"

"Yasudah, mamah mau nyiapin dulu makanan sama masak, nanti mamah bangunin lagi kalau udah selesai"

"Baik mah"

"Mamah tinggal ya"

Mamah pun keluar dari kamarku. Terdengar dari luar, Papah memarahi mamahku

"Kalau Citra kenapa napa gimana?" Suara Papah terdengar samar samar

"Gak apapa, mungkin Citra cuma kelelahan, panasnya sudah turun, ayo bicara di kamar" begitulah yang aku dengar dari percakapan mereka..

Mimpiku semalam sangat menggangguku, dan membuatku semakin ketakutan, tapi aku berusaha melawan nya. Aku gak mau merepotkan semua orang, aku berusaha sekeras mungkin untuk tampil seperti biasa, meskipun aku tau, ini tidak seperti biasa nya. Kalimat "Aku melihatmu" dari mimpi itu, sangat menggangguku.

"Tuk" (suara lemparan batu kecil mengenai punggungku)

"ahhh, sakit siapa yang melempar batu ini? sial". akupun pergi ke kamar mandi untuk bersiap siap pergi berangkat ke sekolah.

Chương tiếp theo